Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan (HR. Ad-Dailami)Ini foto welfi pertama kami tepat di 1 Januari 2019, suamiku tampak gemuk, segar, dan tamvan haha. Namun siapa sangka musibah itu datang di awal Februari 2019.
Mempersiapkan akreditasi merupakan kegiatan sangat penting bagi sebuah kampus, bagaimana tidak? Akreditasi menjadi tolak ukur apakah suatu kampus berkualitas atau tidak. Hal itu tentu saja begitu menguras pikiran dan tenaga Aa’—panggilan sayang untuk suamiku. Pergi pagi, pulang hampir tengah malam. Meskipun sudah jadwal pulang tapi harus ikut menemani staf yang diminta antar jemput tamu ke bandara, begitu terus hampir sepanjang Akhir Desember 2018- Januari 2019.
Belum lagi pola makan Aa’ yang berantakan, padahal aku sudah membawakannya bekal untuk makan siang, emang sih di makan tapi ntar jam 8 malam. Setiba di rumah sekitar jam 10 malam, Aa’ makan dan langsung tidur sehingga gak ada jeda bagi lambung untuk menggiling makanan.
Puncaknya, tanggal 5 Februari bertepatan hari libur. Seharusnya aku hendak memijit Aa’ karena malamnya ia sudah mengeluh badannya sakit semua, namun ternyata ia ada agenda pergi berpetualang bersama teman-temannya. Aa’ paling susah menolak ajakan temannya dan sensasi mengisi liburan di alam, pasti menantang dan menghibur.
Aku berat mengizinkannya tapi sepertinya dia ingin sekali pergi dengan begitu seketika pegal di badannya sembuh haha. Waktu itu aku marah sekali huhu, tapi aku bisa apa, mana si Aa’ gak bawa smartphone pula, padahal udah panjang aku chat curhat via whatsapp ternyata hapenya di rumah, wkwkw. Miskomunikasi antara kami terjadi lagi.
Mungkin detik itu juga Allah langsung menetapkan takdirnya bahwa berkurangnya barokah rumahtangga jika suami istri sedang marahan. Seketika nikmat sehat dicabut, ketaatan dan kesetiaanku sedang diuji. Apakah aku sabar merawat suamiku?
Sejak saat itu kesehatan Aa semakin tidak menentu dari hari ke hari. Dia merasa perutnya kembung, setiap kali makan selalu muntah. Aku berusaha memijatnya, tapi tetap tidak berhasil. Tidur malamnya sering gelisah. Ada rasa cemas yang gak bisa dijelaskan. Tidak suka bertemu orang. Gak mood berinteraksi. Sedih banget kalau ingat hal tersebut T_T. Kondisi ini kayak ibu hamil ya tapikan seharusnya aku yang hamil haha.
Aku terus mencari tahu penyebab penyakit suamiku sebenarnya. Jika mood nya sedang bagus, aku tanyakan apa yang ia rasakan. Salahsatunya seperti yang aku jelaskan diatas. Keluhan lain yang dirasakan Aa’ adalah dada seperti terbakar, dada sesak, mau tarik napas aja susah, seperti ada rasa mau sendawa atau buang gas tapi gak mau keluar, sakit di perut kiri. Bawaannya lemas dan tiduraaan aja.
Dugaan sementara suamiku ini sakit pencernaan, aku langsung teringat suplemen untuk perut. Sepulang kajian sore hari aku putuskan untuk gak pulang tapi membeli suplemen tersebut. Dan singgah di warung bunga untuk beli gerabah tempat memasak jamu. Temannya Aa menyarankanku membuat jamu kunyit temulawak.
Aku juga membeli suplemen dari bahan kunyit, sempat diminum beberapa kali tapi tetap sakitnya Aa’ gak berkurang. Dalam kondisi sakit, Aa’ tetap paksakan diri pergi kerja, namun 3 jam berikutnya pulang lagi ke rumah. Kondisi ruangan kampus yang super duper dingin justru memperburuk keadaan suamiku.
