-->
Menu
/
Setahun lalu, aku pernah dilanda kepanikan luarbiasa, usia sudah memasuki usia untuk menikah, namun satu hal yang masih berantakan, mengelola keuangan, aku punya masalah dengan menabung, sulit sekali menabung, penyebabnya banyak, selain pemasukan yang gak tetap, tapi pengeluaran banyak yang tetap harus dikeluarkan, memang gak untuk diri sendiri semata diantaranya membantu keuangan orangtua. 

Aku sadar akan kelemahanku itu, maka 3 bulan sebelum nikah, aku banyak membeli buku, salahsatunya tentang mengelola keuangan, dan jatuhlah pilihan pada buku yang ditulis Prita Hapsari Ghozie, seorang financial planner , berjudul Menjadi Cantik, Gaya, dan Tetap Kaya terbitan Elex Media Komputindo. Uhuy, judulnya impian semua wanita banget yah. 


dok.pri

Selama ini kan buku yang membahas manajemen keuangan pribadi itu njlimet yah, bahkan jarang banget ditulis dengan bahasa sederhana, tapi buku yang ditulis Prita beda banget.

Ngobrolin menabung, pasti tujuannya gak jauh jauh dan simple, agar kaya, nah apa sih defenisi kaya? Dari buku yang cover-nya pink unyu unyu gitu, aku setuju dengan definisi kaya yang dijelaskan Prita di halaman 53,

Buat saya dan suami, 5 hal yang buat kami merasa memiliki hidup kaya adalah bila kami bisa mencukupi kebutuhan hidup tanpa kesulitan (rumah, pakaian dan makanan), bisa melihat anak anak tumbuh besar dan bahagia, bisa berlibur dan bersenang senang dengan keluarga, bisa melakukan pekerjaan yang kami sukai, dan paling penting diberi kemudahan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Wuih adem bangetkan definisi kaya menurut Prita, dan aku setuju berat, defenisi tersebut juga pas dengan definisi karya di keluarga kecilku.

Nah, untuk mencapai dan mewujudkan definis kaya, Prita membocorkan konsep mengatur pendapatan rumah tangga kita dengan cantik, nama metodenya metode ZAPFIN, ( hlm. 64) 

Zakat, sebenarnya, zakat bukan berarti kita keluarkan pada saat bulan Ramadhan saja, tapi dalam tiap uang yang kita peroleh ada hak orang lain di dalamnya. Alokasi standarnya, 2,5 % dari pendapatan kita, kecil kan sebenarnya, tapi bila rutin dilakukan Subhanallah efeknya, harta menjadi berkah, jauh dari harta haram. InsyaAllah.

Assurance, melindungi keluarga untuk hal yang tak terduga. Pilihan asuransi sekarang banyak yah, bila bingung pilah pilih asuransi yang terbaik dan terpercaya. Untuk alokasi, Prita menjelaskan, minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk bayar premi asuransi.
Present Consumption, menyisihkan dana untuk kebutuhan sehari hari, nah ini sebaiknya tidak lebih dari 60%.


Future Spending, menabung untuk rencana rencana indah hidup keluarga kita beberapa tahun mendatang, apakah hendak berlibur bersama keluarga, atau membuka tabungan haji misalnya.

Investment, pasti dah tahu dong, apalagi kalau bukan investasi. Nah, untuk poin empat dan lima, kita bisa mengalokasikan dana untuk tabungan dan investasi sebesar 15%
Sisanya tinggal 13,5 % lagi yah kalau gak salah hitung hihi. Sisa ini bisa untuk bayar cicilan hutang, sebaiknya alokasi untuk cicilan hutang jangan sampai lebih dari 30%, jika itu terjadi maka yang akan dikorbankan adalah dana present consumption, hiks, jangan sampai gak makan demi bayar hutang, dan kalau bisa jangan sampai terlibat hutang.

Gimana cukup menginspirasi bukan? , lalu bagaimana pula tips menabung versi Ustadz Budi Ashari? Ustadz Budi Ashari adalah seorang parenting nabawiyah, dalam hal ini, aku ingin memaparkan, seharusnya bagaimana kita mempersiapkan harta untuk anak kita kelak? Siapa sih orangtua di dunia ini yang ingin anaknya hidup melarat sepeninggal orangtua, gak ada ya. Kalau bisa anak anak kita sejahtera dan hidup layak.

Namun, di zaman serba konsumtif ini, aku sebagai calon orangtua, takut juga bila nanti anak anak hidup dalam kondisi memperebutkan harta orangtuanya, Naudzubillah ya Allah.  Banyak yah fenomena sekarang yang begitu, gegara harta, hubungan darah bisa terputus, padahal pada akhirnya harta gak dibawa mati, dan kasihan orangtuanya juga, kalau masih hidup pasti bakal stress, kalau sudah tiada, tentu akan sedih di alam baka sana melihat keturunannya serakah.

