-->
Disela-sela pengerjaan
skripshock, masih sempat pula daku nonton film ckckckck #jitak diri sendiri.
Yalah, namanya juga selingan,
jika di force terus bisa putus saraf2
otak yang ada. Oke, kali ini wahai para movie freak, khususnya india movie
freak. Tentu kamu tidak melewatkan film yang satu ini dong? We are Family
(2011), ntah kenapa setelah sukses My Name is Khan, film india sekarang berbau
kebarat2an yah, yang setting-nya di Inggris, London or Amrik, belum lagi yang
bahasa indianya bercampur bahasa inggris, pokoknya film india sekarang tu yah,
minimalis banget, Minimalis rasa indianya, taria-tarian juga berkurang, gak
kayak film india yang jadul dulu, ada masalah dikit nari, ada bahagia nari, ada
marah2 nari, ah, tiada hari tanpa nari dah, pusing @_@, gimana gak pusing, tiap
kali nari, pasti muter2 tiang listrik ato gak muter2 di taman bunga dan padang
rumput, cape deh #pingsan.
Yap, kita tinggalkan segala hal
yang gak nyambung. Back to the topic. We are Family adalah film stepmom karya Christoper Colombus tapi
ni yang versi indianya. Film india apa yang nggak sukses di tangan Karan Johar?
Termasuk We are Family adalah hasil dari tangan dingin produser terkenal itu.
Karena daku belum pernah nonton stepmom, jadi belum bisa membuat
perbandingan. Alkisah, Aman (Arjun Rampal) telah bercerai dengan istrinya, Maya
(Kajol). Demi menjaga kondisi mental anak2nya atas kenyataan ortu mereka yang
telah bercerai, mereka sepakat untuk tetap kompak menjaga dan merawat anak2.
Setiap weekend anak2 dijemput dan
nginap ditempat sang ayah, selebihnya anak2 bersama ibunya, namun setiap even
penting dari kegiatan anak2 di sekolah, keduanya pasti menyempatkan diri untuk
hadir, layaknya sebuah keluarga utuh padahal aslinya dah retak-retak *T_T,
sampai disini, kenapa harus ada perceraian, ya Allah?*
Semua berjalan lancar, sampai
suatu hari Aman telah jatuh cinta lagi dan memperkenalkan Shreya, kepada
anak2nya. Tentu saja ini tidak mudah, anak2 sudah mencap bahwa Shreya bakal
jadi penghalang utama atas perhatian ayah mereka kepada mereka.
Berbagai tindakan penolakan dari
anak2 Aman dialami Shreya. Bahkan Shreya dijuluki ‘D’ oleh Anjeli yang artinya
penyihir. Shreya kesal, namun lambat laun, anak2 mulai berdamai dengannya.
Konflik mulai menajam saat Maya
divonis mengidap kanker rahim stadium akut. Wuaah…saatnya penonton dibuat
termehek2.
Menjelang hari-hari terakhirnya,
Maya memutuskan untuk memanggil Shreya dan memintanya menginap di rumah.
Tujuannya, jika suatu hari Maya meninggal, Shreya lah yang akan menjadi
pengganti ibu bagi anak2nya. Shreya ternyata mampu mengambil hati anak2 Maya
dan Aman, melihat hal itu, timbul kecemburuan di hati Maya. Rumitkan? Iya memang
rumit hehehehe.
Dua
Bunda dalam 1 Atap
Suka deh nonton film yang
inspiratif begini, oke pelan-pelan kita komen ya ttg film ini, menurut aku, yah
namanya juga film, tapi ya dikomen aja lah ya.
Terkadang daku masih tidak
mengerti dengan keputusan orang dewasa yang menikah lalu bercerai, hmm…betapa
banyak korban-korban perasaan yang bergelatakan, dan entah sampai kapan luka
itu akan mengering atau selamanya menganga.
Lalu saat Maya divonis mengidap
kanker, Aman memutuskan kembali ke Maya, padahal mereka sudah bercerai. Sulit
juga sih posisi kang Aman, tapi apa ndak ada keluarga Maya gitu, yang bisa
membantunya menjalani hari-hari terakhirnya, ini mah kagak, Aman dan Maya,
malah hidup bersama dalam satu atap, weleh…weleh..itu namanya zina ya kan?, ya,
semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang seperti itu ya, kalo cerai ya
cerai saja. Ntah ngapain kemaren ntu pake cerai segala? #kenapa jadi penonton
yg esmosi??? *nenggak teh manis dingin*
Nah, yang bikin esmosi penonton
lagi, ide Maya yang mengajak Shreya tinggal di rumahnya, bayangin, mantan istri
dan mantan pacar, bersatu dalam 1 atap, can
you imagine that?, kalo aku jadi anak2 mereka, beh dah bingung dari
kemaren2. Tapi yah itu tadi, namanya juga film. Hmm…lagi2 We are Family. Hehehehe.
Happy Watching ja deh!
Quote yang guwe suka adalah saat…Shreya
dan Maya berdialog di taman, ceritanya Maya membujuk Shreya nginap di rumah,
maka terjadilah dialog seperti berikut:
Shreya: Aku wanita karier, Maya,
bukan tipe seorang ibu
Maya: (tersenyum) Jika kau
seorang wanita, maka kau adalah tipe seorang ibu, …let me tell you…Setiap gadis
memiliki formula ibu yang tersembunyi di dalam dirinya, segera setelah ia
lahir, wanita karier sepertimu lupa ini, tapi ketika saatnya tiba, kau akan
ingat segalanya.
Apapun itu, jika kita keluarga,
maka tidak ada posisi yang bisa menggantikan posisi yang lainnya, setiap peran
keluarga punya posisinya masing2 dan itu tak akan tergantikan. Selamanya
menjejak di hati. Aseeekkk ^^
Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha