-->
Menu
/

Tiga minggu lalu dapat rezeki dan kesempatan menghadiri seminar parenting yang mengundang psikolog Elly Risman. Idealnya kata Bu Elly ada lebih dari 60 pembahasan ilmu pengasuhan anak yang harus diketahui dan dipelajari orangtua, salahsatunya Ilmu Memberi Anak Mainan.

Penjelasan tentang ilmu memberi anak mainan, saya peroleh saat menonton acara Basa Basi Trans TV edisi (16/02/2016) Jangan Asal Memberi Anak Mainan, Berbahaya! Topik dari acara yang dibawakan oleh Cici Panda dan Wendi Cagur itu menurut saya menarik sekali. Sebelum mengundang Bu Elly Risman untuk duduk di meja bintang tamu, tampak artis Ratna Galih dan Asha Shara turut hadir melengkapi acara tersebut.

Sebagai pre test sejauh mana pemahaman penonton terhadap topik yang akan dibahas. Kedua host melempar sejumlah pertanyaan yang nantinya dijawab penonton dengan mengangkat salahsatu papan bertuliskan yes/no.

Diantara pertanyaan pre test yang dilontarkan yaitu,

Yes or No, Anak laki-laki bermain pistol-pistolan? Seluruhnya sepakat menjawab Yes

Yes or No, Anak perempuan bermain boneka monster? Sebagian menjawab Yes dan No. Kalau Bu Elly menjawab Yes

Yes or No, Anak laki-laki bermain mobil-mobilan tapi warna pink? Semuanya menjawab No hanya Bu Elly yang mengangkat papan Yes

Yes or No, Anak perempuan bermain make up dewasa? Bisa dipastikan dong ya semua menjawab Yes, namun Bu Elly malah menjawab No.

Beda banget ya orang yang punya ilmunya dengan yang belum, haha. Jawabannya pada berlawanan. Baiklah pada postingan ini saya coba sharing tentang isi acara dan pemaparan Bu Elly tentang Ilmu Memberi Anak Mainan, kemudian ditambah dengan penerapan yang saya lakukan terhadap Khalil (21 mos) saat memilih, membeli dan membuat mainan untuknya. Cekidot!

Menurut seorang psikolog khusus ahli permainan ( Bu Elly lupa namanya, yang jelas psikolog luar negeri) permainan yang paling baik adalah tubuh ayah ibunya sendiri.

Kok bisa?

Begini penjelasannya, sebab tubuh orangtua harus dieksplorasi anaknya. Misal, wajah bisa diapain aja? Bisa manyun, ketawa, senyum, dari sini anak diajak belajar mengenal ekspresi ^^. Selain itu anak jadi bisa lebih merekam wajah ayah ibunya dengan lebih lekat dan kegiatan ini juga menciptakan memori indah di ingatan anak kita.

Jadi sebenarnya alat permainan itu bisa berupa apa saja, bahkan Khalil kegiatan bongkar rak piring bisa jadi mainan buat dia, bongkar rak sepatu, gelundungin galon air yang kosong, nyusun-nyusun botol bekas, pokoknya ada aja idenya yang penting jadi mainan sama dia haha

Melanjutkan pemaparan Bu Elly, sebaiknya orangtua sediakan permainan yang mengandung paling tidak dua hal ini,

Mencipta, seperti pemainan lego atau balok.

Imajinasi, kalau kata Albert Einstein, imagination is more important than knowledge, pastikan orangtua menyediakan permainan yang bisa memancing imajinasi anak.

Lalu apakah cukup dengan dua hal itu saja? Tidak cukup jadilah orangtua yang constant available yakni selalu ada saat anak bermain, jangan instant available. Jelasnya begini, mari kita bedakan waktu bersama anak dan waktu dengan anak. Kalau kita menghabiskan waktu bersama anak berarti dalam satu lokasi orangtua dan anak berinteraksi bersama mulai dari hati, fisik dan pikiran sedangkan menghabiskan waktu dengan anak, memang secara fisik orangtua dan anak ada dalam satu lokasi tapi hati dan pikiran orangtua entah kemana.

Untuk anak 1-6 tahun, konsep bermain masih genderless, itu artinya anak cowok boleh main masak-masakan, sebab someday anak laki-laki kita akan merantau atau menikah dan bekal kemampuan masak makanan sederhana penting banget. Nah pastikan saat bermain, orangtua sebelumnya memberi petunjuk do/don’ts dan membuat area bermain masak-masakan yang bisa ditandai dengan selotip sehingga segala kemahaberantakan saat bermain tidak mengacaukan seluruh isi rumah.

