-->
Menu
/

PROLOG MATERI #3
KELAS MATRIKULASI BATCH# 4
INSTITUT IBU PROFESIONAL


MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Selasa, 30 Mei 2017


Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya

Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita.

Oleh karena itu, sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh. Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendak-Nya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.

Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “misi spesifiknya”, tugas kita memahami kehendak-Nya. Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita.

Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini. Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.

Darimana kita harus memulainya?

PRA NIKAH


Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:

a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam" sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.

Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,

ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA, AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK


NIKAH

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?

Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?

Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita di sini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.

a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.

Karena,

IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
(Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak)

Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalan-Nya.

Karena, orang yang sudah berjalan di jalan-Nya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus-menerus mengejar uang dan peluang.

Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.

Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan. Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

*SUMBER BACAAN*
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016

------------------------------------------------------------------------------ 
NICE HOMEWORK #3

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH  

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah", maka pekan ini kita akan belajar mempraktikkannya satu per satu.

PRA NIKAH

a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema *“UNTUKMU CALON IMAMKU”*.
b. Lihatlah diri anda, tuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri anda.
c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendak-Nya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa  anda dihadirkan di lingkungan ini?

NIKAH

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
b. Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. Kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan di sini?

ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

Bagi anda yang saat ini sedang mendidik anak-anak anda sendirian tanpa kehadiran pasangan hidup kita.

a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita”, sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.
b. Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. Kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasia-Nya  sehingga kita diberi ujian, tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yang kita miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan di sini?

Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani, sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
----------------------------------------------------------------------------------------

Nurul Fauziah
PESERTA MIIP BATCH #4
Remedial
Nice Homework #3 Membangun Peradaban dari Dalam Rumah


Makin lama makin berat pe er nya ya mak *lap keringet, bayangin aja ternyata kita bisa lo membangun peradaban dari dalam rumah, tapi ada caranya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penuh dengan kontemplasi di bawah ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Udah, saya udah buat surat cinta yang berisikan alasan kuat bahwa suami layak menjadi ayah bagi anak saya. Ternyata responnya dapat segaris senyum dan mata yang berbinar dari si ayah hehehe.

Ya udah deh gak ngarep (padahal ngarep banget) balasan dengan surat pula, yang penting si ayah tahu ungkapan bahwa dia adalah ayah juara untuk anak-anak saya kelak.

Sebelum melanjutkan penyelesaian NHW#3 ini ternyata ada masalah yang jauuuuh lebih penting untuk diselesaikan selain mengungkapkan alasan-alasan kenapa suami layak menjadi ayah terbaik untuk anak-anak, yakni masalah komunikasi suami istri.

Akhirnya saya buat surat lagi untuk suami, kali ini isinya adalah rekaman black box yang selama ini saya pendam dan berefek menjadi sampah emosi yang berujung pada menurunnya kondisi kesehatan saya pun anak juga ikut menular sakit.

Ada suatu kisah dari buku Chicken Soup yang semasa kuliah rajin banget saya baca setiap seri-nya, kisah seorang istri yang diam-diam merajut boneka tanpa sepengetahuan suaminya dan ia letakkan di dalam lemari tersembunyi. Suatu ketika si istri meninggal lebih dulu. Dan perlahan si suami menemukan boneka-boneka rajutan istrinya yang sudah banyak terkumpul dan secarik kertas berisikan pesan terakhir istrinya,

Bahwa boneka rajutan itu adalah bentuk emosi yang ia pendam setiap kali ia kesal pada suaminya, dan dalam surat itu si istri meminta untuk menjual boneka itu. Betapa menyesalnya suami mengetahui hal tersebut, betapa selama ini ia telah  banyak membuat istrinya kecewa namun malangnya suami tidak menyadari itu sampai istrinya meninggal.

Kok ya saya gak bisa seperti itu huhuhu. Demi kesehatan jiwa raga dan menjaga agar otak tetap waras, karena berbicara langsung belum tentu didengarkan, toh masalah komunikasi bersumber dari lawan bicara yang kurang mendengarkan namun cepat sekali ingin menjawab dan menyanggah lawan bicaranya, akhirnya menulis surat sepanjang tiga halaman menjadi solusi saya.

Alhamdulillah surat itu berbalas, dan saya menyesal, menyesal kenapa gak dari kemarin-kemarin saya menuliskan segala uneg-uneg saya. Saya jadi tahu apa masalah suami sehingga ia bersikap yang menimbulkan banyak kekesalan di hati saya, dan saya pun jadi lebih memahami dan mengerti suami.

