PUISI: MELEMBUTKAN JIWA ANAK
Oleh: Nurul Fauziah
Dan untuk puisi
Kami memiliki ramuan ajaib
Racikan yang kami dapat
Dari negeri bidadari dan kampong kurcaci
Kami beritahu padamu: Obelix dan Asterix pun
Mengincarnya sejak lama.
Potongan puisi yang berjudul “Klarifikasi Kurcaci” di atas adalah karya Abdurrahman Faiz, seorang anak berusia 11 tahun yang sudah piawai menulis puisi sejak usianya 8 tahun dan sudah menerbitkan 2 buku antologi puisi, dengan judul buku keduanya yang terbaru adalah Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil terbitan Forum Lingkar Pena Publishing.
Tidak banya anak
Puisi atau sastra secara umum, adalah instrument yang membhasakan kelembutan jiwa seseorang. Puisi juga membuat seseorang lebih dekat dengan perasaan, perasaan mereka sendiri, membantu mereka memahami hal yang tersirat dari alam, dan menagkap makna-makna kemanusiaan yang paling dalam yang senantiasa terlahir dari nurani manusia. Bagi seseorang, puisi juga merupakan hiburan jiwa.
Itu sebabnya Umar bin Khattab menganjurkan pengajaran sastra untuk anak-anak. Karena sastra kata Umar, dapa mengubah anak yang pengecut menjadi pemberani. Rasulullah SAW sendiri menyukai puisi dan menghapal beberapa bait puisi Arab kuno serta mengenal para penyairnya. Dikalangan sahabat juga terdapat banyak penyair.
Di Afganistan sendiri, anak-anak diajarkan berpuisi—dikenal dengan istilah Sherngaji (Adu Puisi). Juga di beberapa belahan dunia lain yang menjadikan puisi salah satu kebudayaan dan menjadi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dasar seperti di
Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha