-->
Awal
Februari 2012, tepatnya tanggal 5 Februari 2012, daku memilih untuk mengikuti
Meeting Luar Kota dari Perusaahan Terapi Lebah, High Desert. Berlokasi di
Penginapan Al-Kamal, satu lokasi dengan Sibolangit Center tempat penyembuhan
bagi para pemakai narkoba. Motivasi ikut acara ini, selain cari suasana baru,
ilmu, dan juga terapi luka bersebab kejadian yang lalu lalu *huhuhu…how can I forget
it*. Try to stand up again and keep strong. Well, materi demi materi pun
berlalu, hingga memasuki sesi permainan di Minggu pagi yang cerah asoy geboy
itu.
Semua
peserta dibariskan menjadi 7, setiap baris terdiri dari 7 orang. Peserta paling
depan secara de facto and de jure *masih ingat aja tuh pelajaran sejarah
hehehehe* diangkat menjadi pemimpin kelompok. Nah, sisa 6 shaf barisan, diminta
untuk balik badan dan menghadap ke kolam—penginapan itu punya settingan halaman
yang ditengah-tengah dibangun kolam ikan.
Panitia
mulai mengaba-abakan peraturan permainan. Pak Sadri pemimpin permainan
mengumumkan bahwa Pak Joni baru pulang dari LN dah membeli permata,
permata-permata ini harus dipegang erat, jangan sampai terjatuh ataupun
berkurang, karena sangat berharga. Pemimpin kelompok terlebih dahulu menerima
permata untuk kemudian diberikan kepada teman dibarisan berikutnya, begitu
seterusnya.
Pada
saat membalikkan badan untuk menatap kolam dan menunggu giliran untuk menerima
permata itu, aku deg-deg-an, penasaran, gak sabar—soalnya ku berada di shaf 5.
Rasa penasaranku makin menggunung saat mendengar teriakan dari peserta lain
yang lebih dulu menerima permata.
Tiba
saat giliranku, aku diminta untuk menutup mata, dan menangkupkan kedua tangan
agar mudah menampung permata. Aku histeris, aku takut jika itu bukan permata
tapi malah jenis cacing-cacingan dan keluarganya. Disela-sela kehisterianku
itu, akhirnya mereka berhasil memindahkan sejumlah ekor jangkrik ke tanganku,
dengan masih histeris dan bergeli-geli ria berkat jangkrik yang lompat-lompat
di dalam tangkupan tanganku, aku bisa menetralisir histerisku. Ah jangkrik aja
kok, ngapain juga pake histeris *hahahaha, sombong, padahal tadi dah mau nangis
juga nya :p*
Masih
dengan permainan yang sama, kali ini Pak Sadri menginfokan bahwa permata di
sesi kedua lebih lembek. Glek! Kebayang di sudut otak ku yang negative, cacing,
belatung, arrrrggghhhh T_T *tenang, Rul*. Saatnya giliranku, aku? Histeris,
geliiiiiii…tepegang juga lah ma aku ulat kayu tu, kecil, lembek, putih,
loncat2, huwaaaa….menggeliat geli aku dibuat si avertebrata ni.
Berikutnya,
lebih lembek, dan besar. Belatung? Pikirku. Panik lagi, tapi pasrah, karena
macam mana pun mesti tepegang juga. Akhirnya, tepegang juga lah kumpulan
belatung gemuk, putih, lembek. #speechless
Kembali
Pak Sadri infokan, aku berharap permainan selesai, ternyata infonya tidak
seperti itu, kali ini peserta tidak perlu membalikkan badan, tapi panitia malah
menakut-nakuti bahwa makhluk yang akan keluar kali ini adalah berbisa, dan jika
terkena bisanya, akan segera diobati dengan produk HD yakni Aloe Propolis
Cream. Dah kebayang di otakku, ular cobra #pingsan deh gue. Ups, ternyata aku
salah, yang keluar malah Lipan, Lipan yang segede tali resleting rok A ku.
Umaaakkkkk…ku lari ke pantai, tak ada pantai, ku lari ke hutan, tak mungkin,
atau aku berlari ke hatimu saja #eaaaa…=D, tapi aku sempat gak bernapas
beberapa detik pasca melihat makhluk ini bergerilya di tangan panitia,
berpindah dari tangan kanan kemudian tangan kiri. Geliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…sebenar
benarnya geli. Apa daya, semua peserta wajib merasakan getaran halus si makhluk
yang masih sekeluarga dengan kaki seribu. Allahu Akbar, gemetar tanganku saat
makhluk Allah yang paling banyak kakinya itu menjalar di lenganku @_@, berusaha
nikmati sensasinya tapi yah tak untuk berlama-lama, durasi 20 detik, pluk,
hewan itu menjalar ke ujung jariku dan tak sempat aku menampungnya dan jatuhlah
ia. #cukup sekali, aku merasaaaa aaaa… *mendadak dangdut ^_^
Aku kira tantangan sudah berakhir, kalo 7icon ikut yang beginian mungkin mereka dah tereak *gak..gak..gak kuat*. Tantangan terakhir adalah Pak Seven salahsatu panitia membawa hewan yang lebih besar dari lipan, karena kan tadi di awal permainan disuruh pegang jangkrik, ulat kayu, belatung, lipan, dan terakhir....??? Peserta diminta untuk berbaris, siapa yang paling cepat membentuk barisan dialah yang terlebih dahulu berhak melewati tantangan. Dengan gaya panitia menyebutkan bahwa hewan itu galak, liar, hati-hati saat menyentuhnya, jangan sentuh yang lain tapi...sentuhlah dia tepat di hatinyaaa... *kenapa jadi nyanyi lagunya Ari Lasso hahahah*. Hadoohhh disini aku dah sakit perut aja bawaannya, dibilang mau boker nggak, kentut juga nggak, ah ntah hapalah rasanya. Saat giliranku pun tiba, jadi Pak Seven memegang plastik hitam besar, gak tau isinya apa, aku histeris lagi, sempat ku mundurkan badanku, tapi kalau dipikir panitia gak mungkin buat hal gila yang membahayakan peserta. Ketika diminta menjulurkan tangan, ya sudah perlahan aku julurkan tangan dibimbing panitia, dan masuklah tangan kananku ke plastik itu, dengan merapal zikir yang aku hapal dan aku tahu, eh tanganku di patoknya, Aaaarrrrrgggg...aku tereak, terdiam beberapa saat, tenangkan diri, dan masuk kembali ke aula, setelah duduk, eh ternyata eh ternyata... #sampai disini aku cuma senyam senyum saja. Hmm...emosi jiwa juga lah awak dibuat oleh permainan permainan dunia ini #ckckckc bijaksananyaalah kau, Rul, tadi tereak tereak *jadi malu* #tutup muka pake tutup panci hihihi
Alhamdulillah…setelah
melewati rangkaian prosesi permainan ini, memang jika dibuktikan, ketakutan itu
hanya sebatas pikiran saja, dan pada prakteknya gak begitu menakutkan
sebenarnya, hanya saja memang ketakutan kita lebih besar dari keinginan untuk
mencobanya. Kemampuan dan Keinginan hanya dibatasi SELEMBAR KEMAUAN, itu aja.
Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha