-->
Menu
/
"Ah saya kan bukan penulis, ngapain juga nerbitin buku”
“Nerbitin buku mah susah, ribet”

Umumnya alasan kita kalau ditawari buat nerbitin buku kira kira begitu ya kan? Kalau saya yang ditanya apa alasan nerbitin buku, beuh paling semangat jawabnya. Berikut alasan saya, semoga menginspirasi.

Nerbitin Buku dengan Niat untuk Sedekah Jariyah

Merinding rasanya kalau mengetahui buku orang soleh zaman dulu yang karyanya masih terus dicetak ulang sampai saat ini. Kebayang betapa derasnya aliran pahala yang menghujani mereka di alam baka sana.

Jadi, salahsatu aksi dari perbuatan jariyah adalah dengan ilmu, mengikat ilmu dengan tulisan dan menjadikannya buku agar ilmu itu tersebar. Sebagai contoh, Abu Hurairah sahabat nabi SAW, hafalan haditsnya banyak diriwayatkan ulama. Subhanallah.

Begitupun saya, saya ingin pahala yang tak putus, dengan tulisan saya yang diterbitkan dalam rupa buku.

Ingin Abadi? Terbitkan Buku Aja

Hoho, kesannya kayak ambisi Mother Gothel ya, mamak tirinya Rapunzel yang ambisi banget pengen abadi, gak tua tua, hidup selamanya *ketauan hidup gue penuh dengan drama Disney Princess wkwkw

Ngobrolin keabadian dan tulisan, saya jadi teringat kalimat bijak dari seorang sastrawan terkenal, penulis novel tetralogi Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Atau kalimat bijak yang menohok ini,

“Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” (Ali bin Abi Thalib)

Berhubung kita gak bisa hidup selamanya di dunia, maka jadilah abadi dengan berkarya, salahsatunya terbitkan buku.

Warisan Anak Cucu

Kalau kau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis (Imam Ghazali)

Wah dari dulu saya sadar sesadar sadarnya bahwa saya ini bukan siapa siapa, untuk itu saya belum tahu kelak bila sudah meninggalkan dunia, apakah saya bisa mewariskan harta tujuh turunan kepada anak cucu saya agar selalu sejahtera di dunia? Wallahu’alam.

Kecuali saya keturunan raja atau ulama besar, yang kalau raja bisa dipastikan hartanya melimpah sedangkan kalau ulama, bila berbicara selalu didengar ribuan ummat.

Nah, gue?

Satu satunya cara agar tetap bisa dikenang, dinikmati dan karya atau nasihat kita dibaca oleh anak cucu adalah dengan menerbitkan buku.

Itulah tiga alasan utama saya mengapa ingin sekali menerbitkan buku. Lalu muncul pertanyaan berikutnya, bagaimana cara menerbitkan buku ?

Beberapa orang pernah menanyakan pertanyaan tersebut? Lalu saya jawab, googling aja, haha *padahal malas njelasin, soalnya kan jawaban dari pertanyaan itu beranak pinak, gak cukup 4 SKS T_T, bahkan bisa dijawab dengan ikut pelatihan menulis dan menerbitkan buku yang biaya kursusnya itu gak murah. Sampai disini paham ya, ternyata ilmu itu mahal, Maaakkk.

Pun ikut kursus menulis sekarang gak susah nyarinya, banyak, buanyaaakk, dan bisa dilakukan dengan beragam inovasi, bisa offline dan online, salahsatunya dengan mengikuti Smart Writer , sebuah nama kursus menulis novel online pertama di Indonesia yang diadakan secara privat, didirikan oleh duo penulis kece badai Riawani Elyta dan Lelyla Hana.

Saya pikir, saya perlu ikut Kelas Menulis Smart Writer, karena saya ingin menerbitkan buku khususnya novel, ada beberapa draft novel di notebook saya, tapi  masalah terbesar saya adalah kurangnya disiplin saya menulis apalagi untuk fokus duduk manis menyelesaikan novel yang memerlukan nafas panjang agar dapat selesai, sementara godaan untuk menyelesaikan tulisan lain yang ditulis dalam sejam dua jam itu begitu menggoda. Akhirnya novel saya terkatung katung.

Semoga dengan adanya rezeki untuk ikut kelas ini, saya bisa disiplin, komitmen, dan berazzam kuat agar novel pertama saya selesai dan terbit. Aamiin ya Rabb.

7 comments:

  1. Bener banget!
    Ikatlah ilmu dengan menuliskannya, kata Ali bin Abi Thalib RA. Lebih senangnya lagi kalau tulisan kita bermanfaat bagi orang lain, insya Allah jadi amal jariyah :)

    ReplyDelete
  2. Sukses ya mbak buat GAnya. Moga bisa nerbitin buku ya!

    keluargahamsa(dot)com

    ReplyDelete
  3. Pengen juga nerbitin buku suatu hari manti

    ReplyDelete
  4. Salah satu impianku, membekukan kenangan lewat buku.
    Tapi, berhubung udah terjun langsung ke dunia penerbitan buku pop, malah jadi perfeksionis. #funypayah

    ReplyDelete
  5. Sukses buat buku nya
    Aku mau menerbitkan buku perjalanan cinta ku yg sellau gagal aja ngak ada label yg mau nerima hahaha

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.