Pengarang : Abdi Siregar
Halaman : 181 halaman
Cetakan : I , September 2018
Penerbit : Wahana Resolusi
-Menjadi Ayah Teladan di Kehidupan Yang Keras-
Bismillah,
Assalamualaykum,
Ada sebuah kalimat bijak yang bunyinya seperti ini,
Satu orang ayah yang penuh kasih sayang akan jauh lebih berharga daripada 100 guru di sekolah
Peran ayah belakangan agaknya sangat digaungkan, karena negeri ini darurat peran ayah. Ayah sekarang tenggelam dalam hiruk pikuk game online, ayah sibuk membangun bisnis masa depan, ayah lebih bahagia dengan smartphone-nya.
Padalah sejak 1400 tahun lalu, idealnya peran ayah gak berubah, yaitu menjadi teladan dan kepala sekolah bagi anak-anaknya.
Allah merekam dialog ayah dengan anaknya sebanyak 14 kali dalam Al-Qur’an sedangkan dialog ibu dengan anaknya hanya 2 kali. Siapakah para ayah yang diabadikan dalam Al-Qur’an? Ada Nabi Adam, Nuh, Luqman Al-Hakim, Nabi Ismail AS dan Nabi Ishaq AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Muhammad SAW.
Hal ini berarti proses pendidikan anak dalam keluarga, porsi terbanyak adalah dilakukan oleh sang ayah.
Aku juga jadi teringat kisah Hasan Al Banna, pendiri organisasi kepemudaan di Mesir yang fenomenal itu, Ikhwanul Muslimin dan aku masih on progress baca biografinya huhu. Gak mudah menjadi ujung tombak sebuah gerakan Islam saat itu, agenda dakwah padat merayap tapi seorang Hasan Al Banna masih sempat menjalankan fungsi dan posisinya sebagai suami bagi istri dan ayah bagi anak-anaknya.
Dalam kesibukannya, Hasan Al Banna masih sempat membawakan roti untuk anaknya yang di sekolah, sempat memperhatikan bacaan anaknya yang dari komik langsung digantinya kepada bacaan kisah Salahudin Al-Ayubi.
Hasan Al Banna juga sempatkan diri menemani anaknya makan malam, bahkan menulis catatan perkembangan anaknya loh. Luarbiasa kan, terniat jadi Ayah.
sumber: Hikmah Book Shop |
Seperti halnya Hasan Al Banna, begitu jugalah Rusli dalam Novel karya Abdi Siregar, seorang anggota Forum Lingkar Pena dan pegiat Komunitas Penulis Forum Literasi Santri Padang Lawas.
Di kisahkan seorang pemuda bernama Rusli, seorang buruh pabrik kerupuk yang jatuh cinta pada Maya, teman kerjanya. Kemudian mereka menikah dan memiliki seorang anak bernama Mara.
Mara ini sebenarnya yang jadi tokoh utama, tapi peran Rusli cukup kuat dan menguatkan tokoh Mara.
Rusli adalah pria idaman wanita, pekerja keras, penyayang, namun duit tak banyak, hanya impian dan kesholehan yang ia genggam kuat agar gak goyah menjalani hidup serba tak pasti ini.
Ada kalimat Wak Burhan yang Rusli ingat dan jadi pemantik semangatnya untuk terus giat bekerja demi keluarga kecil Rusli,
Seorang suami yang mencari nafkah untuk keluarganya, makai a diumpamakan seperti orang yang sedang berjihad di jalan Allah, dosa-dosanya selama mencari rezeki itu akan diampunkan Allah ( Hal.50)Mara diceritakan sebagai anak SD yang doyan baca cerita misteri tapi aslinya dia penakut, selain itu Mara juga anak yang keras, disinilah konflik muncul dan menampakkan bagaimana reaksi Rusli sang pria idaman wanita, apakah dia juga idaman anak lelakinya?
Lalu impian apa sih yang dititipkan Rusli, sehingga Mara begitu setengah mati ingin mengejarnya, meski tampak tak mungkin melihat kondisi mereka? huhu. Pastinya gak mudah menghadapi situasi berat begini bagi anak kelas 4 SD.
Novel Mengejar Impian Ayah : Kisah Inspirasi Ayah Mendidik Anak Lelaki
Novel Mengejar Impian Ayah bersetting di Pematang Siantar, sebuah kota berjarak 128 km dari kota Medan.
Pengarang tak banyak mengeksplor tempat ini tapi ada beberapa kata gaul khas lokal yang melengkapi dialog para tokohnya seperti,
Deking ( hal. 9 ), jogal ( hal.14) , patentengan (64)
Kemudian, novel ini bertamburan pembelajaran hidup dari seorang Ayah Teladan khas Rusli, duh adem dan terharu bacanya huhu.
Ada adegan saat Mara, meminjam buku tanpa izin pihak perpustakaan sekolah, dan itu haram bagi Rusli, lalu bagaimana reaksi Rusli?
Kalau penasaran reaksi Rusli, cus baca novelnya, hehe, kabarin aku kalau berminat yah.
Yang jelas aku suka value yang ditanamkan Rusli pada anaknya meskipun hidup dikelilingi jerat kemiskinan.
Seingin apapun jangan pernah mengambil milik orang lain tanpa izin ( hal. 85 )
Dan memang pelajaran hidup kayak begitu, kudu ayah yang ngasi tahu, secara kalau Ayah yang ngomong entah kenapa daya serap ke hati anak itu beda, coba emak yang ngomong, haha. Beda lah pokoknya. Omongan ayah kayak ada hipnotisnya gitu, sehingga mudah membuat anak termenung, bahkan menangis menyesal huhu. Itu kalau ayah teladan ya, kalau ayah sebaliknya, efek ke anak dan istri bisa mengerikan.
Apakah kalian merasakannya juga? Atau pengen punya Ayah kayak Rusli? Atau belajar dari kisah Rusli trus kelak auto pengen jadi Ayah teladan dan menginspirasi? Semoga ya, Aamiin.
Satu lagi ini sebagai penutup resensi Novel Mengejar Impian Ayah, yaitu pada halaman 117, tahukah tugas ayah sebenarnya dalam hidup ini?
Mengupayakan bagaimana agar putranya ( anaknya ) memiliki ilmu akhirat dan dunia
MasyaAllah, bukan sepele ya tugas ayah, pantesan ganjarannya syurga, kalau mudah mah pasti ganjarannya gratis paket kuota internet setahun.
Lalu aku suka jalan cerita dari novel Mengejar Impian Ayah ini, sebab pembaca gak diberi jeda, abis ini kejutan apalagi ya yang menimpa Mara, Mara buat keisengan apa lagi. Kemudian, pada bagian konflik penulis seakan membuat tokoh protagonis tersiksa banget tapi ternyata enggak, tokoh antagonis dapat porsi ya pas dan setimpal juga haha.
Oiya, meskipun masih ada typo , penulisan kata yang kurang di beberapa bagian novel, namun itu tak menjadi masalah sebab gak menganggu jalan cerita kok.
Selamat Membaca ya!
Semoga bermanfaat ^^
Ditunggu novel selanjutnya ya Bang Abdi 😊
Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha