-->
Menu
/


Bismillah,
Assalamualaykum,

Siapa yang sudah menanti tulisanku selanjutnya dari Kuliah Whatsapp Serial Keluarga yang diadakan oleh Sakeluarga?

*krik krik krik :-D

Bagi Ayah Bunda yang ketinggalan tulisan tentang Kuliah Whatsapp Serial Keluarga pertama, boleh intip disini yah,

( Baca Juga :  Bagaimana Sih Peran Ayah yang Sesungguhnya dalam Pengasuhan?

Pada Kuliah Whatsapp Serial Keluarga kali ini, digelar pada Sabtu, 13 Juli 2019, jam 19.30-22.00 dengan pemateri Drs. Asep Chaerul Gani seorang psikolog dan penulis buku Forgiveness Therapy.


Sekilas seperti mudah yah berdamai dengan diri sendiri dan memaafkan masa lalu, tapi ketika menjalaninya kok ya berat banget atau ada yang merasa diri baik-baik saja tapi ternyata saat marah, aslinya keluar, bahkan melebihi karakter komik Marvel, si manusia raksasa berwarna hijau, Hulk.

Sebenarnya ada apa sih dengan diri kita?

Sebelum sampai ke cerita perjalanan Kulwap bersama Pak Asep. Aku mencoba menuliskan catatan tentang berdamai dengan diri sendiri dan memaafkan masa lalu dari beberapa kulwap dan pelatihan yang pernah aku ikuti.

Mengapa? Kok aku baik kali hahaha *apaan sih?

Karena menurutku, damai dengan diri sendiri adalah hal yang paling mendasaaar sekali yang harus lebih dahulu selesai, apalagi bagi seorang ibu.

Belum lagi beberapa ayat dalam Al Qur’an bilang begini, apa-apa itu bermula dari diri kita, selamatkan diri kita, baru bisa selamatkan orang lain.

Jadi, udah gak laku ya bawa-bawa prinsip hidupnya lilin, menerangi orang lain eh diri dia terbakar, habis. Sama-sama selamat, sama-sama terang kok ya lebih adil gitu hehe.

Tentang Memaknai Hidup dengan Menerima dan Memaafkan

Materi dengan judul di atas aku dapat saat mengikuti segmen NGOBRAS, Ngobrol Bareng Rabu Siang, sebuah program yang ada di Hijrah Islamic Parenting Community, dengan pemateri Mb Innu Virgiani seorang psikolog klinis dewasa.

Mb Innu juga jadi pemateri di Kuliah Whatsapp Serial Keluarga, bawakan materi apa? Ntar tunggu tulisan selanjutnya yah.

Kalau ditanya, apa sih makna hidup kita ini?

Di awal penyampaian Mba Innu mengingatkan kita bahwa hidup kita ini sebentaaaar banget, paling banter 63 tahun, sedangkan kehidupan setelahnya jauuuuh lebih lama, lalu kenapa kita sia-siakan hidup di dunia untuk sesuatu yang sia-sia dan bahkan sampai menzolimi diri.

Seolah-olah tatkala melihat hari kiamat itu, mereka tidaklah hidup ( di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu siang atau sesaat di waktu dhuha 
(QS. An-Nazi’at: 46)

Dan menjawab makna hidup sebenarnya, Allah udah kasih tahu loh, dan kita tinggal menjalankan dan menaatinya.

Emang apaan?

Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku ( adz-Dzariyat : 56) 

Sederhana aja kan, tapi gemilaunya dunia sungguh sangat menggoda terkadang.
Makna hidup dalam psikologi dikembangkan oleh Victor Frankl,

Makna hidup merupakan proses penemuan suatu hakekat yang sangat berarti bagi individu

Pertanyaannya tulis Mb Innu,

Apakah kita akan selalu memaknai hal itu dalam aktivitas sehari-hari? 

Gak mb, lupa kabeh huhu

Apakah kita merasa mendidik anak-anak sebenarnya adalah juga untuk beribadah pada Allah?

Yang ini sudah mulai ku tanam dalam alam bawah sadar mb, makanya komitmen ini yang buat emosiku agak stabil saat ngadepin ayahnya Olil eh Olil maksudnya

Apakah kita sadar setiap kali menahan amarah pada anak, bahwa Allah menyukai hal tersebut dan kita melakukannya untuk harapkan ridho Allah?