Bolehkan perempuan bermain make up dewasa? Gak boleh kata Bu Elly, sesuaikan alat make up dengan usianya, berikan mainan make up untuk anak perempuan. Bagaimana dengan anak lelaki yang bermain alat make up emaknya? Pas banget ni kayak Khalil, saat emaknya berias, matanya gak berkedip melihat emaknya ngapain aja haha, begitu juga saat ayahnya di depan cermin, bahkan ia bisa meniru bagaimana ayahnya pakai deodorant. -_-

Jawaban Bu Elly tidak apa-apa asalkan orangtua menjelaskan bahwa alat make up tersebut punya ibu dan dipakai oleh perempuan. Dan mainan yang genderless ini pastikan gak dimainkan terus menerus, karena otak akan membentuk jaringan dan akan menjadi kebiasaan lalu membentuk perilaku, hiii…

Satu hal lagi yang berkaitan dengan genderless, membahas tentang genderless berarti udah masuk ranah seks dan seksualitas, seks berkaitan dengan kelamin sedangkan seksualitas adalah menunjukkan bagaimana cara seseorang berpikir, menyatakan dirinya dan bersikap. Dalam pengasuhan, konsep seksualitas inilah yang harus dibangun yakni dengan kata-kata dan perlakuan.

Jika hari ini kita masih remeh bermain memakaikan anak lelaki kerudung untuk lucu-lucuan, maka hati-hati sebab hal tersebut gak lucu untuk konsep diri.



Simpulan dari talkshow Basa Basi TransTV edisi Jangan Asal Memberi Anak Mainan, Berbahaya! adalah sediakanlah permainan yang bisa mengasah empat hal yakni kemampuan eksplorasinya, kreatifitas, imajinasi dan bisa memproyeksikan masa depan.

Saya dan Penyesalan Membelikan Khalil Mainan

Saya pernah menyesal membelikan Khalil mainan. Saat bulan-bulan pertama kelahirannya saya browsing dan baca artikel tentang stimulasi yang cocok untuk anak usia 0-3 bulan dan 3-6 bulan seterusnya. Ada satu artikel yang menyarankan untuk memberikan playmate.

Sempat googling juga playmate mana yang bagus, dan jatuh pada playmate yang harganya menurut saya agak mahal huhu, tapi dibeli juga haha. Setahun berlalu, eh ketemu permainan keren, dan disinilah saya menyesalnya, kenapa gak belikan mainan ini daripada playmate huhu.

Belajar dari pengalaman tersebut, saya jadi punya tips membelikan anak mainan, apalagi sekarang godaan mainan kece dan canggih bertebaran dimana-mana pun memilikinya mudah sekali hanya dengan ikut arisan atau nyicil, menggiurkan banget, namun lagi-lagi sadar, sebenarnya mainan itu untuk menyenangkan anak atau emaknya sih wuahaha sedangkan bapakenya merem melek bayarin mainannya haha.

Ada banyak pilihan untuk menyediakan permainan anak, apakah dengan mendatangi playground / tempat rekreasi, membuat mainan sendiri atau bahkan membeli. Kebanyakan yang buat galau emak adalah urusan membeli mainan sebab biaya untuk membeli mainan edukatif terkadang mampu membuat uang belanja emak terguncang haha.

Kami sebagai orangtua Khalil termasuk jarang mengajaknya ke tempat rekreasi, untuk itu saya gabung di komunitas parenting yang punya jadwal ngadain playdate, rencananya Khalil akan saya ikutkan saat usianya 2 tahun ke atas, bahkan saya juga sudah mengincar untuk mendaftarkan Khalil pada sebuah program kegiatan pra sekolah yang bisa dijalankan secara online dan offline.

Kemudian kadang (kalau) saya rajin, saya membuatkan mainan untuk Khalil dengan berbekal buku, browsing atau inspirasi dari grup wasap komunitas parenting yang saya ikuti.

Sedangkan persoalan mengadakan mainan Khalil dengan cara dibeli, saya punya tipsnya ^^

1.    Kumpulin Ilmunya 

Alhamdulillah udah dapat pencerahan dari Bu Elly Risman tentang memberi anak mainan. Dengan begitu, sebagai orangtua saya jadi tahu apa yang harus dilakukan.

