-->
Menu
/

Menggambar merupakan kegiatan aku sehari-hari saat menemani si kecil bermain. Sejak jadi ibu aku mendadak berprofesi sebagai tukang gambar si Khalil. Menggambar apapun mau tak mau harus bisa, kalau tidak bos kecil akan kesal.

Khalil paling suka memintaku menggambar makhluk di laut, seperti ikan hiu dan ikan paus. Beberapa hari lalu rumah kami dikepung ikan paus wkwkw. Sebab ada Bunda Ikan Paus, Ayah Ikan Paus, Khalil Ikan Paus, Uci Ikan Paus dan Atok Ikan Paus di lantai rumah. Lantai adalah media menggambar kami yang paling asyik karena bisa dipel setelah itu hihi.


Sebenarnya aku menyenangi kegiatan menggambar tapi paling stress kalau menggambar tangan dan jari-jemari manusia, lebih mirip pisang goreng deh haha dan aku bisa gambar kalau ada contohnya haha, kadang kalau pengen banget gambar tapi merasa lama jika sekadar lihat contoh, akhirnya jiplak deh wkwkw. Aku jadi salut dengan desainer-desainer dan para jago gambar

Benar kata Pak Yandramin Halim, Managing Director PT. Faber –Castell International Indonesia, semua wujud dari benda-benda di sekitar kita, bermula dari sebatang pensil.

Hanya saja sekarang, beberapa desainer ternama lanjut Pak Halim, mengeluh tentang banyaknya anak muda yang ahli menggambar secara digital tapi lemah saat menggambar secara konvensional yakni memakai media sebatang pensil tadi.

Perkembangan teknologi sungguh tak bisa kita bendung, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua yang telah memiliki anak.

Keseharian orangtua pasti sangat bergantung  pada smartphone, apalagi aku huhu. Meskipun begitu, cepat atau lambat anak akan mengenal benda canggih tersebut, dengan tidak diajarin pun anak lekas pandai menggunakannya. Ckckc itulah hebatnya anak milenial.

Namun, bukan berarti kita melepaskan anak sendirian dengan smartphone, tetap ada batasan dan pendampingan ekstra, sebab usia yang disarankan para pakar parenting untuk anak memiliki dan bersentuhan aktif dengan smartphone dan teknologi yang memakai layar lainnya ada 17 tahun.

Jadi, bukan anaknya yang candu smartphone, kata Pak Halim justru orangtuanya. Wkwkwkw, disini aku makjleb banget, makasi Pak udah disadarkan kembali.

Lalu bagaimana agar anak dan orangtua tidak berperang rebut-rebutan smartphone tiap hari atau bagaimana belajar mengenalkan sesi bermain dengan teknologi tapi dengan tetap menyentuh dunia seni dan digital pada saat yang sama?

Secara kemampuan menguasai seni harus ada pada diri anak kita, agar tertanam jiwa menghargai karya orang lain, agar terbiasa menjadi pencipta, pemain, dan bukan sekadar konsumen, apalagi penonton.

Colour to Life, jawabannya.


Unboxing Colour to Life


Alhamdulillah pada Sabtu, 5 Mei 1988, Faber Castell meluncurkan produk terbarunya, Colour To Life di Gramedia Sun Plaza, Medan dan aku berkesempatan menghadirinya.

Sempat bingung cari Gramedia-nya dan ternyata emang pindah ke lantai 2. Gramedia selain toko buku, juga menjual alat mewarnai seperti Colour to Life.

Gramedia Sun Plaza Medan
Aneka produk Faber Castell di Gramedia Sun Plaza

Pada acara tersebut hadir sebagai narasumber pertama adalah Mb Ang Lilyana selaku Produk Spv PT Faber-Castell Internationa Indonesia.

Mb Lily tampak manis dengan atasan coklat muda ini tampil menyampaikan secara lengkap apa sih Colour To Life itu.

Colour to Life adalah produk terbaru dari Faber-Castell yang dikemas menarik dalam sebuah Gift Set Box.

Dengan dikemas dengan Gift Set Box, memudahkan kita menyimpan kembali peralatan mewarnai, layaknya buku, bahkan travelable.

