-->
Menu
/

3 Judul cerpen dari kumcer Jejak Kaki Misterius yang paling bikin penasaran adalah

Buku Pintar Yang Hilang- Kayla Mubara (FB : Kayla Mubara ; twitter : @Kmubarokah)

Entah kenapa memang salahsatu buku sekolah saya yang sering hilang dipinjam  adalah buku pintar.

Apapun motifnya ya berbaik sangka aja, mungkin ia yang mengambil juga pengen ketularan pintar dengan baca buku itu atau bisa jadi saya yang lupa pernah meminjamkan ke siapa tu buku, dan parahnya yang meminjamkan juga lupa mengembalikan haha.

Kira kira cerpen berjudul Buku Pintar yang Hilang ini apa ya motif dan konfliknya, penasaran saya.

Kebun Misterius Pujia Ahmad (FB : Pujia Ahmad ; twitter : @pujiaachmad)

Berkebun merupakan satu dari sekian banyak kegiatan favorit saya. Setahu saya kegiatan berkebun adalah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka, bagaimana jadinya jika Kebun Misterius itu benar benar ada. Emang apa yang ditanam? Semisterius itukah?

Hoho, jadi pengen baca cerpen ini deh.

Peta Ingatan Ule-Wawat Smart (FB : Wawat Smart ; twitter : @wawatfemale ; IG : wawat smart)

Tadi aku mau ngapain ya? Mau ambil apa ya?

Pertanyaan itu sering saya ucapkan ketika mendadak lupa, bila sudah begitu saya akan berusaha mengingatnya dengan melakukan reka ulang dan buru buru kembali ke posisi saya semula. Misal: Saya sudah berada di dapur, sampai di dapur lupa mau ngapain dan ambil apa, akhirnya saya terpaksa kembali ke kamar (posisi saya semula) untuk memetakan ingatan saya wkwkw

Nah, seperti apa ya konsep peta ingatan si Ule ini?

Tips Memilih Buku untuk Bacaan Anak


Artikel ini saya peroleh sejak gabung di grup Facebook ‘Penulis Bacaan Anak’ atau disingkat PBA, ditulis oleh Ary Nilandary seorang ibu rumah tangga memiliki 3 anak yang suka baca dan aktif jadi penulis buku anak, sehingga dari pengalaman yang panjang  itulah ia melakukan penelitian walau masih subjektif tentang Kriteria Buku Anak yang Baik.

Dalam tulisan tersebut, karena ini adalah penelitian subjektif ala ala Mbak Ary, dan sebagian besar saya setuju dengan pengamatannya, kalau ada pendapat yang lain, silahkan.

Fisik Buku

Sebuah buku anak menurut Mbak Ary, sebaiknya tahan banting. Secara pembacanya adalah anak anak yang punya rasa ingin tahu tingkat tinggi. Untuk itu secara fisik, kriteria buku anak yang baik adalah dari kualitas kertas yang anti sobek, dan penjilidan yang anti lepas. serta menurut saya, seharusnya bentuk buku anak dibuat bervariasi, kalau isi buku membahas tentang alat transportasi, gimana kalau bukunya juga berbentuk mobil, pasti seru!

Kemudian Mbak Ary juga mengkritisi soal warna, beberapa buku anak, untuk ilustrasi cover dibuat semeriah mungkin biar anak anak tertarik, eh ndilalah setelah plastik kemasan dibuka, isi buku ilustrasinya malah hitam putih, kan bisa buat anak anak kecewa T_T

Makanya, saya malas kalau ada toko buku yang tidak membolehkan pembeli membuka plastik kemasan, atau paling tidak sediakan satu buku sebagai barang contoh agar pembeli  bisa melihat isi buku sebagai bahan pertimbangan dan tidak merasa ditipu.

Target Pembaca harus Jelas

Beberapa penerbit sudah mulai mencantumkan target pembaca di cover belakang, tapi belum semua penerbit, sehingga orangtua agak was was melepas anak untuk memilih buku bacaannya sendiri. Sementara akhir akhir ini begitu banyak berita tentang buku anak tapi isinya benar benar menjerumuskan.

Di luar negeri, anak anak sudah terbiasa memilih buku bacaan sendiri, dan memang sudah terbukti isi bukunya aman untuk anak.

Yuk penerbit buat zona buku yang aman buat anak apalagi kalau lagi ngadain bazaar buku.

Harga

Memang masih disayangkan di negeri ini justru harga buku anak yang selangit, padahal masa depan Negara ada ditangan anak anak kita, kalau mereka enggan membaca buku karena orangtua gak sanggup beli, gimana dong?

Dilemanya lagi, untuk mengantisipasi agar harga buku anak terjangkau,  ada penerbit yang berinisiatif mengurangi keuntungan untuk menekan harga buku, tapi kan ya lagi lagi gimana nasib produsen kertas dan tinta, nasib penulis, editor, dll. Lalu bagaimana dengan gerbang panjang pajak yang harus dibayar dalam proses kelahiran sebuah buku? Hiks…

Ilustrasi Buku

Daya Tarik

Gak dipungkiri lagi yang namanya berburu buku bacaan buat anak pasti yang pertama kali dilihat adalah ilustrasinya. Jadi, semoga semakin banyak illustrator kita yang paham membuat ilustrasi yang pro anak, yakni ilustrasi yang kalau dilihat anak dapat merangsang kecerdasan, memperkaya pengalaman visual, membantu memahami isi buku,  membangkitkan imajinasi dan kreatifitasan anak.

Pertimbangan Normatif

Ini nih yang meresahkan orangtua, sebelumnya juga sudah saya bahas pada poin di atas. Gak ngerti dengan jalan pikiran oknum illustrator saat membuat ilustrasi untuk bacaan anak yang justru malah menjerumuskan, seperti ilustrasi yang mengumbar aurat, merokok, kekerasan, penggambaran tokoh mengerikan secara berlebihan, dan ilustrasi amoral lainnya.

Ilustrasi yang Bercerita

Ilustrasi ada untuk bercerita begitu menurut Mbak Ary, bukan jadi pelengkap atau penerjemah teks. Contohnya begini, lanjut Mbak Ary, “Ali sedang makan ditemani kucingnya”, seharusnya illustrator tidak hanya menggambarkan anak lelaki sedan makan lalu disebelahnya ada seekor kucing yang duduk diam. Dalam hal ini, penting sekali kerjasama illustrator dengan penulis untuk membuat pengayaan visual yang didalam teks itu gak ada, dari sinilah kenapa adanya ilustrasi yang kaya dalam buku bacaan anak mampu mengembangkan imajinasi mereka.

Sebaiknya bagaimana kalau dalam ilustrasi digambarkan dengan suasana bulan purnama di jendela yang menandakan ‘oh Ali ini sedang makan malam ternyata’, lalu ada gambar ibu Ali yang sedang menghangatkan sayur sebagai latar belakang, kemudian si kucing tampak dalam ilustrasi sedang memainkan ekornya atau sedang menunggu Ali melemparkan makanannya ke kolong meja.

Nah dengan adanya ilustrasi yang bercerita, teks yang tidak perlu bisa dihapus, khawatir malah membuat anak bosan.

Isi Buku

Tema

Sekilas kayak mudah ya menulis buku bacaan anak, tapi setelah dipelajari dan dijalankan, syussyeeeh. Apalagi untuk urusan pemilihan tema, kudu hati hati, sesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan si pembaca cilik. Bila ada tema dewasa yang hendak diangkat seperti peperangan, perceraian, dll, sampaikan dengan memakai sudut pandang anak dan tingkat kematangan berpikir mereka. Buku, jelas Mbak Ary, membantu anak memahami dunia di sekelilingnya.

 Penyampaian

Orang dewasa kadang suka sepele ya dengan anak kecil, padahal justru kita orang dewasalah yang harus banyak belajar dari anak kecil.

Hal tersebut juga berlaku dalam menuliskan buku bacaan untuk mereka, tuliskanlah dengan kalimat efektif, kemudian hati-hati dalam menuliskan pesan moral yang akhirnya terkesan eksplisit, sebab takut kalau pembaca cilik kita gak dapat pesan dari tulisan kita.

Pertimbangan Normatif

Memang tantangan terberat dari menulis buku untuk bacaan anak adalah memahami psikologi mereka secara utuh.

Oleh Mbak Ary, ia simpulkan 4 contoh dari kesalahan isi saat menulis buku bacaan untuk anak:

Pertama, Biasanya untuk konflik cerita, penulis kerap membuat satu tokoh yang nakal dan usil, bila dalam perjalanan cerita penulis mengabaikan konsekuensi tersirat atau tersurat dari perbuatan si tokoh nakal tadi, maka anak akan belajar dari situ, ‘jadi nakal ternyata gak apa apa’

Kedua, Ada juga penulis yang menggambarkan sosok orangtua yang bak dewa, gak pernah salah dan bisa berbuat apa saja terhadap anak, lain cerita kalau endingnya dibuat ortu tersebut menyadari kesalahannya.

Ketiga, Cerita mengandung SARA, prasangka, stereotip dan melanggar norma universal lainnya.

Keempat, Cerita klise, membosankan, gak menarik

Bahasa

Kosa Kata

Niat penulis mau menyederhanakan bahasa dengan sedikit menggunakan kosa kata, sebenarnya hal tersebut gak salah, jelas Mbak Ary, tapi kalau kosa katanya itu itu aja, jadinya malah gak mendukung perkembangan bahasa anak dong. Efeknya anak akan tumbuh menjadi orang yang enggan berbicara, langsung minder saat hadapi orang yang ‘vokal’ .

