-->
Menu
/
Judul Buku : The Secret of Enlightening Parenting, Mengasuh Pribadi Tangguh, Menjelang Generasi Gemilang
Penulis :Okina Fitriani, dkk
Halaman : 279 halaman
Cetakan : II, 2018
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta



Kesungguhan tercermin dari seberapa besar daya upaya kita menyempurnakan ikhtiar, bukan sekadar seberapa sering kita memikirkannya (Okina Fitriani, Psikolog)
Sudahkah kita selama ini sebagai orangtua bersungguh-sungguh mengasuh anak?

Kalau jawabannya sudah, Alhamdulillah, kalau belum yuk belajar sama-sama masih belum terlambat kok ^^

Qodarullah, aku lupa persisnya seperti apa Allah menggerakkanku untuk beli buku ini, kayaknya waktu itu efek rajin scroll sosmed, terus ketemu postingan foto-foto kegiatan workshop The Secret of Enlightening Parenting, lalu beralih ke penelusuran, kira-kira ada gak ya bukunya, biar belajar dari buku aja dulu sebelum ikut workshopnya yang harganya lumayan tapi berharap juga kalau ada workshopnya di Medan.

Alhamdulillah ketemu dengan buku ini, waktu itu belinya di Gramedia pertengahan April 2018. MasyaAllah bukunya huhu…sampai terharu aku. Dan sekarang menyempatkan diri mereview bukunya terkhusus untuk para orangtua muda, *eaaak. Bismillah.

Pada halaman awal, pembaca udah diberi peringatan, Hati-hati kecanduan ilmu!’ begitu tulis peringatannya. Dan memang beneran jadi candu wkwkw.

Buku yang ditulis oleh pakarnya langsung yakni Bu Okina Fitriani, seorang psikolog dan master di bidang human resources serta mendalami bidang psikologi Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan Brain Development ini memiliki dua bagian utama.

Bagian pertama ditulis oleh Bu Okina, pada bagian ini disajikan konsep dasar seperti prinsip pengasuhan, metode dan teknik. Lalu pada bagian kedua berisi kumpulan kisah inspiratif dari pada alumni workshop The Secret of Enlightening Parenting.

Dari ide para alumni tersebutlah lahir buku ini, masyaAllah, dengan begitu berasa ikutan workshop juga yak an mesti masih kulit-kulitnya aja hehe.

Mencari guru di zaman ini sungguh tak mudah, sebab siapa saja bisa jadi guru bermodalkan mesin pencari canggih, tapi bersyukur dipertemukan dengan seorang guru yang menulis buku The Secret of Enlightening Parenting ini berdasarkan Alquran, hadis dan sirah serta memadukannya dengan ilmu Psikologi Perkembangan NLP tadi. Ilmu NLP ini aku baru tahu kalau ilmu itu kajian eksklusif dan mahal para pemimpin negara, perusahaan, olahragawan kelas dunia loh. Wow!

Beruntungnya lagi bagi pembeli buku The Secret of Enlightening Parenting, keuntungan penjualan disumbangkan pada dunia pendidikan anak dan kaum duafa di tanah air. Wah, beli buku sambil berdonasi, masyaAllah. Menurutku setelah aku memiliki dan baca buku ini, keluarga Indonesia wajib punya buku ini di rumahnya.

Mungkin pada saat baca judulnya yang udah enggres enggres berpikir bakal susah mencernanya, ternyata buku The Secret of Enlightening Parenting disajikan dengan bahasa sederhana, mudah dipahami, praktekable lagi.

Pasti udah pada gak sabar kan yak kapan bukunya dibahas wkwkw. Bhaiquelah…

Siapa Anak Kita Itu?

Jangan berharap diawal buku langsung dijembrengkan teori oleh penulis, ternyata malah diajak merenung.

Setelah menikah, mindset yang terbangun paling utama sekali dijadikan goal menikah adalah punya anak. Trus udah punya, anaknya semakin gede malah semakin dimarahin huhu.

Idealnya sekali kata guru parenting saya yang lain, sebelum melakukan apapun di malam pertama, sebaiknya menuliskan perjanjian tertulis dengan pasangan. Menikah untuk apa, ngapain, pembagian tugas gimana, udah punya anak nanti gimana, dan blablabla, baru deh action.

Persis kayak memimpin perusahaan tulis Bu Okina. Memimpin organisasi atau perusahaan aja kita rela nge-draft konsep berhari-hari mulai dari buat visi misi, target pencapaian, evaluasi hasil dalam rapat kerja terjadwal, semua dibuat dan dilakukan sedetil mungkin.

Lalu tulis Bu Okina lagi, apa yang sudah kita lakukan saat Allah memberikan tugas penting pada kita sebagai pemimpin bagi anak-anak kita? Punya visi misi, target pencapaian, evaluasi?

BELOOOM BU huhu

Padahal bos besarnya Allah langsung yak, tapi kita gak buat semuanya sedetil itu. T_T
Sehingga saat anak lahir dan besar, gak sedikit dari mereka hanya dapat sisa-sisa tenaga ayah bundanya karena lelah seharian kerja, atau peran sebagai orangtua hanya sekadar auto-pilot gak mindfulness *tsaaah istilah guek

Banyak pasangan hari ini yang suangat mengharapkan anak, justru Allah tunda, namun banyak juga yang langsung diberi. Mau sehebat apapun alat pencegah kehamilan dibuat kalau Allah berkehendak ya jadi juga. Sehingga dengan qodarullah ini, Bu Okina memaknai anak sebaga TAMU.

Anak adalah tamu istimewa yang kita undang untuk hadir dalam kehidupan kita atas kehendak dan persetujuan Allah ( hal.5)

Ibarat menyambut tamu agung di rumah, gimana reaksi kita, seperti itulah menyambut dan memperlakukan anak, ya kali tamu dimarah-marahin. :-D

Kabar baiknya, kalau tamu ini kelak jadi penolong di akhirat, itulah sebab ada hadis riwayat Muslim No.1631,

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara…yakni do’a anak yang sholeh. 

Pengen punya anak sholeh yang rajin berdoa untuk orangtuanya kelak? Tentu dari sekarang Ayah Bundanya berusaha sungguh untuk mengasuh anak sholeh itu.

Gimana Ayah Bunda, udah tertamvar-tamvar pada bagian ini? Kalau belum, cus baca bukunya :-D atau aku follow dan suka intip instastory-nya Bu Okina di @Okinaf.

1. Memaknai Prinsip Pengasuhan

Mendidik tydac mendadak. Mengoperasikan alat elektronik aja ada buku manual atau video tutorial cara menjalankannya, lalu mengasuh anak yang memiliki denyut nadi aja trus kita abai, merasa gak perlu ilmunya T_T astaghfirullah.



Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya 
(QS: At-Tiin 4) 

Pada penjelasan berikutnya dari buku The Secret of Enlightening Parenting ini Bu Okina mengajak pembaca mengenali ‘manusia’ , anak kita manusia kan yak :-D maka dengan memaknai prinsip pengasuhan, jadi pintu orangtua untuk mengasuh anaknya dengan baik.

Sering kita baca, anak itu ibarat kertas putih, orangtuanyalah yang mewarnainya. Padahal yang sebenarnya adalah, manusia lahir dengan fitrah dan potensi baik. Ibarat smartphone, udah ada aplikasi bawaannya, kita yang dititipin smartphone diminta untuk mengaktifkan dan menyalakan aplikasi (potensi baik) ini.

Allah juga membekali kita dengan Pre-Frontal Cortex ( PFC ) pada bagian otak manusia disana tempat luhur akal budi, kemampuan berbahasa, merencanakan, memecahkan masalah, pusat pengambilan keputusan dan fungsi control.

Kebayang ya kalau bagian PFC ini rusak?

Oke lanjut ke  pembahasan Potensi Baik. Berikut ada bagan tentang Potensi Baik atau aplikasi yang aku bilang tadi.



Menyalakan potensi baik anak inilah yang jadi tugas orangtua , gak hanya menyalakan tapi membuatnya tetap baik atau malah jadi terbaik.

Tiga Tugas Orangtua yang Gak Mudah

Mengasuh anak sejatinya adalah tugas Ayah, Ibu pelaksana lapangan, tapi lazim di masyarakat, tugas mengasuh itu tugas ibu semata, bikinnya berdua, ya tentu mengasuhnya berdua juga dong *trus aku ngegas yah aha

Menilik di Alquran mengenai tugas orangtua, ternyata Allah malah lebih banyak membahas peran Ayah ada lebih dari 12 ayat ( hal.12)

Meskipun begitu, baik ayah atau ibu, sebaiknya menjalankan 3 tugas ini dengan sebaik-baiknya:

- Menjadi teladan
Anak, makhluk peniru ulung, tiap kedipan matanya, merupakan kamera super canggih yang merekam tiap gerakan ayah bundanya. Sungguh aku sedang terus belajar body language, terutama tatapan mata, intonasi suara, dan kerutan di wajah ( kapan tersenyum, kapan pasang wajah datar)

- Mengingatkan
Mengingatkan disini bukan menasihati, padahal di praktek sehari-hari menasihati ini hobi orangtua huhu.

Mengingatkan tulis Bu Okina adalah menumbuhkan kembali kesadaran atas janji pada Ilahi sesuai fitrah iman.

Nah, saat mengingatkan, gunakan kata Allah…kata Rasulullah. Masalahnya Ayah Bunda kurang mengaji, sehingga bingung mana kata Allah mana kata Rasulullah *selfreminder . Baiklah Ayah Bunda kudu rajin ngaji nih.

- Memperbaiki
Memperbaiki disini adalah membimbing anak ketika ia sudah melangkah di jalur keliru ke jalan lurus

Menjaga potensi baik, bukan tugas mudah, apalagi yang member tugas adalah Allah, maka perlu tim solid, itu sebab pentiiiinng sekali mencari pasangan hidup yang satu visi misi.

Balik lagi dah jadinya, inti parenting/pengasuhan sejatinya bermula sejak memilih pasangan.

Konsisten-Kongruen, Sabar dan Kasih Sayang yang Perlu Latihan

Jujur, penjelasan bagian ini yang paling membuatku, hmm…hmm…1000x ala Nisa Sabyan.

Konsisten artinya teguh dan fokus pada tujuan, apa tadi tujuan kita? Memaksimalkan potensi baik anak, Alhamdulillah ya *ini nanya sendiri, jawab sendiri

Kongruen artinya selaras

Kalau digabungin, jadinya orangtua harus pegang teguh pada tujuan utama untuk jaga potensi baik anak tentu dengan menjalankan 3 tugas diatas tadi.

Konsisten disini gak kaku ya, bisa dilakukan dengan 1000 cara dan strategi haha, masalahnya kita suka terjebak dalam situasi. Ketika anak merengek, trus kita auto blank gitu gak tau mau ngomong apa haha, akhirnya berujung pada pengabulan atau memarahin anak huhu.

Sabar

Apa itu sabar? Makanan ringan ya? Stok sabar gak ada dijual dalam bentuk sachet apalagi refill di toko-toko terdekat kesayangan Anda.

Sabar juga berarti tidak tergesa-gesa dalam menjalani proses mendidik anak
(hal.15) 

Bagaimana agar jadi orangtua penyabar? Cus baca bukunya ^^  atau ke instor Bu Okina, ke haylait instagram akoh juga boleh di ‘Jangan Marah’ *promo terselubung

Kasih Sayang

Dalam buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam, karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Alhamdulillah aku udah punya bukunya, ini juga buku pengasuhan super wajib ada di rumah keluarga Indonesia, menyebutkan bahwa

Kelembutan dan kasih sayang adalah dasar penanaman dan pembenahan akhlak anak

Yakin masih bakal teriak-teriak dan marah-marah wahai Ayah Bunda?

2. Benih-Benih Ketaatan

Pondasi utama seorang anak lahir ke dunia adalah penanaman Tauhid, dengan jalan mengenalkan siapa penciptanya dan siapa dirinya, Rukun Iman dan Islamnya harus duduk.

Jika sudah kenal, maka akan muncul rasa taat. Rasa taat ini dibahas Bu Okina di halaman 19 , cara menjadi taat bagaimana?

- Bersyukur

Menurut Dr. Hamka dalam tafsir Al Azhar, bersyukur adalah mempergunakan nikmat-nikmat Allah dengan sebaik-baiknya sehingga jadi manusia yang bermanfaat

- Meningkat

Meningkat disini jadi pribadi yang bertumbuh, gak cukup jadi baik tapi jadilah terbaik, bukan untuk mengalahkan siapa-siapa tapi mengalahkan nafsu diri, kemalasan diri. Kalau udah sampai pada pibadi begini, hempas juga rasa galau dan baper ya :-D

- Bermanfaat

Bermanfaat inilah posisi tertinggi dari hasil pengasuhan dan pendidikan yang berfokus pada penjagaan potensi baik.

Aku auto paham kalimat Khalil Gibran, Anakmu bukan milikmu!

Kalau guruku bilang, kita berperan sebagai istri dengan jalan mengasuh anak  sebaik-baiknya, sebagai jalan kembali pulang berharap husnul khotimah dan diiringi ridho suami.