Oiya dalam kondisi Aa’ sakit pencernaan, aku belum ada perubahan mengelola makanan, apa yang dia ingin makan, aku masakkan termasuk ingin ikan goreng sambal dan menu berminyak kesukaannya. Yang aku pikirkan asal dia mau makan ajah, meskipun menu yang dia inginkan justru dapat memperburuk pencernaannya T_T, aku gak tahu harus apaaaa huwaaa, ditambah dia gak mau diajak ke dokter.
Di tengah kepasrahanku, kukatakan padanya jika belum mau ke dokter, yuk kita coba ruqyah. Alhamdulillahnya, si Aa’ mau diruqyah. Karena kondisi Aa’ yang lemah tak berdaya, proses ruqyah dilakukan di rumah, dan memang permintaanku juga.
Intinya proses ruqyah merupakan tazkiyatunnafs, penyucian jiwa, keadaan sakit merampas semua kenikmatan, sehingga memudahkan syetan menguasai hati dan pikiran si sakit. Jalan ruqyah kami tempuh sebagai pengobatan pertama si Aa’.
Ruqyah berlangsung 3 jam, di jam terakhir Aa’ menangis sesenggukan sambil terapis terus membacakan zikir ke telinga Aa’. Ah, ingin kupeluk suamiku dan genggam erat tangannya, tapi khawatir mengganggu proses ruqyah.
Berharap usai ruqyah Aa’ mau diperiksa dokter, ternyata belum T_T. Dan aku masih mengemas kegalauan dan pertanyaan sendirian, ingin menangis rasanya huhu. Esoknya Aku putuskan untuk membawa anakku pergi seharian dan kukatakan padanya semoga aku pulang sudah ada keputusan dia untuk mau dibawa berobat. Dan yeay, Aa’ mau diperiksa.
Paginya kami pergi ke bidan terdekat rumah. Pertama periksa tekanan darah si Aa, mendekati angka 140, wah kaget dong, bidannya lebih kaget lagi. Tanya punya tanya keluhan, lalu dikasih obat.
Tipe Aa sebelum obatnya ia minum, ia googling semua nama obatnya, sehingga ada beberapa yang diminum ada yang gak, bahkan efeknya sangat tidak nyaman, makin membuat ia sesak napas. Oke sepertinya berobat di bidan gak cocok.
Dua hari berikutnya, kami pergi ke klinik yang tempat BPJS kami berlaku. Suasana klinik masih sepi, hari libur, hanya ada beberapa pasien sedang menunggu dan ada dua orang operator, ternyata seorang lagi dokter haha, gak nampak style dokternya kalau lagi pakaian casual gitu, seperti model atau oppa, ini kenapa jadi merhatiin penampilan dokter sih, periksa cus periksa -_-“
Pertama ditanya keluhannya apa, kemudian cek tekanan darah, Alhamdulillah normal. Oleh dokter dikasi obat mual muntah dan obat maag gaes. Tak banyak penjelasan yang diberikan sang dokter muda, oke fine!
Beberapa hari berikutnya, masih gak ada perubahan huhu. Malamnya kami pergi berobat ke klinik dekat rumah yang ada praktek dokter penyakit dalam. Kami datang tepat waktu, mendapat antrian nomor tiga, namun dokter belum kunjung datang sampai 30 menit lamanya, suamiku udah sangat tidak nyaman.
Sebaik masuk, suamiku langsung ditanyakan segala yang jadi keluhannya selama ini, dan agar lebih pasti lagi, si Aa pun di USG.
Dapatlah hasil, ada sesuatu di empedunya, polip atau dikenal dengan BATU EMPEDU. Jeddaaarrr, aku speechless. Kami saling tatap.
‘Penyebabnya apa, Dok?’
Sebabnya karena penumpukan kolesterol dalam cairan empedu.
‘Dok, apakah harus operasi?’, tanyaku dengan nada bergetar
‘Gak mesti harus diendoskopi, coba kita terapi minum obat dulu ya, ukurannya juga belum begitu besar’, jelas dokter
Hiks, kenapalah si Aa’ gak mau diajak berobat dari dulu mau ditahankannya T_T, lebih pintar dia dari dokter hanya bermodalkan googling ramuan tapi ini masih bersyukur banget tahu lebih cepat. Gemaasssh aku dengan si Aa’ T_T.
‘Apakah ada pantangan dalam hal makanan dok?’
‘Hindari makanan berminyak dan jangan stres yah’
Pemicu paling rawan dari penderita Batu Empedu memang stres, tapi bukan hal utama sih, aku gak percaya suamiku suka stres, orangnya nyantai banget, namun yang meyakinkan dari penyebab keberadaan penyakit ini adalah pola makan suamiku yang buruk.
Berhubung hasil dokter penyakit dalam udah keluar, dimana hasil USG gak bisa di-print padahal bayar biaya obatnya mahal hampir sejutak T_T, syukurnya aku berinisiatif untuk memfoto hasil USG.
Esoknya kami putuskan untuk berobat secara lebih intensif lagi ke rumah sakit besar. Pergilah kami ke klinik BPJS untuk periksa dan dapatkan surat rujukan. Aku pun bawa foto USG dan obat-obatan dari dokter penyakit dalam, agar proses mendapatkan surat rujukan lebih cepat.
Eh kali ini di klinik BPJS ketemu dokter ramah dan baik hati, banyak saran yang ia berikan, duh kalau berobat dengan dokter seperti inikan setidaknya beban pasien berkurang huhu. Kami keluar dengan senyuman dan surat rujukan.
Ikhtiar Sembuh
Hikmahnya si Aa sakit adalah waktu pacaran kami jadi lebih banyak haha. Aa’ pun memutuskan untuk off kerja selama proses penyembuhan, bahkan sampai setengah semester, kesehariannya hanya diisi dengan memenuhi jam mengajar mahasiswa kelas malam.
Seiring berjalannya waktu, empedu si Aa’ yang bermasalah mulai menampakan eksistensinya. Putih di mata Aa’ kelihatan menguning dari hari ke hari, bahkan sampai ke bagian leher dan sepanjang dada hingga lengan atasnya. Dia berubah menjadi pria kuning. Kondisi ini makin membuatku cemas, ya Allah.
Ah ujian pernikahan itu begini ternyata, diuji mendampingi pasangan saat yang salahsatu sedang tak berdaya.
Praktis selama bulan Akhir Februari - Maret 2019 setiap seminggu sekali kami jadwal ke rumah sakit. Kunjungan pertama, USG dan cek darah, lalu menunggu hasilnya minggu depan.
Tiap minggu sungguh tak sabar menanti hasil. Adapun hasil USG, Aa’ positif polip empedu dan cholesistitis serta bilirubinnya tinggi mencapai angka 9,3 T_T, begitu juga dengan angka SGOT dan SGPT nya. Sedangkan hasil cek darah menunjukkan negatif hepatitis A.
Momen yang tak terlupa mengantri obat di nomor 303 dong sampai jam 10 malam haha. Minggu depannya masih harus kontrol lagi.
‘Tapi, matanya kok masih kuning ya, oke kita cek darah lagi ya’.
Total 3 kali Aa’ cek darah, Alhamdulillah negatif hepatitis B yang sempat dicurigai dokter. Pada pemeriksaan terakhir, angka bilirubin mulai normal. Dokter menyuruh untuk meneruskan rutin minum jamu kunyit temulawak.
Resep Jamu Kunyit Temulawak
100 gr induk kunyit
100 gr temulawak
Gulamerah secukupnya
Air secukupnya
Cara membuat:
Tumbuk kunyit dan temulawak, rebus dalam gerabah atau panci stainless steel. Saring. Minum segelas kecil setiap malam. Rutin minum sebelum tidur malam.
Kebiasaanku tiap pagi adalah memeriksa kuning di bagian putih mata Aa’. Ramuan induk kunyit temulawak harus rutin diminum sampai kuning di mata pasien hilang dan kembali normal. Orang dulu sebut sakit suamiku ini adalah Sakit Kuning.
Masih Muda Kok Bisa Idap Batu Empedu
Sekitar Desember 2018, aku sudah hijrah pola makan. Berawal dari grup wasap Great Mom, Pembicara saat itu Kak Yanti Minan, pelaku food combining di Medan.
Ternyata food combining itu persis pola makan yang disarankan dokter anak langganan keluarga kami saat Khalil masuk masa MPASI.
Mengawali pagi dengan makan buah ternyata bantu menaikkan berat badan, pada orang dewasa menstabilkan berat badan mencapai berat badan ideal pastinya.
Hempaskan semua sarapan lontong, nasi gurih dan kawan-kawannya di pagi hari. Aku rutin minum lemon peras ( lemper ) atau jeruk nipis peras ( jeniper ). Sumpah, kecut banget dah dan ngisep perut, aku lapaarr huhu, tapi terus upayakan makan buah, ketika udah gak sanggup lagi, jam 11 aku dah makan nasi tuh haha.
Pokoknya aku pelaku food combining garis lembut lah dan masih belum istiqomah nge jeniper, sering cheating juga haha.
Suami kubuatkan juga minuman lemper tiap pagi dan bekal buah dong untuk sarapan, namun kok bisa kena Batu Empedu?
Bisa banget.
Beibph izin buka kebiasaan burukmu yah, semoga yang baca peroleh hikmah dan #AyoHijrah Berani Lebih Baik dengan Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat.
Kebiasaan suamiku itu abis sholat subuh tidur lagi, sampai jam 7 pagi kemudian bersiap pergi kerja. Sebelum pergi disempatkan minum lemper dan makan buah. Kadang aku malas buat bekal apalagi kalau merajok, ini mah kebiasaan buruk aku T_T, sekarang udah tobat, mencoba mundur...mundur...mundur cantik, self healing, agar tak merajok. Sehingga karena merajok, aku gak masak, eh si Aa sarapannya terancam, mau beli sarapan di jalan eh gak sempat.
Akhirnya sarapan direkap makan siang, atau makan siang dirapel sekalian makan malam. Nah, ketika malam sampai rumah, Aa masih sempatkan makan lagi. Sesekali minum susu protein biar berotot.
Selain kebiasaan di atas, semasa hidupnya suamiku sudah punya investasi pola makan yang salah sebelumnya. Aa itu sukaaaa banget keripik. Beli keripik singkong itu kadang sampai sekilo dan dimakan paling akhir bersama kuah sate padang, waduh kalau lihat dia makan, sambil merem melek saking nikmatnya buat dia haha.
Gak hanya keripiki, sebelum sakit pencernaan, Aa juga rutin beli peyek kacang. Aku tahu banget ini pola makan syetan, tapi sebagai istri sampai manalah aku menahan apa-apa yang jadi kesukaannya, hanya bersenjatakan doa sajalah, agar suamiku senantiasa sehat.
Hobi juga makan gorengan, apalagi risol, wah juarraaakknya mah si Aa kalau udah makan risol, belum lagi roti paha ayam.
Olahraga si Aa gimana?
Dulu saat masih jomblo aku punya impian memiliki suami yang membangunkan istrinya dengan cinta untuk berolahraga, ternyata kenyataannya justru Allah memberikanku ladang pahala dengan bersuamikan si Aa, boro-boro olahraga, bersepeda sebulan sekali aja udah lumayan haha. Abis sepeda makan lontong nenek haha, reuni dah tu kalori.
Berat badan Aa’ mengalami kenaikan tajam diusia pernikahan kami yang ketiga. Pipinya gembul, diameter perutnya pun mengalami kemajuan, sehingga tanganku ada tempat menopang nan empuk saat berboncengan naik sepeda motor dengan si Aa, romantiskan haha.
Berani Hijrah
Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab artinya, meninggalkan, menjauhkan dari, berpindah tempat. Kata hijrah juga ada dalam Al QS. Al Baqarah : 218
Sesungguhnya orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Memasuki tahun 2019, masa dimana aku merenungkan benang merah antara metode montessori, konmari, zero waste, eating clean, food combining, masyaAllah itu semua satu tujuan loh, mengajak manusia untuk kembali, kembali menyayangi dirinya agar bisa kembali kepada Sang Pencipta dengan keadaan terbaik, bukan pribadi dan lingkungan penuh sampah serta racun T_T.
Aku dan suami mengalami revolusi mental besar-besaran. Kami rancang kembali visi misi berumah tangga, aku rajin ikut kelas self healing, beli buku tentang eating clean, googling tentang batu empedu, ikut kuliah whatsapp dari survivor GERD, jadi follower Ustadz Zaidul Akbar dengan Jurus Sehat Rasulullah-nya.
Ada banyak makna hijrah, bagi aku dan suami, inilah hijrah yang kami lakukan:
Hijrah Pola Makan
Aku mulai mengganti beberapa bumbu dapur seperti garam meja biasa dengan garam pink. Minyak makan aku gunakan minyak kelapa.
Adapun pola makan kami, setiap pagi rutin membuat minuman perasan lemon, 1 sdm madu, sedikit pink salt, dan beberapa tetes minyak zaitun.
Setelah itu makan buah, seperti apel, buah naga, pepaya, dan buah lokal yang sempat aku stok di kulkas.
Siangnya, suamiku hanya makan sayuran, protein hewani/nabati, sedangkan malam lebih ke konsumsi karbohidrat.
Sebelum tidur aku rajin buat jamu godogan yang terdiri dari, serai,ketumbar, lengkuas, jahe, daun salam, cengkeh, buah pala, kapulaga, bunga lawang, kayu manis, induk kunyit dan air secukupnya. Semua bahan itu aku rebus dan setelah mendidih aku dinginkan dan minum dengan sesendok madu.
Kami sangat membatasi makan gorengan, fast food, makanan berbahan tepung, kalengan
Hijrah Gaya Hidup
Sekarang Aa’ usai sholat subuh, tidak tidur lagi tapi justru olahraga, hirup udara segar. Alhamdulillah. Akhirnya punya kawan olahraga hehe. Olahraga cukup 15 menit sehari.
Membeli sesuatu yang benar-benar diperlukan bukan sekadar ingin. Berusaha mengurangi sampah plastik dengan rutin bawa kantong belanja sendiri kemana-mana, bawa wadah sendiri jika ingin jajan di luar.
Kami juga hijrah dalam hal mengelola keuangan, bisa jadi musibah sakitnya Aa’ karena ada harta yang tidak berkah masuk dalam keluarga kami atau kami yang terlalu boros dan rakus serta kurang sedekah T_T huhu.
Pesan untuk para istri, suaminya disayang dirawat-rawat. Suami tulang punggung keluarga, justru kesehatannya yang utama begitu juga dengan anggota keluarga lain. Pasti gak mudah untuk hijrah apalagi kalau investasi buruk kesehatannya udah puluhan tahun, belum lagi godaan diluar sana luarbiasa, tapi insyaAllah bisa!
Pun para istri, gak laku lagi prinsip hidup kayak cara kerja lilin, kita menerangi sekitar tapi tubuh kita meleleh dilumat api, istri juga harus sehat dan bahagia.
Semangat Sehat Kita!
Terimakasih sangat bermanfaat. Trnyata pola makan harus dikontrol dr sekarang, krna penyakit tak mengenal usia....
ReplyDeleteIya Mb Dewi, klo udah sakit pencernaan, seketika imun di tubuh jadi kacau balau
DeleteThat's a really touching story. Syafakallah untuk suami Kak Nufa. Salut banget baca kegigihan Kak Nufa, nemenin suami disaat sakit. Tetap semangat ☺
ReplyDeleteAamiiin, makasi ya Nisa
DeleteMeng inspirasi banget
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ya Ndre
DeleteTerharu....hiks...hiks
ReplyDeleteSehat sehatlah Pak
DeleteRepot juga masalah perut ini, Mak. Pening beta. Aku pun bandel juga sih. Huhu
ReplyDeleteMasih mending demam lah, say, kalo udah pencernaan payah cakap
DeleteE nona bakiak, yg mana pulak itu garam pink? Ko tau sendiri lah ya kan hubungan aku dgn pink yg begitu mesra.
ReplyDeleteTroooss nyinggung2 olahraga pulak. Aku sejak melahirkan anak pertama tak pernah lagi olahraga. Badan sekarang buntel..haha
Haha aku wasap pict nya ya Teta, gugling pun bisa kak
Deletesama mba zee.. awak juga lagi fc nih.. tapi masih sering cheating juga. apalagi klo stok buah habis. awak fc, anak pun mau fc juga, persediaan buah untuk tiga hari, dimakan anak sekali makan....
