-->
Menu
/




Dulu sekali awal tamat Aliyah saya bercita-cita membuka usaha daur ulang sampah. Saya tertarik sekali dengan kebersihan lingkungan, tiap kali lihat sampah, mikirnya bisa dibuat apa lagi agar tidak terbuang begitu saja, apalagi sampah yang bisa di daur ulang. Kalau sampah basah mikirnya gimana agar ampasnya bisa kepake untuk pupuk.
Saya terinspirasi dari Kamikatsu, sebuah daerah di Jepang yang masyarakatnya peduli akan daur ulang sampah. Jadi dalam video tersebut, supaya memudahkan daur ulang, mereka mengkategorikan sampah menjadi 34 jenis. Satu benda yang tak terpakai bisa didetilkan sedetil-detilnya tentang proses pembuangannya, untuk meletakkan tutup botol bekas ada karung khusus, untuk merek plastik kemasannya bisa dilepas dan diletakkan juga dikarung khusus begitu juga dengan botol plastiknya pun diletakkan di karung khusus botol. Bagi saya daerah itu keren banget, hingga akhirnya daerah tersebut bersiiiihh banget, gak ada sampah setitik pun apalagi sebelanga.



Selain karena alasan tersebut, alasan lain adalah karena kebersihan adalah sebagian dari iman begitu bunyi salahsatu hadis. Allah juga suka dengan keindahan. Lagipula lingkungan yang bersih dan sehat adalah idaman semua orang. Sedih aja gitu kalau melihat orang dengan mudahnya membuang seplastik besar sampah rumahnya ke sungai atau membuang sampah sembarangan dari balik jendela mobil mewahnya dududu.

Saya tahu rasanya derita bencana banjir meski hanya sebetis orang dewasa, tapi saya pernah mengalami kebanjiran setahun sampai lima kali. Rumah saya pas di samping tali air, sehingga kalau sudah hujan berhari-hari, pemandangan air sungai naik membawa aliran sampah yang banyaknya Subhanallah sekali itu menjadi pemandangan benci sekali. Sekarang setelah dilakukan penggalian selokan di beberapa wilayah di Kota Medan. Alhamdulillah tiap kali hujan, kapasitas naiknya air tidak begitu tinggi, coba kalau gak huhuhu, ya Allah pasti nguras T_T.

Belum lagi suka gak berdaya kalau buang sampah pospak anak saya walau buangnya ke lubang sampah yang nantinya akan dibakar. Eits…pun sebenarnya membakar sampah juga bukan solusi, malah jadi sumber rusaknya kualitas udara di sekitar kita. Huhuhuhu. Jadi apa yang harus kita lakukan?

Saya belum begitu yakin dengan mengambil ilmu jurusan lingkungan di salah satu perguruan tinggi karena akan memerlukan rincian dana dan waktu yang cukup banyak. Adapun strategi menuntut ilmu kebersihan lingkungan dan daur ulang sampah yang lebih efektif adalah dengan membaca buku terkait hal tersebut, browsing, menjalin komunikasi dengan para ahli di bidang lingkungan atau orang yang sudah pernah memulai kegiatan tersebut. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah aksi nyata kita hehe.

Suatu hari guru ngaji saya pernah bilang begini, ilmu itu bermanfaat ketika diri kita berubah ke arah yang lebih baik. Nah meskipun ilmu kebersihan lingkungan dan daur ulang sampah nampaknya remeh gak kayak ilmu jurusan ekonomi yang dari dulu tampaknya keren banget kalau jadi mahasiswa di jurusan itu hihi, tapi jangan salah, semua ilmu asal positif tetap efeknya bakal besar di diri kita kalau niatnya benar-benar tulus dan agar bisa bermanfaat untuk orang banyak. Jadi, tentu jika saya diberi kesempatan menguasai ilmu kebersihan lingkungan dan daur ulang sampah, tentu sikap sabar saat menuntut ilmu pasti akan diuji sebab berkaitan dengan sampah yang gak jauh dari bau tak enak, sikap untuk tidak mubazir, karena yang berlebih-lebihan pasti akan menyisakan sampah dan terakhir lebih mensyukuri hidup, berterima kasih pada Allah tentang nikmat hidup di bumiNya.

1 comment:

  1. menarik sekali sekolahnya, ilmunya dan pengalamannya.
    sangat inspiratif! :)

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.