Selain itu lengkapi ilmu memberi mainan anak dari buku-buku yang berkaitan, sehingga bila mendadak mati gaya, buku bisa jadi penyelamat haha.



2.    Pelajari Manfaat Mainannya

Betapa mainan edukatif yang canggih (dan mahal) bertebaran di temlen sosmed saya tiap hari. Kadang sampai mbatin ‘kayaknya nih cocok sama Khalil atau Wah, Khalil paling demen nih dengan mainan beginian’ -_-“, rasanya semua pengen diborong ya Mak, tapi gak mungkin haha.

Untuk itu saya pelajari dulu manfaat mainannya, kalau bisa lihat bentuknya secara fisik, selain bisa dijadikan modal untuk menjelaskan ke si ayah agar proposal pengajuan membeli mainan untuk Khalil bisa cair, pun memiliki pengetahuan tentang produk mainan tersebut juga membantu emak agar gak rugi dan gak menyesal di kemudian hari (soalnya harga mainannya mahal T_T)

3.    Teliti Sebelum Membeli 

Sebenarnya ketelitian berlaku saat membeli apa saja ya Mak, namun untuk membeli mainan anak harus lebih teliti lagi, lihat harganya (teteup  haha), perhatikan bahan mainannya apakah aman untuk anak, lalu printilan dari mainan tersebut apakah lengkap atau tidak, dll.

4.    Kumpulin Uangnya

Dan poin inilah yang paling penting dan menentukan, uang wkwk. Sebisa mungkin sih memanfaatkan masa promo. Terkadang kalau arisan, emak gak sabar menunggu, mending tahan selera, kumpul uangnya, beli cash, puasnya tuh disini ^^ di hati.

Gimana Mak? Atau emak punya tips lain? Share dong ^^

Khalil dan Mainan-Mainannya

Saya adalah emak yang paling selektif ( terkadang selektif dan pelit tampak beda tipis ya Mak haha) membeli mainan untuk Khalil. Alhamdulillah tiap kali dapat rezeki ntah itu berbentuk voucher belanja, pasti mikirnya pengen ditukar untuk membeli mainan Khalil ^^. Jadi ada tu satu mainan yang saya beli pakai voucher, senangnya emak.

Selain saya dan suami yang beli, mainan Khalil berasal dari kado yang diberikan om tantenya juga uci atoknya. Ada juga mainan lungsuran dari etek-eteknya (para adik ipar saya) berupa boneka seperti boneka beruang, monyet dan kelinci. Boneka ini bisa berfungsi sebagai alat bermain peran, apalagi kalau Khalil gak mau tidur, gak mau pakai baju usai mandi, dan tingkah Khalil lainnya yang buat kesabaran ayah bunda naik level haha.

Oya, selain dibeli, mainan Khalil kadang berupa barang bekas haha. Saya rajin ngumpulin tutup kotak susu uht, botol susu uht Khalil, dan benda lainnya dengan tujuan supaya suatu hari nanti barang-barang bekas ini bisa kepake untuk bahan membuat proyek-proyek do it yourself itu loh *_* sehingga ntar gak repot nyari bahannya ke abang-abang botot.

Kalau emak lagi males berkreasi, kami akan bermain di tempat tidur, gelut-gelutan, emak atau ayah jadi kuda lalu Khalil jadi koboi, main cilukba pakai selimut, main cung cung nek haha--itu loh permainan ayunan kaki dilipat sambil tiduran dan Khalil bergelantungan di kaki ^^.

Saat Bermain Bersama Khalil 

Bermain bersama Khalil sebisa mungkin saya mendampinginya dan menjadi orangtua yang constant available serta no gadget, full perhatian ke dia.

Khalil termasuk tipe anak yang ekspresif, jadi kalau ada permainan yang memerlukan gerak fisik, bisa girang bukan kepalang, lari sana sini tanpa mikir mana permukaan yang rata dan gak -_-“

Dan paling anteng kalau disodorin permainan susun menyusun benda, bila benda yang disusun jatuh dia kadang ketawa, seringnya kesel menangis sebab dia merasa gak berhasil mendirikan benda yang ia susun haha lucu.

Pernah gak Khalil bermain sesuatu yang membahayakan?