Dalam Gift Set Box berisi buku mewarnai yang terdiri dari :





Buku Mewarnai 

Buku mewarnai berteknologi Augmented Reality berisi 15 halaman. Dalam buku ini ada 5 karakter, yang masing-masing karakter punya 3 halaman dengan gaya dan latar belakang berbeda.

Kertas Petunjuk

Satu kertas petunjuk. Dalam kertas ini dijelaskan 5 teknik mewarnai. Dulu waktu SD aku jagonya mewarnai dan sering menang, hadiahnya baju kaos, haha. Paling sering itu teknik mewarnai penuh, kadang ditambahi warna lain yang lebih muda biar ada gradasinya gitu.

Di kertas petunjuk ini aku jadi tahu bahwa teknik mewarnai ada patterning, pointilism, squiggling, shading dan contouring. Untuk hasil terbaik, memang perlu latihan deh, nampaknya aja mudah, ah cuman lingkar-lingkaran doang, etdah pas dicoba, kok aneh, haha, bedalah hasilnya dengan yang dicontoh di kertas petunjuk, wkwkw

Connector Pen

Lalu ada 20 warna connector pen yang fungsional. Kenapa aku bilang fungsional, kalau warna pen sudah habis, bisa dibuat mainan anak, layaknya lego, hehe. *mamak gak mau rugi ya, teteup.
Selelah kita memiliki Gift Set Box Colour to Life, langkah berikutnya adalah mewarnai, yeay!

Colour to Life, Me Time Bunda Jadi Berwarna


Belakangan aku baru sadar bahwa otak kananku lebih dominan. Kemudian aku jadi flashback, zaman SD menang lomba mewarnai, lalu kalau pelajaran kesenian, aku lebih menjiwai ketika mengerjakan PR nya daripada pelajaran matematika, haha.

Memasuki hiruk pikuk rumah tangga, seketika aku lupa dengan kesukaanku itu, menggambar dan mewarnai. Nah pas Khalil sudah mulai kenal dengan alat tulis, baru deh kemampuan menggambarku seolah dipanggil kembali dan diuji.

Lalu saat menghadiri peluncuran Colour to Life, masyaAllah, bahagia rasanya haha, apalagi ketika membuka kotak Colour to Life dan mendapati deretan connector pen yang berwarna warni itu, mataku langsung berbinar-binar.

Ditambah pas dipraktekkin di rumah, membantu sekali sebagai sarana release, memunculkan efek rileks, dari kegiatan mewarnai doang. Beda jika menghabiskan waktu me time dengan membaca, apalagi baca non fiksi, wah harus sambil ngemil nasi padang pakai sambal rendang itu mah *loh kok, berat ya cemilannya.

Saat mewarnai, aku praktekin dah tuh teknik mewarnai seperti yang ada di buku petunjuk, wah ternyata menyenangkan yah, lebih hemat tinta connector pen  juga sih haha, apalagi teknik pointilism, ya paling pegel aja lah dijari.

Seringnya selama ini selain membaca buku, memeriksa sosmed jadi sarana me time, tapi gak se-rileks kegiatan mewarnai. Malah efek buruknya banyak, terutama di kemampuan fungsi jari, wajar mamak mamak sekarang sering alami tremor, semacam gangguan sistem saraf, ke tengkuk leher juga jadi lebih pegal, otak dan mata kena tsunami informasi yang jika gak terfilter dengan baik, masalah utang negara aja bisa kebawa pikiran loh. Belum lagi gencatan senjata mom war batal, baru baru ini muncul istilah real food dan unreal food. 

Dengan mengurangi me time di smartphone, kita bisa menikmati banyak me time sekaligus loh, pastinya dalam keheningan malam atau kehangatan sore, seperti buat yang muslimah, me time berupa baca qur’an, mengulang hafalan surah pendek, membaca novel, mendengarkan sholawat sambil jahit daster yang koyak, makan mi instan tanpa rasa bersalah, dan mewarnai.