Sadar mb, sadaaar, se sadar sadarnya T_T, makanya hadis Laa taghdob walakal Jannah selalu aku rapal kayak mantra, biar ingat

Apakah kita menghayati dalam melakukan penerimaan, pemaafan kepada diri kita, masa lalu kita, kita melakukannya untuk mengimani ‘takdir’ kita, untuk ridho pada ketentuan Allah dan untuk beribadah padaNya?

Belakangan sudah mulai menghayati, habis kena ceramah langsung dengan Emak Safithri dan Ummi Kurniasari, juga guruku yang lain

Apakah ketika kita memiliki masalah dengan suami, kita dapat tetap lemah lembut terhadapnya, karena Allah menyukai hal demikian dan kita melakukannya untuk dapatkan kasih sayang Allah dan beribadah padaNya?

Astaghfirullah Mb Innu, inilah yang paling berat daripada menghadapi Olil, jujur aku masih terus berlatih urusan ini, kadang sampe minta usap dan hembus ubun-ubunku pada si Aa’, agar jadi istri ta’at.

Apakah setiap kali kita merasa kekurangan uang, ditipu, dizolimi orang, kurang perhatian suami, orangtua, capek, lelah, marah, bosan, kesal, sedih, sakit hati, sakit fisik dan lain lain, tapi kita tetap sanggup bersabar dan bersyukur?

Ya Allah T_T

Bukankah sikap seorang muslim hanya ada dua jika ditimpa kesedihan dan kesusahan, yakni Sabar dan Syukur? Dan kita melakukannya lagi-lagi untuk dapatkan rahmatNya, beribadah padaNya ?
Iya Mb Innu, ya Allah malu T_T

Masih merasa memiliki masa lalu yang kelam, tidak menyenangkan dan traumatis?
Kalau masih, yok kita menyelam bukan ke dasar laut tapi ke dasar diri kita tentang penerimaan dan pemaafan.

Tentang Penerimaan

Pernah ngalamin gak kondisi kita udah terima suatu keadaan tapi saat menceritakannya lagi atau saat mengingatnya, eh kita masih berurai air mata, masih marraaah dan perasaan lainnya?

Aku pernah, nah dalam kondisi begitu, aku lebih memilih menghindar dulu huhu

Penerimaan adalah penilaian positif terhadap kondisi dan keadaan diri, dengan mengenali kelebihan atau kekurangan diri, lalu individu tersebut mampu dan bersedia untuk hidup dengan segala karakteristik yang ada dalam dirinya, dengan merasa merasakan nyaman dan puas terhadap dirinya, baik pada masa kini maupun masa lalu, serta yakin akan kualitas yang dimilikinya dan memahami keterbatasan dirinya. 

Arti singkat dari penerimaan diri ini adalah tahu diri :-D kalau kata orang Medan.

Lalu bagaimana ciri kalau kita sudah punya penerimaan diri yang baik?

- Menerima diri sendiri apa adanya, termasuk kehidupan masa lalu
- Tidak menolak diri sendiri jika punya kekurangan dan kelemahan, secara manusia gak ada yang sempurna
- Punya keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai dan dihargai orang lain. Seseorang merasa berharga maka gak perlu harus merasa benar benar sempurna, sebab cinta itu tulus.
- Punya keyakinan bahwa dia mampu untuk hasilkan kerja yang berguna

Sepenting apa sih penerimaan diri ini?

Penting bangeeet, kata Ryff (1996) agar terwujud kondisi sehat secara fisik dan mental. Kemudian kata Hurlock (1974) penerimaan diri jadi salahsatu faktor seseorang itu bahagia sehingga punya penyesuaian diri yang baik

Bahaya dari penerimaan diri yang rendah kata Corsini (2002) dapat menimbulkan gangguan emosional.

Nah loh, udah sampai mana nih penerimaan kita terhadap diri sendiri?

Terus bagaimana menghadapi masa lalu yang gak menyenangkan?

Terimalah, tulis Mb Innu. Ikuti prinsip-prinsip penerimaan diri yang dapat dilihat dari defenisi di atas. Pastinya masa lalu itu berharga, membuat kita jadi pribadi kuat.

Jika merasa penerimaan diri belum baik? ya gak apa-apa semua perlu proses. Beberapa waktu lalu dengar ceramah Ustadz Hanan Attaki, yang diperlukan hanyalah dada yang lapang. Tahu apa yang dipersiapkan Musa sebelum menghadapi Fir’aun? Berdoa minta Allah lapangkan dadanya, doanya ada dalam Al Qur’an Surah Thoha ayat 25-28.