Pernah banget, seperti suka nyobain masukin jarinya ke baling-baling kipas angin yang sedang nyala, ah saya suka syok, namun mencoba tenang agar dia juga gak kaget, dan lalu saya menjelaskan bahwa hal tersebut berbahaya. Saat saya masak, pasti dia juga sibuk, sibuk membongkar rak piring. Khawatir banget kalau dia mengangkat piring kaca dan mug, untuk itu saya pun lebih dulu mengamankan dua benda itu.

Khalil bermain sensory play Oobleck! 

Demi meminimalisir hal-hal yang berbahaya, setting penataan perabot di rumah juga disederhanakan. Ruang tengah praktis lempeng, no sofa, no vas bunga kaca dan meja kaca. Intinya ciptakan rumah yang ramah anak. Nanti kalau anaknya dah gede baru deh mulai lagi koleksi kristal *eaaa, batu es kristal Mak?haha

Semisal Khalil ingin bermain panjat-panjatan, saya gak melarang, saya membiarkannya mencoba merasakan memanjat meja dan berdiri di atasnya sebanyak tiga kali dan tentunya dengan pengawasan, lebih dari itu suka gak suka, Khalil saya turunkan dari meja sebab berdiri di atas meja berbahaya dan meja bukan untuk tempat berdiri. ^^

Pun saat bermain sensory play, gak lepas dari pengawasan saya. Khawatir dia kunyah-kunyah tu beras, dia hambur-hamburkan tepung, dia masukin biji-bijian kacang hijau ke lubang-lubang yang ada di tubuhnya, ya Allah parno huhu. Pokoknya ekstra penjagaan deh kalau punya toddler begini *lap keringet.

Meskipun lelah menemani ia bermain, tapi bila dengan itu emosi anak terpenuhi, tumbuh kembangnya normal, perkembangan otak dan berpikirnya pesat, maka nikmat mana yang harus saya dustakan. MasyaAllah *_*

Usai Bermain, Pernah Khalil Tiba-Tiba…

Berhubung siang hari Khalil full bermain bersama saya, kali ia bosan ya kalau bermain bersama saya lagi saat malam haha. Sehingga kalau Kak Alya dan Kak Wawa yang tinggal di sebelah rumah  datang, Khalil pasti lupa diri haha.

Permainan bersama kakak-kakaknya kadang ekstrim -_-“ , main petak umpet, main sepak bola, main kejar-kejaran, atau main naik turun becak motor atok yang diparkir di teras rumah.

Kalau sudah begitu, pernah Khalil tiba-tiba naik suhu tubuhnya, sehingga semaleman emaknya begadang, sebab Khalil kalau udah demam maunya digendong melulu atau nenen sepanjang malam. Sungguh membuat saya cemas, karena saya punya riwayat kejang-kejang ketika demam, dan katanya hal tersebut keturunan. Ketika Khalil demam, saya wajib siaga yakni segera membuat ramuan minyak bawang, membuat perasan air dari daun rambutan, dan meminta Khalil untuk banyak-banyak minum air putih, sesekali cek suhu tubuh dengan thermometer. Jika demam sudah mencapai suhu 38-40 dercel, segera minumkan sirup pereda demam.

Wahai anak, terlalu senang pun saat bermain bisa membuat emak cemas ^^

Children learn as they play. Most importantly, in play children learn how to learn
-Fred Donaldson-
Semoga Bermanfaat!

33 comments:

  1. Demam merupakan kondisi dimana imun sedang berjuang melawan virus dan bakteri, pun demam merupakan tanda bahwa imunitas anak dgn kondisi baik bukan begitu mbak zee ? Bermanfaaat sekali postingan nya.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali Pak, ^^ bapak cerdas banget sik. ketika demamnya udah tinggi, saya gak berani tunda utk ngasi obat Pak huhu

      Delete
  2. kereeeen Maaak! good luck ;) aku suka aku suka..

    btw ramuan bawang katanya ga ada efeknya.. kata dokter next ga dbolehin lagi. sesekali coba pake deh mak, panas. kasian euy

    ReplyDelete
    Replies
    1. minyak bawang ramuan obat sekeluarga Mak haha, utk Khalil diiriskan bawang yg paling kecil dan campuran minyaknya adalah baby oil lalu sedikit minyak telon, atau kadang minyak butbut, panas-panas jambulah Mak. Alhamdulillah oke insyaAllah Mak