ReplyDeletesemoga kita dan keluarga selalu diberi kesehatan yang berkah, Aamiinn
😂 awak heimat heimat mamam buah, anak sekali lep ya Kak haha, pengeluaran buah agak agak jugalah ya Ka demi sehay ❤️ semangat sehat ya kak
DeleteAmpir sama kyak penyakit yg di alami papa sy waktu dlu kak 😔
ReplyDeleteYa Allah, 😢 skrg papa gimana keadaannya?
DeleteGorengan emang ampuh banget ya bikin "sakit kuning".
ReplyDeleteTetangga juga ada yang begitu.
Alhamdulillah udah sehat, kemarin ikut nemenin cek lab, dll.
Dokter bilang selain minyak yang gak sehat, ke-higienist-an gorengan juga mesti hati2.
Semoga cepat pulih ya misuanya Mba zee
Ssst, subuh tidur lagi adalah pr suamiku yang belum lulus. Ihiks
Ya Allah Kak, ngeri rupanya gorengan itu ya efeknya 😭
DeleteSemangat Kak,abis subuh tidur lagi suamiku juga kadang kambuh 😂
Lengkap banget penjelasannya, jadi ingin hijrah pakai muamalat juga biar berkah.
ReplyDeleteAyok dek, ayok😍
DeleteHijrah ke pola makan dan hidup yang lebih baik itu memang penting ya kak, karena memang itulah investasi yg terbaik buat hidup kita, ceritanya menginspirasi sekali kak salam kenal ya kak :)
ReplyDeletePenting banget Kak ee, ternyata itu pola yg Rasulullah SAW udah ajarkan, kitanya aja bandel yak huhu
DeleteLengkap banget tulisan nya kak zee,coba nanti ikutan diterapin pola2 nya
ReplyDeleteIya Mak, polmak yg baik juga ngaruh ke kesehatan kulit 😍 jadi tak payah beli skincare yg mehong sis
DeleteKesungguhan kita hijrah memang membawa dampak positif yang tidak bisa kita tebak dan kita nilai ya mbk.Kalo kita mengikuti aturannya rasulullah, pasti masuk akal semua dengan kehidupn kita. hee
ReplyDeleteApa Sunnah Rasulullah SAW khususnya polmak dan gaya hidup, jgn ragu, insyaAllah baik utk kitanya
DeleteMemang hijrah itu kesemua aspek kehidupan ya mak. Untuk hidup lebih baik dan lebih tenang. Apalagi menjaga kesehatan.
ReplyDeleteIdealnya gitu Mak, sehingga ibadah pun maksimal dan optimal 😍❤️
Deletewah.. lengkap banget. harus jaga pola makan nih sejak dini
ReplyDeleteYes Vero, investasi jangka panjang soalnya 😍
DeleteHijrah gaya hidup sehat itu emang berat... Apalagi kalau lingkungan kita demennya konsumsi yang kurang sehat demi alasan kepraktisan. Misalnya doyan gorengan dan mie instan ^_^
ReplyDeleteBerat Mas, klo gak kuat iman dan ditegur Allah lgsg, tentu berat banget huhu, jgn sampe kita ditegur langsung baru sadar huhu
DeleteDuh, jadi pikiran banget kalau ada yang sakit ya, Alhamdulillah udah sehat dan hijrah ke pola makan sehat, aku juga pakai Muamalat..terpikir buat jadi rekening utama deh
ReplyDeleteHu'um mb dew huhu, kepikiran 😢, pakai Mualamat, pengelolaan keuangan jadi lebih aman insyaAllah
DeleteBulan-bulan lalu saya sudah rutin mimum lemon hangat lalu mendekati bulan puasa suka lupa. Lalu perlahan pola makan kembali ke semula. Duh mau mulai lagi sering kebanyakan lupa.
ReplyDeleteAku dulu gitu mb, krn gak ada temannya sehingga lebih sering cheating, skrg suamiku yg sangat cerewet soal makan haha.
DeleteSubhanallah. Mbak Nufazee sabar sekali merawat suami. Insyaallah berkah. Sehat terus sekeluarga ya Mbak.
