-->
Menu
/

 - Yuk, Sukseskan Program Langit Biru Dimulai dari Penggunaan BBM Ramli -

 

Pernah kepikiran gak sih bahwa langit biru di bumi bakal gak selamanya biru?


Kalau aku pernah, apalagi saat bencana asap yang melanda Sumatera tahun 2019 lalu, subhanallah itu sungguh menyiksa. Baru-baru ini aku makin kepikiran usai nonton film Space Sweepers yang dibintangi Song Joong Ki, favorit human para drama Korea lovers haha.


Dikisahkan kondisi bumi tahun 2092 dalam keadaan sakit dan menyedihkan, dimana hutan sudah lenyap, digantikan gurun yang meluas, matahari redup, tanah menjadi asam, akibatnya tumbuhan tak satu pun dapat hidup di bumi.


Di sisi lain, ada tokoh yang berkuasa, memiliki perusahaan dan membangun rumah orbit. Jadi, kesejahteraan bumi yang dulu, dikomersilkan pada objek rumah orbit ini, siapa yang memiliki duit lebihlah yang dapat menikmati tinggal di rumah orbit yang dibuat persis layaknya bumi.


Sedangkan manusia yang tidak mampu, tetap tinggal di bumi dengan keadaan senantiasa bermasker oksigen agar tidak menghirup gas asam beracun efek udara di bumi yang sudah parah tercemar. 

 

Sumber: Film Space Sweepers

Sumber: Film Space Sweepers


Tentu apa yang digambarkan pada film tersebut jangan sampai terjadi. 


Nah, Bagaimana Agar Langit Indonesia Tetap Biru?


Pada, Rabu, 3 Maret 2021, aku menyimak Webinar dengan tema ‘Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru’ di YouTube Kantor Berita Radio ( KBR ) bekerjasama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI ).


Webinar tersebut berlangsung selama 4 jam dan menghadirkan banyak pakar, ada Pak Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI, Pak Dasrul Chaniago selaku Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, Citra Dyah Prastuti seorang Jurnalis, serta masih banyak lagi pembicara lainnya.

 

Pak Tulus -YLKI

 

Pak Dasrul - KLKH


Program Langit Biru Itu Apa?


Sekilas kata Langit Biru puitis ya, namun sayangnya tak sepuitis dalam pelaksanaan programnya. 


Ternyata program Langit Biru telah dibuat sejak 25 tahun lalu oleh Kementerian Lingkungan Hidup via Permen LH No.15 Tahun 1996 dan Kepmen LH No.141/2003  yang mengatur emisi gas buang pada ranmor ( BBM standar Euro 2 )


Peraturan terakhir program ini dikuatkan dengan Kepmen KLHK No.20/2017 yang mewajibkan ranmor menggunakan BBM standar Euro 4.


Lalu apa sih tujuan mulia dari program Langit Biru?


 Ya, program ini bertujuan mengantisipasi krisis lingkungan akibat polusi udara yang disebabkan oleh barang tidak bergerak dan atau barang bergerak. 


Nah, pasti pembaca penasaran, selama 25 tahun kita ngapain aja dengan program pemerintah dalam mempertahankan langit untuk Indonesia agar senantiasa biru?


Pada webinar ini aku paling suka sesi Mbak Citra yang memandang program ini dari sisi jurnalis.
Ada banyak hal yang membuat program langit biru gagal, diantaranya


-    Inkonsistensi pemerintah dalam menjalankan peraturan, apalagi jika musim pemilu tiba dan sistem kapitalislah yang memimpin.
-    Dominannya penggunaan energy fosil, khususnya BBM yang tidak ramah lingkungan, ditambah masyarakat lebih memilih BBM yang harganya murah
-    Minimnya edukasi pada masyarakat tentang dampak buruk penggunaan BBM tidak ramah lingkungan
-    Karena sebagian besar warga Indonesia masih menganggap polusi udara bukan tanggung jawab diri pribadi


Kenapa Sih Harus Membicarakan Langit Biru dan BBM Ramli ?


Sebelum menceritakan apa saja yang harus kita lakukan untuk mendukung program langit bitu, aku mau mengajak pembaca untuk sadar, sadar dengan apa yang sedang terjadi pada bumi kita, selama ini kita kayak pingsan gitu, 25 tahun pingsannya. 


Dulu waktu zaman sekolah, sering dengar istilah efek rumah kaca, global warming, makin kesini istilahnya makin banyak ada climate change, terakhir climate crisis.

 
Ternyata perkara istilah doang menampilkan respon emosi yang berbeda loh dan sangat mempengaruhi keputusan kita untuk berubah lebih peduli lingkungan atau malah semakin abai. 


Pada istilah global warming dan climate change, justru diartikan hanya pada kondisi alam nya saja, seolah-olah manusia gak terlibat dalam proses kerusakannya.


Menurut studi SPARK Neuro tahun 2019, istilah climate crisis lah yang mendapat respon emosional lebih, sebab kata ‘krisis’ diartikan manusia juga ada dalam skenario krisis iklim ini.


