SURAT PENGANTAR TULISAN
Kepada Yth. Medan, 4 Juli 2008
Bapak Pemimpin Redaksi
Up. Pengasuh Rubrik Gaul
Di
Harian Medan Bisnis
Dengan hormat,
Terlebih dahulu saya mendoakan agar kiranya Bapak selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa dan sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amiin.
Bersama dengan surat ini saya lampirkan kumpulan puisi saya yang berjumlah 4 puisi yang berjudul Isi Hati, Puas Lelaki Itu dan Benci. Saya berharap puisi-puisi saya ini dapat memenuhi criteria penulisan puisi di media Bapak dan kiranya dapat dimuat di Harian ini. Jika tidak, saya memohon kiranya Bapak dapat memberi saran dan mengabarkan saya via e-mail atau HP saya, sebagai bahan pembelajaran untuk penulisan yang akan datang.
Demikianlah hal ini saya sampaikan
Penulis,
Nurul Fauziah
BIODATA SINGKAT PENULIS
Nama Lengkap : Nurul Fauziah
Nama Pena : Nurul Zee
TTL : Medan, 5 Mei 1988
Alamat : Jl. Bambu No.5 Medan, 20235
E-mail : nufa_zee@yahoo.com
Tlp/HP : 061-6615107 / 0852-6148-3012
Penulis masih berstatus mahasiswa di IAIN-SU dan juga bergabung di komunitas kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) Medan.
PUISI SAYA
ISI HATI
Hari-hariku
Sahabat yang ku punya
Teman yang ku miliki
Aku kembali bertanya,
Apa arti sahabat?
Dia tidak peduli
Dia yang tidak mau tahu
Aku tahu, mungkin
Karena aku terlalu penutup
Ku selalu memendam semuanya sendiri
Memang benar,
Sebaik-baik tempat dan teman curhat
Adalah Allah SWT
PUAS
Puasku
Mengahancurkan batu
Melawan ombak
Menangisi lautan
Puasku
Airmata terasa cuka bagiku
Hati, dimana hatiku
Oh…tidak, aku kehilangan…
Tak perlu ku cari karena hatiku tlah membatu
Puasku
Aku harus mendapatkan matahari
Karena kalau tidak,
Seluru planet akan ku musnahkan
Puasku
Tak akan pernah puas
Sebelum dunia berakhir
Lelaki Itu…
Si Pencuri hati…
Kau tlah mencuri hatiku
Kini aku meminta hatiku kembali
Namun, kau tetap menyimpannya
Bersama hatimu
Si Pencuri hati…
Aku tak mampu meminta
Disatu sisi aku menikmati rasa ini
Disisi lain aku tersiksa dengan rasa ini
Waktu menentangku bersamamu
Syari’ah menghalangi kita
Kecuali, jika kita tlah menikah
Si Pencuri hati
Bersabarlah
Jika Sang Pemilik Hati berkehendak
Suatu saat aku akan bersamamu.
Si Pencuru hati…lelaki itu.
Benci
Benci aku benci
Bulir-bulir air mata terus mengalir
Seakan tak mau berhanti mengalir
Segala masalahku buatku aneh
Aneh jika aku tak bisa menyikapinya
Nafsu amarah seketika memimpin akalku
Perbuatanku di luar keinginanku
Benci aku benci
Semua yang mencinta dan dicinta
Tercerai berai
Ketika kebersamaan dan kasih sayang
Diabaikan
Benci aku benci
Kenapa harus aku yang merasakan
Semua kebencian, kesedihan, dan kepedihan ini
Aku ingin mereka semua merasakan apa yang aku rasakan.
Kepada Yth. Medan, 4 Juli 2008
Bapak Pemimpin Redaksi
Up. Pengasuh Rubrik Gaul
Di
Harian Medan Bisnis
Dengan hormat,
Terlebih dahulu saya mendoakan agar kiranya Bapak selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa dan sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amiin.
Bersama dengan surat ini saya lampirkan kumpulan puisi saya yang berjumlah 4 puisi yang berjudul Isi Hati, Puas Lelaki Itu dan Benci. Saya berharap puisi-puisi saya ini dapat memenuhi criteria penulisan puisi di media Bapak dan kiranya dapat dimuat di Harian ini. Jika tidak, saya memohon kiranya Bapak dapat memberi saran dan mengabarkan saya via e-mail atau HP saya, sebagai bahan pembelajaran untuk penulisan yang akan datang.
Demikianlah hal ini saya sampaikan
Penulis,
Nurul Fauziah
BIODATA SINGKAT PENULIS
Nama Lengkap : Nurul Fauziah
Nama Pena : Nurul Zee
TTL : Medan, 5 Mei 1988
Alamat : Jl. Bambu No.5 Medan, 20235
E-mail : nufa_zee@yahoo.com
Tlp/HP : 061-6615107 / 0852-6148-3012
Penulis masih berstatus mahasiswa di IAIN-SU dan juga bergabung di komunitas kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) Medan.
PUISI SAYA
ISI HATI
Hari-hariku
Sahabat yang ku punya
Teman yang ku miliki
Aku kembali bertanya,
Apa arti sahabat?
Dia tidak peduli
Dia yang tidak mau tahu
Aku tahu, mungkin
Karena aku terlalu penutup
Ku selalu memendam semuanya sendiri
Memang benar,
Sebaik-baik tempat dan teman curhat
Adalah Allah SWT
PUAS
Puasku
Mengahancurkan batu
Melawan ombak
Menangisi lautan
Puasku
Airmata terasa cuka bagiku
Hati, dimana hatiku
Oh…tidak, aku kehilangan…
Tak perlu ku cari karena hatiku tlah membatu
Puasku
Aku harus mendapatkan matahari
Karena kalau tidak,
Seluru planet akan ku musnahkan
Puasku
Tak akan pernah puas
Sebelum dunia berakhir
Lelaki Itu…
Si Pencuri hati…
Kau tlah mencuri hatiku
Kini aku meminta hatiku kembali
Namun, kau tetap menyimpannya
Bersama hatimu
Si Pencuri hati…
Aku tak mampu meminta
Disatu sisi aku menikmati rasa ini
Disisi lain aku tersiksa dengan rasa ini
Waktu menentangku bersamamu
Syari’ah menghalangi kita
Kecuali, jika kita tlah menikah
Si Pencuri hati
Bersabarlah
Jika Sang Pemilik Hati berkehendak
Suatu saat aku akan bersamamu.
Si Pencuru hati…lelaki itu.
Benci
Benci aku benci
Bulir-bulir air mata terus mengalir
Seakan tak mau berhanti mengalir
Segala masalahku buatku aneh
Aneh jika aku tak bisa menyikapinya
Nafsu amarah seketika memimpin akalku
Perbuatanku di luar keinginanku
Benci aku benci
Semua yang mencinta dan dicinta
Tercerai berai
Ketika kebersamaan dan kasih sayang
Diabaikan
Benci aku benci
Kenapa harus aku yang merasakan
Semua kebencian, kesedihan, dan kepedihan ini
Aku ingin mereka semua merasakan apa yang aku rasakan.