Ustadz Budi menjelaskan bahwa, hal terpenting yang harus diingat dalam hitung hitungan detail biaya masa depan anak adalah jangan sampai kehilangan Allah. Sesungguhnya yang Maha Tahu tentang masa depan, tentu Allah SWT, kita hanya bisa merencanakan, Man purpose, God dispose. Kalau Allah tidak dilibatkan, maka akan hilang keberkahan, harta banyak yang kita siapkan tidak memberi kebaikan sama sekali untuk anak, tentu kita gak mau yah.

Sebagai renungan, ada sebuah kisah dari dua khalifah yang sama sama memiliki 11 anak. Hisyam bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz. Perbedaan keduanya, Hisyam meninggalkan jatah warisan bagi anak-anak lelakinya, 1 juta Dinar (sekarang 1 dinar berapa yak? *kalkulator mana kalkulator*

Sedangkan anak Umar, hanya mendapat ½ Dinar, perbandingannya berkali kali lipat jauhnya yah. ckckc

Nah, ternyata peninggalan Hisyam yang melimpah untuk anak-anaknya tidak membawa kebaikan, anak-anaknya malah hidup dalam keadaan miskin sepeninggal Hisyam, sedangkan anak-anak Umar, hidup dalam keadaan kaya.

Dimana letak perbedaan keduanya?

KEBERKAHAN, berkah adalah kebaikan yang bertambah tambah.

Jadi, simpulannya, jika kita hendak meninggalkan jaminan masa depan untuk anak kita berupa tabungan atau asuransi, pastikan bahwa harta tersebut tidak diragukan kehalalannya.

Untuk urusan masa depan, jangan mendahului Allah, dan hati hati bila kita terjebak dan bergantung pada harta.

Nah, tidak semua orangtua seberuntung Hisyam, yang bisa meninggalkan 1 juta Dinar harta untuk anak anaknya, untuk orangtua yang hartanya belum cukup, yang menjamin masa depan anak anak adalah keshalihan para ayah dan keshalihan anak-anaknya. Dengan begitu Allah akan senang mengurus, menjaga dan menolong keluarga kita kelak. InsyaAllah. 

Semoga bermanfaat!




18 comments:

  1. Aku juga setuju banget tuh konsep keuangan seperti yang disampaika dalam bukunya mbak Prita di atas... Keren nih buku memberi banyak wawasan ttg keuangan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, tinggal mengaplikasikannya dalam kehidupan kita nih yang perlu dibiasakan hehe, Trims udah leave comment ya Mbak Rita ^o^

      Delete
  2. duuuhh langsung pengen beli buku ini deh .. oke banget kayanya
    Good luck ya mak,moga menang kontesnya :)

    ReplyDelete
  3. sangat bermanfaat sekali mba

    ReplyDelete
  4. sagat mengisnpirasi sekali kakak nufazee

    ReplyDelete
  5. @Momtraveller :

    banget Mak, referensi keuangan lengkap disana hehe, semoga bermanfaat, makasi ya Mak

    @Ratna Sari :
    Alhamdulillah, makasi Mbak ^_^

    @Lapak Medan:
    Alhamdulillah, makasi admin ^_^

    ReplyDelete
  6. Iya Mak, yang paling penting harta yang halal sehingga jadi barokah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Prinsip itu Mak, bahwa rezeki yang diusahakan mestilah halal, dan kalau sudah halal InsyaAllah barokah :-)

      Delete
  7. salam kenal dari blogger pemula, menarik, semoga harta yang kita miliki harta yang halal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Kay, Aamiin ya Rabb, semoga :-)

      Delete
  8. saya selalu ikutin tips finansialnya dari mba prita...suka

    ReplyDelete
  9. wah tipsnyabagus banget semoga harta yang kita miliki harta yang halal
    Thanks

    ReplyDelete
  10. alhamdulillah bermanfaat sekali <a href="http://google.com>artikelnya</a>

    ReplyDelete
  11. baru tau konsep seperti ini... boleh ini untuk di aplikasikan :)

    ReplyDelete
  12. Zakat dan sedekah termasuk menabung sekaligus investasi. Itu yang saya rasakan...

    ReplyDelete
  13. Paling Setuju sama tabungan zakat dan sedekah, selain tabungan akhirat membuat harta makin bertambah... inspiratif super...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca postingan di nufazee.com semoga bermanfaat. Mohon jangan masukkan link hidup saat mengisi kolom komentar. ^^ Biar gak capek kali ngapus broken link, ini kenapa jadi curhat haha

Powered by Blogger.