Hayo siapa selama ini yang ‘pingsan’ alias acuh tak acuh dengan istilah-istilah tersebut? Sekarang jangan abai lagi ya, yuk sini biar aku  ajak mempelihatkan ‘dosa’ yang telah kita sumbangkan pada bumi.  


Perubahan iklim terjadi secara pelan-pelan baik dari kegiatan manusia yang langsung maupun tidak langsung dan menyebabkan perubahan komposisi atmosfer.


Zaman sekolah pasti sering dengar ya gas rumah kaca, nah begini cerita si gas rumah kaca.  


Setiap hari sinar matahari menyinari, sistem bumi secara alami akan memantulkan kembali sebagian sinar matahari yang masuk ke bumi, lalu di atmosfer ada gas yang secara alamiah ada, namanya gas rumah kaca.


Fungsi gas rumah kaca sendiri adalah memerangkap sinar matahari supaya menjaga suhu bumi tetap hangat, sebenarnya bumi kita ini dingin banget, tapi karena ada gas rumah kaca, bumi jadi hangat dan bisa ditinggalin oleh manusia.


Sayangnya, setelah manusia temukan berbagai teknologi dan mengeksploitasi alam serta melakukan kegiatan lain yang cenderung rusak lingkungan maka terjadi peningkatan gas rumah kaca yang massif, sehingga jumlah gas rumah kaca jadi gak normal justru dan akhirnya malah memerangkap banyak panas. 


Ketika sinar matahari yang terperangkap semakin banyak, bumi pun semakin panas, sehingga suhu rata-rata meningkat. Saat suhu rata-rata bumi naik terjadilah perubahan atau anomali, yang menyebabkan banyak perubahan sistem bumi, salahsatunya musim.


Iklim itu adalah fenomena alam yang terjadi bertahun-tahun beda sama cuaca yang terjadinya harian, contoh paling sederhana, sekarang sudah mulai sulit menentukan musim di negara kita. 


Bumi yang besar ini dan memiliki gas yang buat dia makin panas, 90% nya disebabkan oleh kegiatan manusia. 


Sekarang jelas sudah firman Allah dalam QS. Ar-Rum: 41


Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( ke jalan yang benar )”


Maha besar kasih sayang Allah, saat ini kita diuji dengan perbuatan kita sendiri tapi Allah juga kasih kesempatan untuk kita sadar dan berubah.


Yuk, yuk berubah yuk, soalnya planet bumi kita cuma satu, ya kali buat rumah orbit, ya kali kelak kita mewariskan udara asam di bumi kepada anak cucu?


Mari dukung kesanggupan Presiden pada November 2015 untuk mengurangi emisi gas karbon 29-40% pada 2050.


Hijrah Bahan Bakar ke Bahan Bakar Minyak Ramli ( Ramah Lingkungan )


Ramli disini bukan nama BBM varian baru ya, tapi singkatan dari ramah lingkungan. 


Mengapa harus hijrah BBM?


Tahu gak bahwa beberapa kegiatan manusia yang sangat mempengaruhi iklim adalah penggunaan bahan bakar fosil, seperti pakai kendaraan yang menggunakan bbm, ketika dipakai hasilkan gas rumah kaca, dan memerangkap panas, semakin sering gunakan kendaraan, semakin banyak gas rumah kaca yang kita sumbangkan ke atmosfer.


Penggunaan listrik yang berbasis energi dengan bahan bakar fosil yaitu batu bara pun juga mendonasikan gas rumah kaca, maka, penting banget hemat listrik. Contoh sederhana, kadang kita suka sepele dengan meninggalkan cas hp dalam keadaan masih terpasang di stop kontak, itu boros energi.


Kerusakan hutan, setiap tahun di Indonesia terjadi kebakaran hutan, kebakaran hutan juga hasilkan gas rumah kaca yang cukup besar dan terakhir ada kegiatan industri, seperti pabrik, hasilkan gas rumah kaca, semakin sering kita pakai plastik, berarti kita ikut sumbang gas rumah kaca .


Tahun 2015, Indonesia berada di posisi ke 4 sebagai penghasil emisi gas rumah kaca. Wow!


Agar Program Langit Biru Tidak Sekadar Program 


Berhubung langit biru gak bisa dikavling, pinjam joke Mb Citra, dan demi mendapatkan hak atas lingkungan hidup yang sehat, maka kita gak bisa menunggu aksi pemerintah semata, saatnya kita 'bising dan bawel'.

Jadilah bising dan bawel ke pemerintah agar konsisten menjalankan program langit biru.


Saatnya gunakan BBM Ramah Lingkungan demi kesehatan bukan demi harga murah, karena harga murah justru mempercepat merusak kondisi mesin kendaraan kita, ruginya dobel. 


Gunakan energi listrik seperlunya

Bye-bye plastik sekali pakai

Jalankan prinsip cegah - pilah - olah sebelum memasukkan sampah ke dalam rumah karena pola konsumtif kita

Gabung bersama komunitas agar tetap semangat dan istiqomah mengawal langit biru 

 


 

 



Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.