-->
Menu
/

- Tips dari IDN Creative untuk Brand Tentang Marketing Strategy di Bulan Ramadan




Ramadan adalah bulan istimewa yang dinanti seluruh muslim di dunia termasuk Indonesia. Tahun ini menjadi Ramadan kedua yang harus kita lewati dalam kondisi pandemi. Pada Ramadan tahun lalu, praktis aku hanya di rumah saja, untuk jajan takjil saja aku gak berani, ditambah dalam keadaan hamil besar. 


Kalau mengingat Ramadan sebelumnya tanpa pandemi, aku bisa keluar rumah tiga kali, biasanya karena pekerjaan sebagai blogger dan influencer. Sekarang mah teteup di rumah saja. Beruntungnya memang ada smartphone, sehingga segala kebutuhan bisa diperoleh hanya dengan order online saja.


Kadang tanpa disadari, keterikatan diri ini dengan gawai semakin tinggi saja selama pandemi, ini kesadaran aku sebagai IRT ya, lalu gimana dengan generasi milenial dan Z? Tentu mereka lebih akrab lagi dengan gawainya, apakah gawai itu dipakai untuk belajar online, game, scroll sosial media, bikin konten atau malah shopping.


Hal ini menjadi perhatian brand yang gencar curi perhatian generasi milenial dan Z, yang mana mereka dianggap mempunyai daya beli tertinggi di antara generasi yang lain, apalagi di Ramadan, bulan dimana tingkat konsumsi masyarakat cukup meroket. 


Namun bagaimanakah agar brand atau pelaku usaha bisa mempertahankan relevansi sekaligus mendapatkan perhatian generasi milenial dan Z?


Nah, IDN Creative, sebuah agensi digital multi-platform yang fokus pada brand storytelling, kreasi konten dan aktivasi online serta menjangkau konsumen generasi milenial dan Z, membagikan insight-nya, penasarankan? Yuk, lanjut baca!


1.Speak Their Language


Meracik pesan untuk dapatkan perhatian generasi milenial dan Z di Indonesia adalah hal pertama yang harus jadi fokus brand. 


Bagi IDN Creative, brand sebaiknya beri perhatian khusus pada topik yang secara aktif dicari dan dikonsumsi oleh mereka selama Ramadan.


Hubungkan topik yang sedang hype tersebut ke dalam brand massage sehingga brand seolah menciptakan kedekatan personal dengan target audience.


Konten yang bersifat ringan, menurut penelitian IDN Creative, ternyata 2x lebih banyak dicari generasi milenial dan Z di Indonesia, selain itu pencarian konten dengan topik hiburan pun meningkat 6x dari biasanya.


Contohnya saja, artikel yang dimuat di platform IDN Media berjudul ‘5 Alasan Jangan Nonton Drama ‘World of Marriage Pas Puasa’ , menjadi bacaan ringan yang relate dan pas untuk temani mereka menunggu waktu berbuka.

2. Go Hyper-Local, Go Hyper-Relevant


Ramadan di masa pandemi membuat orang lebih banyak berada di rumah dan punya waktu untuk menyiapkan sajian berbuka yang beragam dan menarik. Hal ini terlihat dari meningkatnya pencarian konten menu dessert.


Data itu tentu harus dibarengi dengan penyesuaian konten yang ditayangkan, artinya output yang diperoleh akan lebih optimal jika ada relevansi antara konten dengan minat audiens.


Ramadan tahun lalu, IDN Creative menghubungkan brand susu kental manis dengan Yummy, salah satu unit bisnis IDN Media yang fokus pada konten kuliner. Nah, apa yang dilakukan IDN Creative? Yes, menstimulasi eksplorasi resep memakai produk Indomilk dari para audiens, lalu sembari tetap memenuhi ke-kepo-an audiens, IDN Creative memantiknya dengan memunculkan ide inovatif juga unik, susu kental manis juga bisa loh diolah untuk makanan gurih.


Intinya, brand harus bisa sampaikan cerita yang tepat, pada orang yang tepat, melalui media yang tepat, dan pada waktu yang tepat, kayak jodoh ya haha ^^


3. Tailor-made Your Stories


Terlalu banyak generalisasi pada konten, menurut IDN Creative, tak akan hasilkan output optimal. Mengapa? Karena generasi milenial dan Z punya perilaku dan preferensi yang beda.


Maka, penerapan pendekatan personal pada konten, tentu akan menyentuh mereka lebih dalam. Jika menerbitkan konten yang sama pada banyak publisher, silahkan buat penyesuaian terkait siapa audiens platform tersebut.


Di IDN Media sendiri, konten berjudul ‘5 Resep Takjil yang Bikin Ingat Masa Kecil’ yang dipublikasikan di IDN Times, tentu berbeda perspektif saat ditayangkan di Popmama.com, perspektif keluargalah yang dipakai. Sedangkan untuk platform Yummy, konten disajikan dalam bentuk video.


Dengan marketing strategy di bulan Ramadan seperti itu brand dapat menjangkau audiens dengan persona lebih beragam.


Wah menarik banget ya, seru juga kalau aku terapkan pada beberapa sosial mediaku, karena sekali lagi beda platform, beda treatment-nya, eaaaak.


Selamat menyambut Ramadan ya!

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.