-->
Menu
/

“Praank…”, kaca jendela kamar Zee tiba-tiba pecah berkeping-keping. Zee terkejut bukan main. Saat itu Zee sedang terlelap di alam mimpi, memimpikan Angga yang menjadi penghuni tetap di hatinya beberapa hari ini.

Zee beranjak dari tempat tidurnya dan mencari tahu siapa pelaku yang mengusik malamnya yang indah. Zee yang pemberani, tomboy bin macho pun menyibakkan tirai kamar warna pink lembut buatan mamanya untuk memastikan keadaan di luar yang sudah mulai tidak kondusif pasca perang dunia, kenapa kayak pelajaran Sejarah ya?.
“Hei!” teriak Zee terhadap sosok yang mencoba untuk tidak menampakkan wujudnya. Namun sosok itu seketika lenyap ditelan gelap.

“Entah siapa pun, mungkin dari penggemar sejati kali ya yang mencoba meluluhkan hatiku di tengah malam bolong begini, gak laku lah yaw. Ah, sudahlah aku tidur saja lagi, hoaaa…”. Zee yang cuek beibeh sama sekali tidak peduli dengan apa yang barusan terjadi apalagi dengan serpihan kaca yang bertebaran dilantai kamarnya.

Sementara itu, Zee tidak menyadari ada benda aneh yang singgah di bawah kolong ranjangnya. Benda apakah itu?.

###
Ia terduduk lesu di atas bangku empuk berbahan dasar awan sembari memandang bumi dari kejauhan. Sejenak ia mengingat kejadian yang membuatnya seperti ini. Pertengkaran itu tidak bisa dihindarkan lagi, Ratu Bintang marah besar gara-gara Fauzanstar tidak sengaja melemparkan starkuali ke Bumi. Kontan saja Ratu marah pasalnya itu starkuali pemberian Raja Bintang agar Ratu selalu masak yang enak dengan alat itu. Tapi pagi ini Fauzanstar melemparkannya begitu saja pada saat latihan memasak Nasigorengstar. Berhubung libur sekolah Ratu berencana mengajarkan Fauzanstar cara memasak agar jika terjadi perang bintang Fauzanstar bisa dicampakkan dimana saja dan tidak kelaparan. Niat Ratu memang tulus dan suci hanya saja hal itu bertolak belakang dengan apa yang Fauzanstar sukai, Fauzanstar lebih baik mengerjakan sejuta soal matematikastar daripada harus belajar masak seperti ini tapi demi Ratu senang, semua itu dilakukan dengan setengah hati dan beginilah jadinya pada saat menumis bawangstar. Fauzanstar menyalakan tombol ke go to the earth sehingga secara otomatis starkuali terbang tidak terkendali ke arah bumi. Di Negeri Bintang segala benda yang ada di negeri ini difasilitasi dengan tombol go to the earth, ya alasannya itu tadi jika terjadi perang bintang segala benda yang ada di negeri bintang secara otomatis bisa berpindah ke bumi dengan begitu mereka bisa hidup berdampingan dengan penduduk bumi. Kembali ke Fauzanstar dengan starkuali yang bisa terbang.

“Pokoknya Ratu nggak mau tahu, kamu harus temukan benda itu, jika tidak Ratu tidak akan mau menemui kamu dan memaafkanmu”, Ratu memarahi Fauzanstar yang mukanya ditekuk sedalam-dalamnya saat dimarahi Ratu.

“Bunda Ratu, segitu amat sih marahnya, iya Fauzanstar janji bakalan nemuin benda kecintaan Bunda Ratu itu”.

“Ya itu baru anak Ratu, oya satu lagi syaratnya, kamu boleh kembali ke Negeri Bintang jika kamu pandai membuat satu hal apa saja yang bisa dimasak dan harus mengandung coklat, coklat di Bumi terkenal dengan coklatnya yang enak dan lezat, paham Fauzanstar?, waktu kamu Cuma dua hari, pada hari Rabustar pukul 12 malam waktu negeri bintang kamu harus sudah kembali lagi dengan membawakan apa yang Ratu pesankan padamu, Ok? Bunda Ratu percaya kamu bisa, nah sekarang jangan buang-buang waktu lagi, waktu kamu dimulai dari sekarang, Bunda mau pergi arisan dulu ya, dadah, mmuaah”. Bunda pun pergi sesaat setelah mendaratkan ciuman cinta ke jidat Fauzanstar yang nelangsa dan terbengong dengan tugas yang diembankan Bunda padanya, seperti misi Sun Go Kong mencari kitab suci ke Barat saja, tapi ini bebannya lebih berat dari itu.

Tanpa buang-buang waktu lagi, Fauzanstar langsung mencari dimana starkuali berada. Setelah mendeteksi dengan alat pelacak. Fauzanstar pun terbang ke Bumi.
###
Zee terbangun setelah mendengar suara ribut untuk kedua kalinya, setelah ia mengerjapkan matanya yang penuh dengan belek ia melihat sesosok makhluk yang sekarang duduk manis di depan meja belajarnya.

