-->
Menu
/

PROLOG MATERI #5
KELAS MATRIKULASI BATCH 4
INSTITUT IBU PROFESIONAL

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR
Senin, 12 Juni 2017


Disusun oleh Tim Matrikulasi - Institut Ibu Profesional

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? Kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar.

Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat, sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik  atau customized curriculum untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.

Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yang senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.

Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati, maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa, maka akan terasa berat atau sulit.

Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.

Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan

Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih, dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah. Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.

Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita?

Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
  1. Belajar hal berbeda.
  2. Cara belajar yang berbeda.
  3. Semangat belajar yang berbeda.

Belajar Hal Berbeda

Apa saja yang perlu di pelajari ?

Yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

  • Menguatkan Iman. Ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya.
  • Menumbuhkan karakter yang baik.
  • Menemukan passionnya (panggilan hatinya).
Cara Belajar Berbeda

Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya. Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreativitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.

Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak-anak kita untuk bertanya.

Misalnya :
 Ibu jari : How
 Jari telunjuk : Where
 Jari tengah : What
 Jari manis : When
 Jari kelingking : Who
 Kedua telapak tangan di buka : Why
 Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one

Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berpikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal, akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berpikirnya.

Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dengan aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi, tidak sulit hanya butuh kemauan saja.

Jika dulu kita hanya menelan informasi dari guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik.

Apa itu berpikir skeptik?

Berpikir skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.

Semangat Belajar Yang Berbeda

Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
  1.  Tidak hanya sekedar mengejar nilai raport, akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
  2.  Tidak sekedar meraih ijazah/gelar, tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas, maka pada saat berada di tempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah, tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).

Yang harus dipahami,

Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita.

Bagaimanakah dengan strategi belajarnya?

Strategi belajarnya adalah dengan menggunakan: strategi meninggikan gunung, bukan meratakan lembah

Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal-hal yang mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya, jika anak suka bola, maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola. Dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.

Sebaliknya jangan meratakan lembah yaitu dengan menutupi kekurangannya.
Misalnya, apabila anak kita tidak pandai matematika, justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan membuat anak menjadi semakin stress.

Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan/kelebihannya, maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.

Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar, akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.

Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar?

Caranya adalah :
  1. Mengetahui apa yang anak-anak mau/minati.
  2. Mengetahui tujuannya, cita-citanya.
  3. Mengetahui passionnya.
Jika sudah mengerjakan itu semua, maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.

Good is not enough anymore we have to be different.

Baik saja itu tidak cukup, tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).

Peran kita sebagai orang tua: 


  • Sebagai pemandu : usia 0-8 tahun.
  • Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun. Kalau tidak, maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya.
  • Sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun ke atas.
Cara mengetahui passion anak adalah:
  1. Observation (pengamatan).
  2. Engage (terlibat).
  3. Watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak).
  4.  Perbanyak ragam kegiatan anak, olahraga, seni dan lain-lain. 
  5. Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
  6. Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka, maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berpikir anak dengan:
  1. Melatih anak untuk belajar bertanya. Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
  2. Belajar menuliskan hasil pengamatannya belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya.
  3. Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari.
  4. Kemampuan berpikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita!

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :
Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014
Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009
-----------------------------
NICE HOMEWORK #5

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR (Learning  How to Learn)


Setelah malam kemarin kita mempelajari tentang Learning How to Learn maka kali ini kita akan praktik membuat Design Pembelajaran ala kita.

Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktikkan learning how to learn dalam membuat NHW #5.

Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.

Bukan hasil sempurna yang kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yang perlu anda share-kan ke teman-teman yang lain.

Selamat berpikir dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
--------------------------

Nurul Fauziah
PESERTA MIIP BATCH #4

Remedial
Nice Homework #5 


BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR


Kalimat kunci dari tugas kelima ini adalah,

MUNCULKAN RASA INGIN TAHU BUNDA SEMUA TENTANG APA ITU DESAIN PEMBELAJARAN!

Tugas tersebut tantangan sekali buat saya, haha soalnya secara tidak langsung turut menguji keilmuan yang pernah saya pelajari waktu zaman kuliah keguruan dulu, huhu

Adapun panduan saya menyelesaikan tugas ini selain browsing, saya juga kembali membaca buku Gurunya Manusia yang ditulis Munif Chatib dan berulang kali membaca materi IIP, Belajar Bagaimana Caranya Belajar serta membuka kembali materi pelatihan Fasilitasi dan Komunikasi yang pernah saya ikuti. Saya kunyah-kunyah dan saya resapi. Namun apakah yang terjadi? Saya bingung, hahaha. Tapi gak apa kebingungan adalah respon positif dari proses belajar *eaak

Oke supaya lebih asoy lagi menikmati dan menyelesaikan NHW #5 ini, yok sama-sama kenalan dengan desain pembelajaran, tapi sebelumnya mari kembali memaknai arti belajar dan pembelajaran yang bersumber dari blog isnaizakiya.wordpress.com.

Belajar adalah

suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat.

Pembelajaran adalah

Proses transfer ilmu yang melibatkan sistem dalam dunia pendidikan yaitu, guru, peserta didik, materi, tujuan dan alat.Nah agar pembelajaran tersebut berlangsung efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai serta diterima dengan baik oleh peserta didik, maka perlu perencanaan dan desain pembelajaran.

Sampai sini pelan-pelan pikiran kita mulai terbuka ya kan Mak, maklumlah emak-emak daya tangkapnya mulai lobet haha. Sekarang jeda dulu, mari kita seruput teh dan cemilan yang masih hangat. Kalau gak ada, ya bayangin aja haha..