MasyaAllah Subhanallah gak ada yang lebih lega dari terurainya masalah komunikasi kami selama ini T_T Saya pun bisa melangkah lagi, melanjutkan tugas-tugas dan NHW yang tertunda, karena ridho Allah adalah ridho suami. Saya kembali jatuh cinta pada suami.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing

Khalil meski baru usia 20 bulan, ada banyak kemampuan yang mulai berkembang. Paling gak kriteria tumbuh kembang anak usia segitu pada umumnya sudah ada pada Khalil dan sesekali cek milestone nya versi Denver. Kemampaun verbal Khalil cukup mengagumkan, ia mulai bisa mengucapka 3-4 kata. Kadang kalau ditanya sudah mulai nyambung *_*. Tantangan saya sekarang adalah mesti serius membuat Grand Design pengasuhan untuk Khalil, rajin mengisi catatan harian tentangnya dan banyak hal lain yang ingin saya buat untuknya. Oya saya juga berusaha ngumpulin materi supaya bisa ikut pelatihan pengasuhan.

Saya juga sedang berusaha untuk fokus pada hal positif yang berkembang pada Khalil. Sepertinya dia anak yang keras kemauan, ya namanya anak usia segitu ya, ego nya masih tinggi banget nah ini yang jadi pe er kami sebagai orang tuanya yakni melatih kendali dirinya sejak dini. Adapun potensi lainnya masih akan terus di observasi seiring dengan tumbuh kembang Khalil.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Saya sudah membaca kehendak Allah kenapa saya sekarang ada disini sejak setahun saya diboyong suami untuk tinggal bersama dengan orang tuanya.

Daerah saya termasuk daerah dimana bandit atau preman bersemayam. Awal tinggal disini betapa terkejutnya saya tentang fakta anak sekolah yang nyambi jadi wanita kupu-kupu dari pernyataan adik saya yang satu kelas dengan teman-teman perempuan yang rata-rata sudah tidak perawan lagi.

Lalu, fakta bahwa anak-anak disini tidak sekolah, tapi malah jadi aktivis nge-lem, nge-rokok dan berjudi bahkan mengucapkan kata-kata tidak baik sudah menjadi bahasa sehari-hari.

Bisa dibayangkan kondisi seperti apa yang akan anak-anak saya hadapi?  Laa haula walaa quwwata illa billah. Namun saya masih bersyukur bahwa posisi rumah saya masih termasuk lingkungan aman, tapi kalau sudah berada di ujung gang atau berjalan ke gang lain, siap-siaplah dengan kenyataan itu semua.

Sehingga sejak sebelum mengandung Khalil saya sudah berniat untuk membuat taman baca di rumah yang diisi dengan rangkaian kegiatan positif yang bisa dihadiri oleh anak-anak sekitar yang memang memerlukan bimbingan dari orang yang peduli. Tapi apalah daya niat itu saya pendam dulu sampai saya tunaikan tugas saya untuk menguatkan mental dan fisik anak-anak saya sendiri, agar menjadi ikan di laut yang tidak perlu jadi asin. Dan mengajak si ayah juga untuk ambil peran dalam misi ini.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Tantangan yang ditawarkan oleh lingkungan saya sudah saya paparkan di atas. Dan saya mencoba menangkap maksud Allah yang mengirimkan saya untuk hidup berkeluarga disini ya salahsatunya menjadi agen yang membawa perubahan paling gak saya bisa merangkul anak-anak yang tinggal satu lorong dengan rumah saya yakni dengan menyediakan mereka wadah untuk menyedot ilmu, berkreasi, dan menyadarkan mereka untuk meninggalkan kegiatan yang tak berguna tersebut.

Ya Allah bimbinglah hamba dan keluarga hamba untuk mewujudkan itu semua. Aamiin. Karena anak-anak tersebut suatu saat akan bermain dengan anak saya, maka sudah kewajiban saya memilihkan teman-teman yang baik untuk anak saya.

Wallahu’alam bishowwab. 

Baca juga :
NHW#1 Pelajari Ilmu Parenting, Bagi Saya Penting
NHW#2 Tertatih Tatih Menyusun Checklist Indikator Ibu Profesional

2 comments:

  1. Posnya keceh Mak, jadi pingin neprint biar bisa dibaca pas ga online

    ReplyDelete
    Replies
    1. ikutin kelas matrikulasinya lebih kece Mak ^^

      Delete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.