3. Setiap Perkataan adalah Doa dan Perilaku Menguatkannya

Deg-deg-an aku baca bagian ini, teringat perkataa-perkataan yang terlepas gitu aja saat mengasuh anak T_T

Dalam poin ini Bu Okina super makjleb kali lah, seringnya kita berdoa minta sabar tapi kita mengakui kalau kita ini pemarah, bukan pribadi yang sabaran, jadi sabar itu susah.

Astaghfirullah

Padahal perkataan kita sehari-hari itu doa loh, jadi doa bukan sekadar saat kita khusus menadahkan tangan tiap usia sholat, tapi pilihan kata-kata kita tiap hari berpotensi jadi doa T_T berkatalah yang baik atau diam. Ngerem berkata-kata gak baik inilah yang senantiasa harus dilatih.

4. Kesalahan-Kesalahan Pengasuhan

Okeh, pada poin 4, aib-aib penerapan pengasuhan terpampang nyatah. Tapi tenang, Bu Okina memberikan solusinya juga bagaimana penerapan yang seharusnya.

Aku ingin bahas satu kekeliruan pengasuhan paling mendasar yang gak disadari, poin Fokus pada Dunia.

Bagi yang muslim paham banget kalau bekal akhirat itu penting dan utama, tapi seringnya gak sinkron dengan perilaku sehari-hari.

Misal:

Ayah udah kerja keras looooh untuk menghidupi kalian
( hellow ayah, sejak kapan kita jadi makhluk pemberi rezeki, yang ada kita makhluk pemakan rezeki)

Kita lebih sibuk membangunkan anak ke sekolah karena takut terlambat daripada sibuk, membangunkan anak untuk sholat subuh.

Jeng-Jeng…eng ing eng

Pemaparan di atas masih pada Bagian A semua, berlanjut ke bagian B sampai E lebih ke teknis.

Di bagian B ada pembahasan Tiap Tahap Ada Manfaat, Tiap Langkah Perlu Optimal,  pada bagian ini membahas gelombang otak anak sampai remaja sehingga kita bisa menempatkan metode tepat untuk mengasuh tiap tahapan anak.

Bagian C ada Kekuatan Lima Pilar, pada  Bab ini orangtua diajak memahami 5 pilar keberhasilan sehingga membuat perubahan dalam pengasuhan dan ini orangtua harus latihan biar mahir.

1. Selesaikan emosinya
2. Fokus pada tujuan
3. Bangun kedekatan
4. Ketajaman Indera
5. Fleksibel dalam Tindakan

Yuhuuu, lima poinnya bikin kepo yaa, cus baca bukunya :-D Oiya pada bagian ini juga terselip pembahasan merancang visi misi keluarga.

Masuk bagian D ada Strategi Pemprograman Bawah Sadar. Bab ini sudah mulai masuk ilmu tingkat tinggi pengasuhan, tetap diperlukan latihan.

Terakhir adalah bagian E, bagian yang menutup porsi Bu Okina dalam buku The Secret of Enlightening Parenting, yaitu Komunikasi yang Mencerahkan. 

Seperti yang aku bilang di awal, mengasuh perlu konsistensi 1000 kali, kuncinya ada di komunikasi, pemilihan kata, latihan masih diperlukan, banyak-banyak berlatih di depan kaca atau di depan pasangan. Mengasuh itu ya emang terniat pakai banget, karena peluangnya syurga, kalau mudah ya hadiahnya hanya mini power bank, gitu tulis Bu Okina haha.

Kisah-Kisah Inspirasional : Mendidik Anak adalah Mendidik Diri

Ada 15 penulis yang terlibat menulis kisahnya dalam mempraktekkan workshop The Secret of Enlightening Parenting bersama Bu Okina

Bagiku semua kisahnya inspiratif, membaca pengalaman orang lain membuat kita jadi kayak ada teman gitu kan yak, terus ada banyak bagian yang akan digaris bawahi, sebab penting semua haha.
Oiya, kisah inspiratif gak hanya ditulis oleh para ibu tapi juga para ayah loh.

Berikut nama-nama penulisnya, mana tau mau kepo juga akun sosmed Pak Bapak Ibu keren dan inspiratif ini.