ReplyDeleteAlhamdulillah insyaAllah, aamin ya Rabb 😍 makasi doanya mb Rindang ❤️
DeleteDulu pernah jadi nasabah Bank Muamalat. Tapi seiringnya waktu sekarang tidak lagi. Sekarang Banknya tidak ada ditempat saya
ReplyDeleteAgak jauh ya Bang? Semoga Allah mudahkan ya Bang biar bisa buka rekening Mualamat lagi 😍
ReplyDeleteBener banget sih.. Dimulai dari pola hidup. Apalagi aku tuh tipikal yang gampang banget stres.
ReplyDeleteTariii, jangan stres stres yak, Gak enak, huhu, ayok happy happy 😍
DeleteHuhu, aku kepengen banget bisa Hijrah total. Masih setengah-setengah nih. Terutama dalam hal tabungan. Kepengen segera deh biar tenang.
ReplyDeleteBismillah mb, semoga Allah mudahkan ❤️ Aamiin
Deletehitjrah cakupannya luas ya kalau buat aku dari yang niat makan lebih sehat dan sebagainya sampai juga urusan kita dengan perbankan ya
ReplyDeleteLuas banget mb, tapi manfaatnya juga luas dan berkekalan insyaAllah
DeleteSemoga batu empedunya nggak kambuh lagi ya, aamiin. Dan selalu #SemangatCiee kak dalam berhijrah, insyaAllah istiqomah
ReplyDeleteAamiin ya Rabb, makasi do'a nya mbaak ❤️💖
DeleteBenar bangat Mba, kita kerap lalai dengan nikmat sehat, setelah sakit baru sadar betapa pentingnya sehat. dan benar sih, pola makam dan hidup sehat ini harus dijaga supaya kita terus sehat.
ReplyDeleteIyes mas, mencegah lebih baik drpd mengobati huhu
Deletebaca ceritanya jadi bikin saya intropeksi diri biar ga banyak makan gorengan , niat seh ada tapi klo udah didepan mata kayanya sayang klo ga dimakan
ReplyDeleteSemoga Aa dan keluarga sehat2 ya mba. Jadi memang perlu untuk menjaga makan ya. Saya juga umur segini kena asam urat akibat pola makan.. smoga sehat selalu dan hijrah ke yang lebih baik selalu.. amiin
ReplyDeletePola makan memang pengaruhnya besar ya sama semuanya, aku juga lagi belajar disiplin FC nih, kalau pas nggak puasa suka nggak disiplin, hehe
ReplyDeleteNah hijrah ke makan sehat nih yg butuh perjuangan. Blm sanggup totalitas huhu
ReplyDeleteSaya nggak fc. Tapi memang mengatur makan dan rajin olahraga. Betul pengaruh banget ke berat badan dan daya tahan tubuh
ReplyDeleteMuammalat ini seingat aku tabungan pertama yang mengusung non riba ya.. suami aku juga punya tabungan muammalat mba, Alhamdulillah pernah juga dapat undian umroh gratis berkat menabung di bank muammalat.. bismillah ya mba.. semoga mendapat manfaat yang banyak dengan berhijrah
ReplyDeletePaling susah ya hijrah pola makan. Padahal banyak penyakit bersumber dari pola makan. Saya pernah dirawat karena kolesterol dan batu empedu. Duh, menyiksa banget. Ayuklah, semangat hijrah.
ReplyDeleteWah boleh juga tuh mba jamu kunyit temulawaknya, resep antibiotik alami ya..aku jufa pingin deh memulai kebiasaan ini
ReplyDeleteAku juga lagi hijrah pola makan dan gaya hidup nih mbk. Sudah lama juga ikutin pola makan FC dan di badan tuh jadi enak banget.
ReplyDeleteInspiratif sekali ceritanya kak. Aku jadi banyak berkaca diri karena belum juga bisa hijrah pola makan dan gaya hidup sehat.
ReplyDeleteSemoga sehat selalu ya Mak Olil sekeluarga. Oh ya bagus juga itu program Tabungaku Bank Muamalat. Mau baca-baca dulu ah..