Dijamin deh usai menjalankan satu kegiatan itu, kita bisa jadi lebih fresh lagi, anak bangun bobok siang, kita gak nyesel, ‘cepat amat bangunnya, Nak, drakornya nanggung satu episode lagi’ haha.
Dan inilah hasil mewarnaiku, yeay!

bukit gak selalu hijau kan? :-D


Tips Mewarnai di Buku Mewarnai Colour to Life

Tips pertama, pastikan mewarnai ketika anak tidur, pergi atau kemanalah gitu. Sebab, Colour to Life menurutku lebih cocok untuk usia 5+ deh, anakku baru mau jelang 3 tahun, masih harus banyak berlatih pegang alat tulis yang lebih ramping seperti connector pen ini. Ditambah lagi, ia juga belum boleh terlalu sering berinteraksi dengan layar.

Nah ketika mulai mewarnai, hal yang harus diingat, buku mewarnai Colour to Life didesain untuk bisa membaca kode di layar smartphone melalu aplikasinya agar bisa di-scan, sehingga kita gak boleh mewarnai bagian frame nya.

Pada buku gambar, terdiri dari 5 karakter, yakni ada Giddy Up, Pogo Boy, Dress Up Challenge, Balance Your Brain dan Safe Flight. Nah tiap karakter memiliki 3 gaya yang berbeda.

Kemudian, jika menginginkan karakter kita memiliki warna tegas, pilih warna gonjreng saat mewarnainya, sebab ketika jadi animasi, beberapa warna memang akan sama dengan seperti yang kita warnai, beberapa lagi tidak. Saranku, selain memilih warna cethar, warnai dengan teknik mewarnai penuh.

Pakailah teknik mewarnai lainnya untuk mewarnai background saja, gunakan teknik patterning mungkin.

Oiya kita bisa improvisasi loh ketika mewarnai karakter, misalnya pada karakter safe flight, aku membuat nama pesawatku, NUFAZEE AIR, mengkhayal ajalah dulu, kali bisa memiliki satu unit pesawat beneran, hehe.

pas langit di atas atap rumah cerah ^^


Dan ketika karakter berhasil dipindai, kata yang kita tuliskan dalam karakter dapat terlihat loh ^^. Ingat ya Mak, hanya menuliskan kata saja, jangan curhat, gak muat.

Saatnya Unduh Aplikasi Colour to Life

Download aplikasi Colour to Life via Google Apps atau Iphone Apps, bisa juga via QR Code yang bisa discan di cover depan Gift Set Box nya.



Setelah download, kita bisa bermain dalam keadaan data off loh, sehingga aman sekali untuk dimainkan anak, jika kita khawatir dengan paparan signal internet yang berimbas negatif bagi perkembangan otak anak.

Berikut langkah menggunakan aplikasinya,

step stepnya detail, dijamin emak yang ngakunya gaptek bisa ikutin langkahnya dengan mudah


1.    Scan

Dalam melalukan pemindaian, ada beberapa tips nih,



-    Pastikan kamera berjarak kurleb 30 cm tepat di atas gambar
-    Posisikan kamera agar bisa memuat keseluruhan halaman buku gambar termasuk frame.
-    Paskan fokus kameranya, lalu tunggu sampai layar berwarna hijau, dan lihat  karakter sudah jadi hidup.



2.    Interact in 3D

Wah sekarang kita sudah bisa berinteraksi dengan karakter dalam versi 3D. Kita bisa menyentuh karakter atau area sekitar dan lihat apa yang akan terjadi. Seru banget kaaaan hehe. Oiya setiap karakter memiliki reaksi berbeda-beda ketika disentuh.

3.    Take Selfies

Produk Colour to Life ini kekiniannya pake komplit ya, selain kita bisa berinteraksi, kita juga bisa selfi dengan si  karakter tersebut. Hal ini menjawab kebutuhan orang milenial, yang hidup tidak lengkap tanpa selfie *eaaak



lukis alis adek, bang

Cara melakukan selfie, sentuh ikon kamera dan nanti akan masuk pada mode foto. Cubit layar HP kita pada karakter agar bisa diperbesar dan diperkecil, sentuh sesuka hati agar karakter bisa bergerak dan berputar. Tapi tidak bisa digelitikin wkwkw. Selain selfie, kita juga bisa gunakan lensa belakang HP.

Pesawatkuuuh


4.    Play The Games

Saran aku sebelum nyobain games nya, memang sebaiknya cobain semua fitur Colour to Life step by step nya, biar ngerasain teknologi AR ini dari dekat, setelah itu baru deh main gamesnya hehe.