Juliana Dewi Kartikawati, Dini Swastina, Novita Sakundarini, Novi Arryadi, Yuni Kurniah, Sandra Sukriya, Sutedja E.Saputra, Mira Soneta, Chita Harahap, Gita Djambek, Arie Kusuma Dewi, Limia Lasmita, Alfan Yudhatama, Rifqie Rodiaz, Melati M. Putri.

Demikianlah resensi buku The Secret of Enlightening Parenting ini semoga bermanfaat. Beli bukunya, baca dan praktek.

Oiya bole ikutin sosmednya di @enlighten_empower dan @okinaf.

29 comments:

  1. Memang keren ini blogger parenting, cocok la kasih waktu untuk share informasi kerennya di Durian Blog M

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih di komen sama master, Alhamdulillah bang hehe

      Delete
  2. Makasih loh mba zee udah kasih highlight besar isi buku secret enlighting parenting ini.
    pr besar ku, balik lagi ya sabar. Hu Hu Hu, sabar gak ada di toko.

    ReplyDelete
  3. Mendidik anak mendidik diri sendiri.. Noted mba zee.. Ini yang memeranginya butuh effort.. Supaya diri sendiri dulu berubah baru bisa jadi suri tauladan sungguh implementasi gak semudah membalikkan telapak kaki ya kan Tqu inspirasi nya mba zee barakallah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat kak, makanya harus selesai dulu dengan diri sendiri, ya sembari mengasuh juga, kan anak gak bisa menunggu kita jadi sempurna juga heheh

      Delete
  4. MAsyaAllah bagus ya mbak,sayang kemarin gak sempat neli waktu buka PO.

    ReplyDelete
    Replies
    1. daku justru ketinggalan PO, gak tau juga ada PO nya hihi, karena bagus beli aja dah

      Delete
  5. Anak-anak kita itu tamu yang kita undang hadirnya ke dunia ini ya. Maka selayaknya tamu agung kita harus baik² memperlakukannya. Noted, Zee. Tfs resensinya. Mengingatkan kembali project mulia mengasuh ananda

    ReplyDelete
  6. Sabar dan tenang

    Dua stok yg selalu cepat habis, terutama dalam pengasuhan.

    Tfs mba zee.
    Saya pengen baca bukunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. charging terus kak, ^^ jangan biarkan lowbat terlalu lama

      Delete
  7. Banyak ilmu yg harus saya pelajari di buku ini krn ilmu parenting sy masih cetek, apa ada versi e-book gratisnya di perpus online kak zee?

    ReplyDelete
  8. anak itu tamu, jd kadang g bs diatur sesuka hatinya jg ya kak, karena dia pribadi jg punya jiwa. dan yg punya jiwa Allah itu Allah. thanks ilmunya kak

    ReplyDelete
  9. Mengenai anak dilahirkan ibarat kertas putih yang daku fahami itu, dimaksudkan ke fitrah ketauhidannya..maka sambungannya adalah...orang tua yg menasranikan dan memajusikan.

    Kalo terlahir dengan fitrah dan potensi baik,kan memang begitu sempurnanya ciptaan Allah atas makhluk bernama manusia ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah makasi kk atas koreksinya ^^ berarti berdasarkan hadis tersebut, pengaruh ortu tetap sangat besar dalam fitrah ketauhidan anak ya kak

      Delete
  10. Bagus bangat jdi pengen punya bukunya dan baca semua isinya..

    ReplyDelete
  11. Ini salah satu guru fav kk juga mb Okina. Bukunya belum selesai sampai titik lembar penghabisan tak baca. Pelatihannya mehong ya mak...padahal pengen ikut. Pernah sekali ngikuti mb Okina nih seminar di medan. Disitu kenak tabok, tapi naboknya ngangenin😂🙈

    ReplyDelete
    Replies
    1. muahal kak, tapi worth it huhu, untuk perubahan seumur hidup

      Delete
  12. Kak Zee lengkap banget resensinya,
    Auto noted sebagai bekal jomblo 😍
    Mau aku share ke kakak ahhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah deeek, semoga bermanfaat ya ^^

      Delete
  13. Aku lebih highlight ke SABAR. Karena sabar ini pelajaran yang butuh proses dan waktu yang panjang. Tiap muncul emosi negatif, harus tarik nafas dan inget harus sabar lagi. Makasi atas penjelasan panjang dan bermannfaat ini kak.

    ReplyDelete
  14. karena anak punya hak juga buat diperlakukan dengan baik dan benar. sip kak tips nya ini. harus dipraktekkan langsung ini. eh anak awak masih umur 7 bulan bayaaa dah. hehehe.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.