“Aarrghhhh…” Zee berteriak panic. Fauzanstar yang sedang serius mengerjakan soal matematika terloncat dari bangku sangking kagetnya mendengar jeritan maut di pagi hari .

“Siapa kamu, berani-beraninya masuk ke kamar cewek, belum tau siapa kepala preman di kota ini, hah?.

“Emang siapa?”, tanya Fauzanstar.

“Iya…ya, siapa ya? Aku pun nggak tahu?, ah sudahlah lupakan, kamu belum jawab pertanyaanku, kamu siapa?”, tanya Zee sambil pasang gaya kuda-kuda sebagai awal siaga satu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Oya, mampus aku, PR matematikaku belum kelar, aduh, gimana ini?, mana mau dikumpul lagi ntar siang”.

“Sudah tenang aja, PR mu sudah ku kerjakan”

“Hah, masak sih?, kamu makhluk dari mana sih, pake tato bintang segala lagi di sudut mata kanan, sok keren, beuh”.

“Ini juga mau dijelasin tapi kamunya yang dari tadi heboh sendiri gak jelas arahnya kemana, yoda sekarang kamu duduk dengan tenang dan dengarkan aku”. Zee pun duduk mendengarkan makhluk asing bin aneh yang ada dihadapannya sekarang dengan gaya seperti film yang slidenya diputar dengan cepat, Fauzanstar menceritakan asal muasal kenapa dia bisa sampai di kamar Zee di pagi buta ini dan merekapun saling berkenalan.

“Begitu ceritanya, Zee”, dengan helaan nafas berat Fauzanstar menceritakan beban penderitaannya.

“Aku sudah menolong kamu mengerjakan PR matematika itu, sekarang kamu harus bantu aku untuk mengajari aku memasak, tadi aku sudah menemukan starkuali di bawah ranjangmu, sebagai informasi starkuali berbentuk seperti kuali yang berbentuk seperti bintang jadi bentuk starkuali pada tengahnya berbentuk menjorok ke dalam mirip kuali, starkuali memang mengecil otomatis jika tiba ke Bumi, bentuknya tidak lebih besar dari tempat bedak padat punya mama Zee”.

“Oke, begini sepulang sekolah, aku akan mengajarimu membuat makanan dari resep andalanku”, mata Zee berkilat-kilat dan senyum tipis khas peran antagonis di sinetron Indonesia menghiasi wajahnya , entah resep dan rencana apa yang sudah ia persiapkan untuk membantu teman barunya itu.

Belum tahu dia, seorang Zee gitu loh, walaupun tomboy namun jago masak dan telah memenangkan beberapa even lomba masak.
###
Suatu siang di dapur rumahnya Zee.

“Tarraaa…!”, Zee mengangkat kue buatannya seperti gaya chef Farah Quinn yang selalu tampil dalam acara masak-masak di TV.

“Kamu masih ingatkan dengan resep yang barusan aku praktekkan?, Judulnya Bola-bola Kesepian, aku selalu buat kue ini jika aku kesepian karena aku selalu ditinggal pergi berhari-hari oleh mama papaku dan aku hanya ditinggal dengan Mbok Darmi. Ini ya kuberi tahu lagi resepnya apa-apa aja, pertama siapkan sebungkus biscuit lalu hancurkan, kemudian campurkan dengan mentega agar biscuitnya menyatu lalu bentuk bulat-bulat, setelah itu gulingkan bulatan biscuit ke dalam bubuk coklat dan jangan lupa sesendok bubuk cinta. Tau nggak Zan?”

“Apwahh?”

“Ya elah, kamu lapar ya?, sebenarnya kue ini belum selesai, kue ini masih harus dimasukkan lagi ke dalam kulkas, supaya bubuk coklatnya lebih meresap dan pastinya makin enak”.

“Buenner Zee, kue buatan Zee, maknyuss”, Fauzanstar masih mengunyah,”waktu ku nggak banyak, sebentar lagi aku harus balik lagi ke Negeri Bintang. Terimakasih ya Zee sudah bantu aku. Nah, aku harus bersiap-siap untuk kembali.”

“Ah, sudahlah, aku juga senang kedatangan tamu dari luar angkasa seperti kamu, aku jadi pengin ke sana, oya, sampaikan salamku pada Ibundamu, sepertinya seru ni jika aku duet masak bareng ibumu”.

Fauzanstar pun kembali ke Negeri Bintang dengan membawa Bola-Bola Kesepian. Ibunda Fauzanstar senang sekali atas ketemunya starkuali dan ia sangat menikmati Bola-bola kesepian dan Fauzanstar dibebastugaskan dari pelajaran masak-memasak, soalnya Ibunda masih menikmati kue buatan Zee dan Fauzanstar.

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.