Jadi lanjut Mb Innu, terima diri, terima masa lalu, terima orang tua kita, suami, keluarga dan semua yang terjadi dalam hidup kita, karena semua yang terjadi pun karena izin Allah dan salah satu rukun iman adalah menerima takdir.

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS: At-Taghabun: 11

Perjalanan Kulwap Bersama Pak Asep

Sekilas tentang Pak Asep, ia bernama lengkap Drs Asep Haerul Gani, Psikolog seorang dosen lulusan Universitas Indonesia, penulis buku Forgiveness Therapy. Saat ini beraktivitas juga sebagai trainer  dan konselor keluarga.

Pengantar diskusi dari Pak Asep super singkat tapi udah bisa ditebaklah, penjelasannya gak sesederhana itu wkwkw.

Pak Asep mengawali materi dengan definisi pemaafan. Pemaafan adalah 

- saat seseorang secara rasional menentukan kalau dia diperlakukan gak adil.
- Mengabaikan pelampiasan dendam dan tanggapan sejenis
- Berusaha keras menanggapi pembuat kesalahan dengan didasari prinsip moral Belas Kasih seperti perasaan kasihan, penghargaan tanpa syarat, murah hati dan cinta moral

Nah, pemaafan versi kamu yang mana?

Kita lanjut yah, masuk sesi tanya jawab. Ada 14 pertanyaan yang telah dicatat, namun dalam postingan ini agak aku singkat saja bilamana ada konten pertanyaan yang agak mirip.

1.Q: Pertanyaan pertama ini puanjang mukaddimahnya diawali dengan curhat huhu. Dengan masa kecil Bunda Fulanah yang buruk dengan hidup bersama orangtua yang kerap bertengkar, ayah yang memukul ibu, kemudian ketika sudah berumah tangga Bunda Fulanah ini punya suami yang belum proaktif membantu urusan di rumah. Pertanyaannya apakah Bunda Fulanah ini bakat innerchild negatif kah? Bagaimana agar bisa sabar hadapi anak saat kelelahan?

A: Kemarahan adalah hal wajar yang muncul saat lelah. Persoal innerchild dalam kasus Bunda Fulanah tidak ditemukan jika penyebabnya hanya sekadar karena lelah lalu marah. Tentang perilaku suami yang jauh dari ekspektasi, hal ini bukan terkait innerchild, Bunda Fulanah hanya perlu diskusi santai dengan suami sampaikan  hal yang Bunda inginkan

Berikut pertanyaan datang dari pak bapak, dan sepertinya mewakili apa yang terjadi di rumah kami haha

2.Q: Bagaimana mengatur emosi anak dan ayah, saat anak usia 4 tahun melakukan hal tidak baik pada orang lain atau diri sendiri?

A: Tugas orangtua tulis Pak Asep adalah sebagai coach atau pelatih emosi anak. Jadi emosi itu dilatih Gaes huhu, jadi sembari melatih emosi anak, orangtuanya juga nih, sehingga pada saat anak memunculkan emosi negatifnya, orangtua tetap tenang menghadapinya, lain cerita kalau sama-sama tantrum :-D  Nah sebagai pelatih apa yang harus dilakukan?

- Kenalkan nama-nama emosi yang sedang dialami anak, seperti: senang, marah, sedih, kecewa
- Ajarkan cara mengungkapkan emosi yang tepat
- Ajarkan pada anak mana yang boleh dan tidak

Pertanyaan selanjutnya juga mewakili apa yang aku rasakan haha. Tapi orangtua gak sampai bertengkar hebat sik

3.Q: Bagaimana mengontrol emosi yang mudah marah pada kesalahan kecil orang lain? Apakah efek trauma pertengkaran orangtua masa kecil berpengaruh?

A:  Jawaban Pak Asep begini, kemungkinan ada 2, efek trauma masa kecil dan kita belum tahu dan belum bertindak tepat bagaimana mengendalikan emosi. Untuk efek pertama silahkan jumpai psikolog klinis terdekat, efek kedua silahkan belajar kepada orang yang sudah piawai mengendalikan emosi

Kemudian ada pertanyaan dari Mbak Annisa

4.Q: Bagaimana menghilangkan trauma masa lalu yang penyebabnya diri sendiri? Kemudian gimana sih membentuk pola pikir positif, sebab merasa terpengaruh lingkungan keluarga yang pelit beri semangat, kepercayaan dan motivasi positif?