Bahasa Buku

Bahasa buku ya udah pastilah bahasa baku, ingat ya BAKU bukan bahasa gaul atau alay, apalagi untuk nulis buku anak.

Penggunaan bahasa baku sejak dini atau dalam menulis buku anak dapat mengajarkan logika berbahasa dan mengasah rasa kebahasaannya.

Selama ini kita kaku memaknai bahasa baku, padahal bahasa baku adalah bahasa yang menggunakan kalimat efektif. Kalaupun menggunakan bahasa gaul, hanya boleh dalam dialog.

Jadi jangan heran, bila hari ini anak-anak dan remaja gak bisa berbahasa dengan baik dalam situasi formal. Sedihnya lagi, fenomena gagal berbahasa baku dalam situasi formal melanda tingkat mahasiswa, sampai dibuat standing banner di sebuah kampur sebagai warning bagaimana seharusnya bahasa dan sikap mahasiswa saat menghubungi dosen.

Pertimbangan Normatif

Big no no lah kalau ada penulis bacaan anak yang dalam karyanya ada mengandung makian, kata kata tidak sopan.

Logika Bahasa

Kalimat njelimet alias gak ngikutin kaidah kebahasaan atau logika, akan menimbulkan ambigu, gagal paham dan gagal memaknai.

Mbak Ary membuat contohnya begini:

Sebenarnya Tito takut, tapi Tito kan anak pemberani, tidak takut apa pun.

Anak saya bingung menemukan kalimat itu. "Mana yang benar?" tanyanya. Tito takut atau tidak takut apa pun?

Mungkin kalau diedit sedikit, kalimatnya akan lebih mudah dipahami. Misalnya:

Tito merasa takut, tapi dia memberanikan diri.

Adalah sangat kecil kemungkinan untuk menuntut agar semua buku bacaan anak memenuhi semua criteria di atas, tapi kita sebagai orangtua bisa menjadikan dua kriteria yang paling penting ini sebagai pedoman memilih bacaan yang sehat untuk anak kita, yaitu ilustrasi dan isi.

Special for penulis, illustrator, editor, penerbit semoga makin solid bekerjasama dalam menghasilkan buku anak yang berkualitas, tidak tergesa gesa, pastikan ilustrasi dan kontennya aman dibaca anak.

Semoga bermanfaat.


----
Judul     : Jejak Kaki Misterius
Penulis : Riawani Elyta, Kayla Mubara, Pujia Achmad, Dian Onasis, Diannur Fajria, Afin Yulia, Anik Nuraeni, Yurie Zhafiera, Hairi Yanti, Erlita Pratiwi, Ilham Fauzi, Binta Al Mamba, Wawat Smart, Vanda Arie
Lini         : Lintang (Penerbit Indiva)
 ISBN     : 978-602-1614-86-0
 Harga    : 30K



14 comments:

  1. Utk harga emang sangat disayangkan. Tapi biasanya saya mensiasatinya dgn beli buku garage sale di bbrp OS atau toko buku hehe. Pernah dapat buku anak bagus cuma 25 ribu :D

    keluargahamsa(dot)com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mak, saya nunggu diskonan dan pre orderan,muahaha

      Delete
  2. buku anak isinya memang harus sesuai dgn anak2 banget ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hu'um Mak, namanya juga buku untuk dibaca anak anak Mak ;-) makanya mesti selektif banget kita ya kan Mak

      Delete
  3. saya setuju mbak isi buku emang harus di perhatikan walaupun judulnya buku anak kadang isinya suka rada lain heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget Mak, penting banget baca blurb bukunya atau tanya2 ke emak yang lain, buku anak yg recommended apa2 aja

      Delete
  4. Artikelnya sangat bagus dan sangat membantu bagi semua orang tua yang pingin beli buku-buku yang pas buat anak-anaknya.....nice nice...bravo..

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Hehe, tuntaskan penasaran mu anak muda dg membaca nya yah *eaak

      Delete
  6. Penting ini. Thanks for sharing mak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah,semoga bermanfaat ya Mak ;-)

      Delete
  7. kadanf sih beli buku anak-anak yang udah di obral hingga 5000-10000, habis kalo yang ga obral harganya ngelebihin novel -_-
    tapi kao di pikir-pikir wajar sih mahal, cover sama kertas isinya harus yang cocok di tangan anak-anak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menunggu obralan ini kadang hampir kayak Cinta nunggu Rangga ya kan Dek, tapi gak sampe 12 purnama sih, wkwkwk

      Delete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.