-->
Menu
/

Nyesek
Nyesek
Nyesek
*oksigen? Mana oksigen?*
Semakin kesini, semakin belajar, semakin mengerti, oh ini toh, jadi begitu rasanya, aduh, sakit, dan lain-lain
Sepotong Hati yang Baru, sebuah judul buku kumpulan cerpen karangan Tere Liye yang baru-baru ini kubaca. Entah kenapa akhir-akhir ini doyan betul baca sesuatu yang berbau move on, patah hati, dan love story. Mungkin di dunia ini ada orang yang tiap hari bisa merasa jatuh cinta, begitu pun sebaliknya ada juga orang yang tiap hari bisa merasa patah hati, ah itu semua bukankah kita yang mengendalikannya?
goodreads.com

Bukan seperti cuaca yang benar-benar kita tak bisa mengendalikannya, tapi perasaan, aku pikir kita bisa mengendalikannya. Ingin bahagia, ya tersenyum, ingin sedih, ya menangis, simple kan? :D
Jadi, ada satu cerita yang oleh penulisnya di ceritakan ulang dan terinspirasi dari legenda Rama-Shinta. Cerpen itu berjudul, Percayakah Kau Padaku? Ah, Rama, aku pikir ia pria yang luarbiasa, ternyata ia pria yang miskin kepercayaan terhadap istrinya =(, hadeh, baca ceritanya lembar demi lembar, ingin mencak-mencak, ingin teriak, tapi…lagi lagi itu hanya cerita non, =), yang jelas…ada satu pelajaran yang bisa kuambil, cinta yang besar, tanpa disertai komitmen dan kepercayaan, maka ia hanya akan menelan diri sendiri.
Lalu, ada kisah, Buat Apa Disesali, kisah cinta Hesty mirip cerpen Asma Nadia berjudul Cinta Begitu Senja. Oalah…ngenes banget dah, hiks!, memang baru 24 tahun aku hidup, tapi membaca kisah mbak Hesty dan Senja (tokoh utama dalam Cinta Begitu Senja), ah tak bisa ku membayangkannya. Tapi, dari kedua tokoh itu, aku belajar arti merelakan, hmm…
…Aku lebih membenci diri sendiri karena terlalu takut untuk pergi bersama Tigor. Papa membesarkan kami keras sekali. Penuh disiplin. Menanamkan pemahaman apapun yang kami lakukan akan mengundang sebab-akibat hidup. Seharusnya saat itu aku memahami, jangan-jangan Papa keras soal Tigor, agar aku benar-benar yakin apakah Tigor adalah pilihan terbaik buatku, bukan sebaliknya, menghalangi kami seperti yang selama ini aku pahami. Jangan-jangan Papa keras soal Tigor, hanya untuk melihat seberapa yakin aku atas keputusan yang aku lakukan. Tapi mau dikata apa? Itu sudah terjadi dua puluh tahun silam…(Hesty)
Belum lagi membahas cerpen yang jadi judul buku, Sepotong Hati yang Baru, membacanya akan membuat pembaca merenung, bahwa dalam tubuh kita terdapat sepotong hati, satu-satunya, yang buat repot adalah bagaimana jika hati yang hanya sepotong ini terluka, lagi dan lagi? Apakah kita bisa mengobatinya? Atau sembuh sendiri tanpa bekas? Atau pilihan yang bijak adalah menggantinya dengan sepotong hati yang baru?
Cinta bukan sekadar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apa yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang. (Fajar, Sepotong Hati yang Baru)
Oke…find, buku Sepotong Hati yang Baru, sanggup meluaskan hatiku kembali, mampu membuatku bernafas lebih lapang lagi, setelah semua, semua, semua… itu mendera, dan belajar melewatinya…
Nah, tadi sore, jadwal wawancara dengan pasangan suami istri yang menginspirasi, disela sela wawancara kisah cinta mereka, maka oleh si suami , ia teringat beberapa waktu lalu datang kiriman novel dari muridnya, novel berjudul 31 Hari Mohammad Yasser Fachri. Sinopsisnya…hmm..
“Selama tiga puluh satu hari ke depan kita tidak akan berhubungan dengan cara apapun…Biarkan semua berjalan apa adanya agar diri kita merasakan apa yang seharusnya kita rasakan. Jika kita benar-benar saling membutuhkan, jiwa kita akan merintih merasakan kepedihan yang amat sangat. Hal ini sudah cukup membuat kita yakin untuk kembali bersatu,” jelas Faisal.
 