A: Tau gak jawaban Pak Asep apa? Yup belajar memaafkan diri sendiri, caranya dengan menulis surat untuk diri sendiri yang isinya mengungkapkan apa yang kita hayati atas perbuatan kita di masa lalu, menyatakan kalau kita telah menerima diri yang lakukan kekeliruan itu, dan mengizinkan diri untuk beranjak memulai hal baru.

Hal ini senantiasa aku lakukan, makanya buku harian masa kecilku banyak wkwkw, mulai dari kelas 6 SD, efek dari menulis ini, aku gak begitu ingat kejadian sedih yang aku alami masa itu, karena sudah aku jejakkan dalam tulisan.

Jika merasa hidup dikelilingi orang berpikiran negatif, cus mulailah berteman dengan orang positif.

5.Q: Mitos atau fakta dengan keponakan yang sering tantrum dan menurut orang harus di rukyah lalu bagaimana dengan seseorang yang didiagnosa gangguan jiwa, apakah rukyah itu solusi? Bagaimana sisi psikologi dan Islam melihat ini?

A: Psikolog memandang tantrum adalah hal normal terjadi pada anak yang biasa disebabkan karena lelah, lapar, ingin BAK/BAB atau ingin sampaikan sesuatu tapi gak tau caranya. Maka perlu bimbingan dan latihan dari orangtua.

Mengenai gangguan jiwa, psikolog memandang hal ini berbeda dengan Rukyah

6.Q: Pertanyaan berikut berasal dari Mba Osa yang saat SMP mengalami kasus pelecehan seksual, saat tidur tubuhnya diraba oleh sepupu yang tinggal serumah, waktu kejadian terbangun dan tahu apa yang dialami, Mb Osa marah tapi gak sanggup berkata apa-apa bahkan cerita, nah sekarang sudah menikah namun gak yakin apakah emosi saat itu sudah sepenuhnya selesai? Lalu bagaimana cara melupakan mantan? Kemudian bagaimana membantu mamah yang kesulitan dengan emosinya sendiri dan tidak mudah terima nasihat?

A: Pak Asep jawab begini, bahwa Bu Osa tidak perlu khawatir, saat ibu menuliskan cerita ini apa yang dirasakan? Jika yang muncul perasaan tenang, artinya ibu tidak alami Gangguan Stres Pasca Trauma, sebaliknya bila alami perasaan takut, cemas, detak jantung cepat, mimpi buruk itu tanda ibu alami gangguan dan harus temui psikolog klinis.

Tips melupakan mantan ala Pak Asep, bayangkan seperti nonton bioskop dengan adegan film perjalanan kisah dengan mantan, lalu bayangkan ibu sebagai editor film yang memotong adegan yang gak disuka termasuk yang menyenangkan, lakukan latihan ini berulang ulang.
Ubah cara bersikap dengan mamah, tidak usah dipersoalkan, cukup menerima perilaku mamah yang mungkin sulit diubah

7.Q: Bagaimana melakukan penyembuhan innerchild untuk diri sendiri?

A: Pak Asep menjawab dengan menyuruh menulis, pertama tuliskan seluruh pengalaman buruk yang diingat bersama Ibu kemudian urai satu persatu pengalaman buruk itu

a. Apa persisnya yang dialami oleh diri anda?
b. Apa persisnya yang dipikirkan diri anda saat itu?
c. Apa persisnya yang dirasakan diri anda saat itu?
d. Apa persisnya yang ingin diungkapkan diri anda saat itu
e. Lakukan cara pada poin d dengan membayangkan sedang melakukan atau anda boleh mengekspresikannya dalam bentuk tulisan

8.Q: Apa yang bisa dilakukan pasangan jika suami/istri belum berdamai dengan masa lalu?

A: Prinsipnya kita hanya dapat mengajak orang lain untuk mengubah diri, perubahan hanya optimal jika orang tersebut mau berubah.

Ikut campur hanya bila orang tersebut mengundang anda untuk ikut campur atau minta bantuan
Saran untuk temui psikolog baik dilakukan saat orang tersebut menyatakan perlu bantuan ahli
9.Q: Makna baper dalam psikologi apa sih? Baper jadi semacam pengabaian terhadap perasaan orang lain. Bagaimana cara manajemen emosi sebab saya lebih suka menarik diri dibanding menyelesaikan masalah itu sendiri?

A:  Baper atau bawa perasaan/sensitif merupakan istilah untuk menggambarkan orang yang TERLALU peka terhadap sebuah stimulus. Lawannya NDABLEG/cuek/mati rasa.