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik (Wikipedia.org).

Ntu pengertian berdasarkan Om Wiki, sekarang balik lagi ke website isnaizakiya. Kata Desain berasal dari Bahasa Inggris Design artinya perencanaan atau rancangan. Sebagian mengartikan persiapan. Sedangkan dalam ilmu manajemen pendidikan atau kalau ilmu administrasi pendidikan, istilah perencanaan lebih dikenal dengan planning

Planning adalah persiapan menyusun keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan pekerjaan yang terarah agar tercapainya tujuan tertentu.

Lalu dibuku Gurunya Manusia, berdasarkan pemikiran J.R. David, Wina Senjaya 2008) makna perencanaan gak jauh-jauh dari strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran tersendiri adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Jadi, makna desain pembelajaran, didetilkan lagi dipelaksanaan dari makna strategi pembelajara.. Nah loh tambah bingung, bwuahahah.

Lebih lanjut tentang strategi pembelajaran, menurut Rowntree ( Wina Senjaya, 2008) strategi pembelajaran ada dua:

1.    Exposition-Discovery Learning
Exposition Learning
adalah strategi pembelajaran dengan cara menjelaskan secara rinci materi yang akan dipelajari, sedangkan siswa cenderung mendengarkan dan merasakan sajian materinya.

Discovering learning  adalah strategi pembelajaran yang meminta siswa melakukan observasi, eksperimen hingga mendapatkan hasil dari penelitian tersebut.

2.    Group-Individual Learning
Group Learning 
adalah strategi pembelajaran dengan berkelompok. Strategi ini membuat siswa berinteraksi dalam memecahkan masalah yang diberikan guru.

Individual Learning  strategi pembelajaran yang meminta siswa untuk belajar sendiri, menyelesaikan masalah sendiri.

Masih dikutip dari buku Gurunya Manusia-Munif Chatib, strategi-strategi pembelajaran di atas harus mengandung beberapa unsur di bawah ini agar pelaksanaannya di medan perang menjadi lebih maksimal.

Menurut Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)  ada empat unsur strategi tiap usaha, termasuk strategi pembelajaran ya kan Mak. Oke ini dia penjabarannya…
  • Dalam strategi pembelajaran sebaiknya tetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran  yakni perubahan perilaku seperti apa yang diharapkan dari perilaku dan pribadi peserta didik. Disinilah berperan yang namanya silabus terutama indikator hasil belajar.
  • Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang paling efektif.  Dan pendekatan yang dipandang paling efektif adalah student centered approach.
  • Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah seperti prosedur, metode dan teknik pembelajaran. Agar lebih mudah dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran, maka pendidik haruslah mengetahui gaya belajar siswanya.
  • Menetapkan norma dan batas minimum ukuran keberhasilan. Nah, strategi yang baik menurut Munif adalah dilengkapi dengan rubrik penilaian autentik.
Lebih lanjut, karena strategi pembelajaran sifatnya konseptual, maka dalam pelaksanaannya, strategi diwujudkan dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu dengan teknik pembelajaran beragam.

Sekilas tentang Metode Pembelajaran 

Wah kalau sudah kenal dengan belajar, pembelajaran, kemudian desain pembelajaran hingga ke strategi pembelajaran, sebenarnya udah enak dalam melangkah. Apalagi buat emak yang radarnya agar lemah kayak saya haha, setelah memahami itu semua, dalam perjalanan saya yang pastinya gak lepas dari haus menuntut ilmu sana sini, tentunya sangat berguna saat menerapkannya kepada si kecil yang fitrah belajarnya sedang bermekaran.

Daripada postingan ini ngegantung, karena yang namanya digantung itu gak enak *eaak apalagi saat nonton drama korea sedang seru-serunya eh disambit iklan, pasti gak enak banget haha. Lah ini kenapa jadi melebar opening nya wkwkw.

Di Inggris sana, strategi merupakan a plan of operation achieving something, jika strategi adalah sebuah rencana demi mencapai suatu tujuan, maka metode adalah a way in achieving something, maka kita perlu cara atau metode untuk mewujudkan rencana itu agar tujuan tercapai,

Singkatnya, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis agar tujuan pembelajaran tercapai.

Kalau di gugling, metode pembelajaran ini segambreng adanya dan seru-seru pulak seperti metode presentasi, diskusi, simulasi dan lain lain

Sekilas Tentang Teknik Pembelajaran

Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran didetilkan dalam bentuk teknik pembelajaran. Sehingga teknik pembelajaran merupakan cara seseorang dalam mengimplementasikan metode pembelajaran secara spesifik. Misalnya saja metode diskusi yang diterapkan pada sekelompok siswa yang aktif dan pasif tentu beda teknik pembelajaran yang digunakan.

Hmm…sepertinya tugas NHW#5 ini menjadikan saya lebih paham dan memang pas sekali diterapkan untuk proses pembelajaran Khalil saat ini, gak hanya untuk Khalil tapi saya juga yang sedang dalam proses menyelesaikan pendidikan di Institut Ibu Profesional.

Semoga Bermanfaat!

2 comments:

  1. Wah ini bermanfaat banget mba sharing nya. Bookmark ah. Makasih sudah berbagi ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah dikunjungi sama Mb Gesi ^^, trims udah mampir mbak. Semoga bermanfaat postingan ini yang rasa tugas,soalnya sedang belajar di Institut Ibu Profesional hehe

      Delete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.