Cara membuat karakter bisa jadi objek games, sentuh tombol icon bertuliskan Play The Games.



Nah, tadi diawalkan kita sudah mewarnai, jadi saat kita menjadikan karakter ini objek games, ternyata hasil pewarnaan kita tetap gak berubah loh, senantiasa mengikuti karakter.

nyobain games balance your brain dapat perfect score, berarti otakku seimbang yah? haha


Bagaimana Detil Karakter Games dan Manfaatnya Saat Dimainkan?

Giddy Up


Pogo Boy


Dress Up Challenge



Balance Your Brain



Safe Flight



Pengalaman Bermain Games Karakter Colour to Life

Setelah puas berselfie ria dengan si kucing dan pak pilot, lalu seru-seruan main games. Nah,  pesan Mb Lily, sekalian bantu isi rating aplikasi Colour To Life juga ya di Google Playstore , ^^. Siap Mb Lily. Rating dan komen kita ngebantu pembuat aplikasi untuk lebih baik lagi.

Mengenai games nya Alhamdulillah pada ramah mamak pokoknya gak seribet dan ngeselin kayak Mobile Legend lah haha.

So, gimana pada pengen nyoba gak? Hehe, Ayok dicoba Mak, ^^ karya anak bangsa ini, dan produknya sudah sampai ke Jerman, Inggris, Singapur, dll

Dibandrol dengan harga 119K. Produk Colour To Life sudah tersedia di seluruh Toko Gramedia Se-Indonesia sejak April 2018 lalu, bahkan juga dijual di Official Store Faber-Castell di Tokopedia, Bukalapak dan Blibli.

Sebelum tulisan ini aku tutup, aku punya catatan dari event peluncuran produk Colour To Life lalu,
Tujuan Colour to Life ini ada ditengah keluarga Indonesia adalah ingin menyampaikan dan mengajak pada anak bangsa untuk jadi pemain dalam dunia digital, jangan sekadar jadi penonton.

Hikmah dari produk Colour To Life adalah sebagai media yang mengajak orangtua, untuk tidak cukup puas memberikan knowledge base tapi juga ajarkan anak untuk memiliki kemampuan berpikir, perdalam ilmu pengetahuan dengan praktek langsung, perbanyak pengalaman belajar melalui berbagai eksperimen.

Intinya menikmati proses, sebab Colour To Life membuktikan desain sebuah benda bermula dari sebatang pensil.

Semoga bermanfaat! Selamat Bermain dengan Ananda ya Ayah Bunda!

KEB Medan dapat kesempatan foto dengan Pak Halim dan Mb Ica, penemu ide colour to life












13 comments:

  1. keren ni mom bisa deh beliin ponakan faber castell karna kk ipar selalu pusying karna sang anak menggambar pakai spidol sama pulpen papa nya hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes mb, langsubl beli, biar gak rebutan lagi hihi

      Delete
  2. Selamat ulangtahun buat Mamak Kholil. Btw, warna connector pennya cantik cantik.. nggak rebutan kan mak, make Colour to Lifenya ama Kholil.. hehe

    Foto terakhir paling kusuka. Kangen meet up lagii

    ReplyDelete
  3. Norak norak bergembiraaa ������ eh tapi bener banget mba, aku rada2 norak hepi gitu kemarin pas nyoba produknya, apa yg kita warnai jadi bisa gerak lucuk, keren!

    ReplyDelete
  4. ulasannya komplit banget dek nu. Btw, kk baru tau lho setiap game itu ada manfaat masing2. mau coba mainin semuanyaaa aaah

    ReplyDelete
  5. iya ya mba...kekinian. jadi anak2ku jg makin excited main dan colouringnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti yg lagi trending topic di rumah adalah colour to life ya mb? 😁

      Delete
  6. Seru banget liat foto mba selfie itu, hahaha.. Kayanya sukses besar mewarnai nya ya

    ReplyDelete
  7. Wah... Bisa ketemu dan foto bareng penemu ide CTL.. ngiri ah... :D
    Emang asyik banget ya Mbak CTL ini buat me time :)

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.