“Jika tidak?” tanya Laksmi.
 
“Jika tidak… atau keraguan masih melanda jiwa kita masing-masing, berarti kita memang tidak ditakdirkan untuk menyatu. Cinta membutuhkan keyakinan, Laksmi. Hal yang tidak kita miliki saat ini,” jawab Faisal.
 
Dalam 31 HARI ke depan, keputusan itu harus dibuat. Tiada lagi ruang untuk menunggu bagi Faisal dan Laksmi. Apakah mereka akan menyatu merangkai kenangan indah yang begitu banyak telah membekas di jiwa mereka? Atau berpisah demi untuk mengubur dendam masa lalu kedua orangtua mereka?
 
31 Hari adalah kisah penuh kekuatan tentang kasih sayang, penderitaan, ketakwaan dan dendam masa lalu. Sebuah kisah dengan berbagai ujian hidup yang menyertai tanpa henti yang pada akhirnya berbuah pada banyak hal 'baik' yang tak terduga. Banyak pesan moral yang tertuang dalam kisah ini bagai membuka lembaran-lembaran hikmah yang tak ada habis-habisnya untuk digali. Mohammad Yasser Fachri dengan begitu detail menghadirkan sisi-sisi keindahan kota Washington DC yang dibalut dengan penggambaran Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin dalam bahasa yang santun tanpa menggurui.

http://www.leutikaprio.com

Hoh, daku penasaran gila sama isi novelnya, ingin rasanya pinjam, tapi gak tega, novel itu baru tiba di tangan sang guru pada 13 Des 2012, bagaimana bisa aku tega, meminjam novel yang seminggu baru tiba? *lebayyy* :D

 SMS itu…

Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think, and you think and you think and you think before get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep’ –Devortiare, Ika Natassa-

Kau tahu? Komitmen itu sesuatu yang menggelikkan. Itu hampir sama dengan memasang tato. Kau berpikir dan berpikir dan berpikir dan berpikir berkali-kali sebelum menggunakannya. Dan sekali kau memakainya, itu akan menempel dengan kuat dan dalam.

SMS itu panjang betul, 5 halaman untuk ukuran hape tipe nexian smartphone cakepku ini...

Jadi ingat penggalan lirik One More Night-nya Maroon 5:
And you stuck to my body/to my body like a tattoo/and now I am feeling stupid, feeling stupid calling back to you

Atau hasil hunting mengitari isi dari toko buku dan menemukan, these...



http://kurniaesa.com/content/rahne-putri-dan-zarry-hendrik  
Ada lagi kalimat yang bikin JLEB!

Salahsatu yang terberat memang yaitu ketika orangtua kita menyatakan tidak pada seseorang yang begitu kita cintai. Sesungguhnya itu ujian untuk dapat melihat betul perasaan yang kita miliki. Membawa kekasihmu di dalam doa tidak ada salahnya. Selalu ada kesempatan untuk kita memberi pengertian tentang betapa cinta tidak dapat dimengerti semua orang, termasuk orangtua kita sendiri. Hanya jangan meraksasa ketakutanmu dan kemudian kau melepas cinta yang bisa jadi sesuatu yang harus kau sesali di hari demi hari di masa depan (Dear Zarry's)


--------------
GEDUBRAK!!!
Nayla, jatuh dari tempat tidurnya, ternyata ia hanya mimpi
*ah cerita apaan ini? Abaikan saja jika gak penting* :D

Atau…

‘maaf bu, anak ibu hanya akan sanggup bertahan hidup selama 5 tahun’
*adegan ini? Selalu di sinetron sinetron -_-‘, siapa kita bisa nentuin jatah hidup manusia?*
#penulis blog ini kesambet apaan ya?

 T_T

# butuh stok paru-paru original … atau memori otak yang original juga boleh … atau jantung yang original dan kuat, itu pun boleh…atau…apalah yang bisa membantu…sajadah yang basah oleh air mata dari anak gadis yang hidupnya tralala pun boleh juga…atau…ah, ibarat hujan, Allah menurunkan hal yang bisa dipilih sebagai solusi pada tiap butir masalah yang menetas.

KARENA CINTA ADALAH KATA KERJA ^_^


1 comment:

  1. Salam blogger juga Yozi, wuaahh kampung saya itu Sumatera Barat, :D

    Gak apa2 masih newbie, yg penting rutin nulis n baca, itu ajah ^_^

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.