Dalam hubungan sosial tentu kita perlu kenal dan menghargai juga toleran dengan orang lain.
Buat kita yang dianggap baper perlu latih diri untuk sedikit ndableg. Caranya dengan latihan agar sesuatu yang disampaikan orang lain itu merupakan hal yang netral, biasa aja, gak ada tuh kaitannya dengan diri kita secara langsung. Mulai belajar bersikap assertif.

10.Q: Bagaimana cara mengendalikan marah saat anak rewel yang gak jelas? Lalu jika marah terlanjur terjadi ke anak, gimana cara efektif minta maaf pada anak?

A: Pastinya kita akan dapat menangani orang rewel saat kondisi emosi kita juga lagi tenang dan damai, jadi cukup beri ruang dan waktu untuk anak rewel. Pahami kebutuhannya dan penuhilah. Bisa jadi dia lapar, ngantuk, dll

Caranya, bangun komunikasi dengan anak, lalu tanya ‘apa yang anak pikirkan saat anda marah? Apa yang anak rasakan saat anda marah?’

Kemudian ambil tindakan tepat sesuai jawaban anak, dan sampaikan ‘ayah keliru, ayah mohon maaf ya Nak’

11.Q: Bagaimana menyikapi teman-teman wanita suami saat mereka berkomunikasi dengan suami?

A: Pak Asep menyapa ibu ini dengan hai Bunda Anonim yang khawatir kehilangan suami ^^

1. Pada prinsipnya kalau mau hidup bahagia dan nyaman, ayok kenali mana yang ada dalam kendali kita dan mana yang diluar kendali
2. Mana perilaku suami bersama mantan teman wanitanya yang dalam kendali ibu. Lakukan yang ibu mampu
3. Mana perilaku suami bersama mantan teman wanitanya yang diluar kendali ibu, lalu cari cara tepat untuk menyikapinya
4. Bila ingin bahagia, fokuslah pada tindakan yang buat ibu bahagia
5. Belajar untuk abai, cuek dan tak peduli pada hal yang membuat diri menderita, terpuruk dan jauh dari diri yang bahagia

12.Q: Bagaimana menjaga semangat bila pasangan belum mau diajak selaras dalam ilmu pengasuhan? Lalu bagaimana menghadapi kondisi pasangan gak mau melakukan rencana pengasuhan, keuangan, liburan bersama sama?

A:  Menghadapi kondisi seperti itu Pak Asep menyarankan bahwa kita perlu memastikan diri punya energi konstan dan ajeg karena waktu yang dibutuhkan akan sangat lama. Sekarang yang harus dilakukan adalah syukuri apa yang sudah ada dalam diri pasangan, untuk hal yang belum ada dalam diri pasangan hadapi dengan sabar, komunikasi perlahan hingga pasangan memahami. Fokus saja dengan proses yang ibu dapat lakukan

Sebagai keluarga tidak semua harus dilakukan bersama-sama, mulai cari waktu diskusi apa saja dalam keluarga ibu yang:
- dapat dilakukan sama
- dilakukan suami, istri ikut
- dilakukan istri, suami ikut
- dilakukan masing-masing

Apa yang ibu alami sejatinya lebih menggambarkan kalau dalam hal tertentu suami mempercayai ibu
yang melakukannya.

13.Q: Bagaimana memperbaiki konsep diri yang terlanjur buruk sejak kecil berujung melukai hati diri sendiri dan orang lain?

A: Ibu tahu dan sadar sekarang ada hal keliru di masa lalu, sekarang saatnya ambil peran bertanggungjawab untuk diri sendiri dan menjadi diri yang ibu inginkan. Caranya,
1. Mulai tuliskan diri seperti apa yang ibu inginkan
2. Mulai berikan penghargaan pada diri sendiri
3. Mulai sayangi diri sendiri
4. Lihat lagi jawaban no. 7
5. Temui psikologi klinis untuk mitra dalam mengobati luka dan membina diri jadi lebih baik

14. Q: Bagaimana memaknai konflik diantara kedua orangtua ? Apakah harus memihak atau bagaimana?

A: Mohon sikapi dengan bijak sikap ibu anda. Jadi setelah selesai menyimak kisah ibu anda, baiknya ajukan pertanyaan berikut,

- Apa sesungguhnya yang  ibu mau?
- Apa yang bisa kami lakukan sebagai anak untuk membantu ibu mencapai yang diingkan?
- Apa yang perlu saya dan anak-ana ibu yang lain lakukan kepada ayah agar kami tetap jaga hormat pada ayah?