      Delete
  3. Jadi ingat Kirana-nya ibuk @retnohening, mak Zee pun jadi teman main Olil. Iya ya Mak, gak semua mainan menarik itu cocok buat anak, mesti disesuaikan dg usia dan gender. Daku nnti mau ngenalin buku sama anak, ya itu pun disesuaikan. Pingin anak cinta buku

    ReplyDelete
    Replies
    1. pinjem lah Mak happy little soulnya haha, tapi ntar aku beli aja deh.

      utk menanamkan cinta buku pun jg dari dini sekali ya kan mak, kenalkan buku dengan cara yg menyenangkan ^^

      Delete
  4. Ohh..Pantesan ya kita harus berhati hati dengan apa yang anak lihat, akan menimbulkan persepsi sendiri apabila tidak dijelaskan ke anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yes mak, anak paling jago merekam sesuatu ke alam bawa sadarnya, kita sebagai ortu hati-hatilah menjaga omongan ^^

      Delete
  5. Iya ya, kita ga bisa sembarangan ngasih mainan, harus diliat dulu bermanfaat atau enggaknya. Jadi ingat suami cerita waktu kecil tiap minta dibeliin mainan pasti ibu bakal lama nganalisa dulu kira-kira bener boleh engga buat usia suamiku saat itu.
    Terimakasih tipsnya ya, Mbak

    ReplyDelete
  6. mak...ihhh elly risman emang kece badai ya..baru tau ilmu2 tentang memilih mainan untuk anak yang sesuai usia dan gender. Semoga kita semakin bijak untuk membeli mainan yang sekiranya dibutuhkan anak..atau dibutuhkan emaknya? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, semoga bermanfaat ya Mak ^^

      Delete
  7. Aihh..Khalil pintarnya. Sehat-sehat terus ya nak :)

    ReplyDelete
  8. Mbak nufa aku belum menikah tapi aku selalu suka dengan tulisan parenting macam ini.

    Aku nikmatin tulisannya karena bersifat knowledge bukan curhat hahaha dan ga kerasa in the end ternyata lagi ikut lomba.
    Semoga menang ya lombanya.

    I think being mom is awesome ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. really awesome, ^^ rasain deh suatu hari nanti :-)

      Delete
  9. Wah bukunya lengkap nih. Btw pinjam doong... Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe boleeeh, mau pinjem yg mana nih mba?

      Delete
  10. Dulu sempat asal beli mainan buat anak. Teryata memang harus hati2 ya membeli buat anak. Sekarang sih udah gede jadi tahu apa yang tepat buat dia

    ReplyDelete
    Replies
    1. tu kan Mak, rasanya pengen dibeli semua ya kan mak agar anak bahagia, huhu

      Delete
  11. Jadi nggak boleh sembarangan ya mba :-D
    wahh ilmu banget nih.

    ReplyDelete
  12. Wah... ternyata permainan yang paling baik bagi anak adalah tubuh ayah dan ibunya sendiri ya... murah meriah,dong hihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. emaaang Mak haha, sekalian ciptain bonding juga kan dg anak *eaa

      Delete
  13. Wah makasih ilmunya ya mbak.
    Ini anak2ku jg masih main kubiarin main apa aja, meski yg cewek main mobil, yg cowok main masak2an.
    Pelan2 kita arahkan, skrng tumbuhkan dulu imainasinya
    TFS

    ReplyDelete
  14. aku harus banyak belajar neh ilmu membeli mainan

    ReplyDelete
  15. Mainan anak anakku made in japan. Beli di fleamarket eeaa xixixi alhamdulillah meski barang bekas tapi awet bisa turun temurun. Makasih sharing ilmunya mba zee ❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asyik banget yaaaa, gimana sih rasa mainan yg dibeli di Japan Mak? ^^ aku norak haha

      Delete
  16. Info yang komplit..plit...Makasih, Mbak:)

    Memang sering mata ijo lihat macam-macam mainan..apalagi pas ada diskonan..Ternyata musti pilah pilih dulu yaaaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama mak, mataku juga ijo haha, kdg pas dibeli belum tentu anak suka ya kan Mak

      Delete
  17. Hiksss...kadang aku masih angot2an nih kalo nemenin Kak Ghifa main.

    ReplyDelete
  18. Nice info mba, sangat bermanfaat 👍🏻😊

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.