Kadang keluhan curhatan pada orangtua/orang yang sudah sepuh tidak dipandang sebagai hal yang sebenarnya tapi cukup pandang bahwa oh ini isyarat bahwa ibu kita sedang perlu perhatian, kasih sayang, kepedulian dan cinta.

Alhamdulillah selesai sudaaah ^^ dan rasanya aku ingin bahas satu per satu pertanyaan yang ada menjadi sebuah tulisan atau bahan diskusi.

Semoga Allah berkehendak dan memudahkan yah.

More info tentang Sakeluarga dan jadwal kulwap parenting terbaru, segera follow IG nya ya disini.

17 comments:

  1. MasyaAllah kak. Kap lengkap ya ini, bermanfaat bgt. Ibarat daku yang sedang lapar haus menahan dahaga terus diajakin makan di rumah makan Sederhana. Terima kasih udah mencatat ilmu ini kak zee

    ReplyDelete
  2. sama-sama sayang, semoga segera pulih ya (hati) nya *eaak

    ReplyDelete
  3. Makasih banget mba zee ilmu yang sudah diikat ini, sangat bermanfaat dan membuat diri ini yang tau tapi bolak balik khilaf menjadi lebih sering belajar.
    Semoga semakin baik lagi ke depannya dalam menerima diri dan juga mengasuh anak.

    Memang benar, emosi itu dilatih.
    Emak memang harus banyak berlatih sebelum juga melatih anak.
    Karena nantinya juga dia melihat bagaimana tampilan kita ketika marah. Dan biasanya anak akan menirunya

    ReplyDelete
  4. Berdamai dengan diri sendiri juga hrs mau berdamai dg inner child kita. Kemungkinan potret diri kita saat ini merupakan hasil bentukan dan pengaruh masa kecil atau masa lalu. Makasih sharingnya Zee, menambah wawasan.

    ReplyDelete
  5. Wah pokok bahasannya banyak sekali kak, suka deh dengan jawaban lugasnya pak asep yg ttg baper dan innerchild :)

    ReplyDelete
  6. Makasih kaaak. Noted bgt apalagi buat yg mau halal wkwk

    ReplyDelete
  7. Sadar akan kelebihan dan kekurangan diri memang bisa buat kita lebih menerima diri sendiri, tanpa mencari objek lain untuk disalahkan. Proses nya bertahap kak, dan sampai sekarang aku masih melakukan terapi hati ini dengan menulis.

    ReplyDelete
  8. JAdi teringat materi emak Safitri... Hiks, masih belum goal ni nerapinnya. Masih sering kelepasan.Yang bikin tambah sedih gak bisa merechange secara langsung lagi ma beliau.

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah, klo bahas ini memang panjang ya selalu,, benar diri ini jarang yg kurang Terima, ga ikhlas. Itulah kadang Allah negur kita dgn caranya masing2 sesuai kesanggupannya.

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah kak tulisan kk selalu memotivasi sy :)

    ReplyDelete
  11. Seringnya itu, kita menghargai diri, nyaman dg segala keterbatasan. Gak memandang rendah diri sendiri dan orla. Eh, org ke kita sebaliknya. Untunglah masuk ke artikel ini,
    "Punya keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai dan dihargai orang lain."
    kita gak butuh penghargaan, tapi ketulusan

    ReplyDelete
  12. Waaah keren ini sih, mah. Berdamai dengan diri sendiri adalah kunci bahagia. Bagi orang-orang yang belum berdamai dengan dirinya sendiri bisa menghalangi langkah untuk maju. Makanya Move on itu perlu

    ReplyDelete
  13. Berdamai dengan diri sendiri! Bagus banget ini kak postingannya sebagai self reminder.

    ReplyDelete
  14. Yass.. Selesai dulu dengan diri sendiri baru lanjuut ya kak. Karena alam bawah sadar lbh spontan reaksinya.

    ReplyDelete
  15. Walaupun ada banyak hal dari masa lalu yg harus diperbaiki. Namun yg utama tetap harus berdamai dulu dengan hati.

    ReplyDelete
  16. Aku belum bisa nih, Kak. Susah.. barangkali, ini dia yg menghambat jalanku sekarang.

    ReplyDelete
  17. Susah susah gampang sih ini,tapi ya banyakan susah nya hehe

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.