Assalamu’alaykum Mak? Sudah lama aku gak sharing pengalaman di blog tercintah ini haha *nampak kali isi blognya sponsored post semua wkwkwk*. Sekarang aku akan memaksakan diri untuk menuliskan sesuatu yang penting sepanjang sejarahku jadi mamak-mamak, yakni bagaimana aku menjalani masa menyapih Khalil.
Sebenarnya sebelum masuk usia 2 tahun, aku sudah mengumpulkan informasi tentang menyapih anak. Aku sampai minta petunjuk kepada ibu-ibu di sepanjang lorong bersama ini yang usia anaknya tidak begitu jauh dengan usia anakku, dan inilah informasi yang aku dapatkan.
Jadi sore itu aku menemani Khalil jalan-jalan dan pas sekali beberapa mamah muda sedang ngumpul di warung Buk Eka. Mamah mudah itu adalah aku, mama Zikri dan Mama Diva yang gak lain adalah Buk Eka, haha.
‘Awak menyapih anak-anak ini mudah sa ja lah’, cerita Mama Diva, ibu dari Fatih(6th) dan Diva (2th),’tinggal siapkan bunga tujuh rupa dan seekor ayam kampung trus datang ke orang tua, nanti sama dia, tetek kita disemburnya, sampe rumah si Diva sudah gak mau lagi netek’
Ya Allah semudah itu, pikirku, tapi caranya yang gak asik, >.< .Kalau cerita Mama Zikri, ia juga pergi ke ‘orang tua’, tapi payudaranya gak disembur, hanya dikasi jamu untuk dioleskan di payudara saat Zikri minta nen.
Namun cara tersebut gak ampuh, Zikri akhirnya disapih dengan paksa, dan berakhir dengan tangisan Zikri sepanjang malam, sampai neneknya nyetok susu kotak dan itu pun gak buat Zikri lupa minta nen, akhirnya si nenek punya ide untuk memberikan Zikri telor rebus, baru deh dia bisa bobok. Mungkin bisa jadi karena kecapean nangis dan tertidur.
Selain mengumpulkan informasi dari mamah muda di lorong bersama yang menurut aku agak horor haha, aku juga nanya ke Mamakku dan Bunda Ali. Mereka memakai cara pemaksaan juga menurut aku namun agak masuk akal, yaitu dengan mengoleskan akar Brotowali ke sekeliling puting.
Oleh bapak penjual bunga saat membeli akar Brotowali, disarankan untuk mencelupkan akar yang telah dikupas ujung kulitnya ke segelas air, sebab kalau dioleskan langsung pahit dari getah akarnya bakal gak hilang selama seminggu. Omakjaaang!
Ternyata cara ini gak manjur, Khalil gak peduli meski nen bunda pahit, padahal akar Brotowali itu getahnya pahit bukan main T_T, ujung-ujungnya Khalil malah diare -_- proses penyapihan pun gagal total. Aku terpaksa membawanya ke dsa langganan, sebab diarenya pake demam huhu. Segalanya aku konsultasikan termasuk proses menyapih.
‘Pelan-pelan saja Bun, frekuensinya dikurangi. Khalil kan sudah bisa diajak komunikasi, sampaikan bahwa nen nya malam saja ya, hingga akhirnya tidak nen sama sekali’, saran Dokter Fahri
MasyaAllah, saran dokter menenangkan banget huhu. Aku pun menjalani saran dokter. Sebaik Khalil sembuh, kesepakatan untuk tidak nen sepanjang pagi sampai sore mulai dijalankan.
Awalnya sulit sekali, aku sampai memikirkan banyak cara pengalihan, mulai dari menawarkan minuman lain seperti susu, jus jeruk, air kelapa dan menawarkan makanan kesukaannya, entah itu roti, agar-agar dan lain lain hingga menyediakan serta mengadakan permainan yang membuat dia lupa nen. Namun saat magrib tiba, Khalil mulai ingat nen, haha. Gak apa apa, kan kesepakatannya emang begitu.
Cara tersebut aku tempuh saat usia Khalil 22 bulan padahal ada juga yang menyarankan untuk mengoleskan kopi, karena kan anak pasti gak suka kalau nen nya hitam dan kotor. Selain itu bisa juga dengan cara mengoleskan lipstik merah agar kesannya nen sedang berdarah.
Namun cara tersebut gak aku lakukan, teknik akar Brotowali aja aku sudah parno. Akhirnya aku tetap melanjutkan sugesti tiap malam sebelum tidur atau dalam tiap-tiap percakapan aku dan Khalil. Sugesti ini sudah aku lakukan sejak Khalil usia 20 bulan.
‘Khalil, 4 bulan lagi, nen nya ditutup ya, Khalil minumnya dari botol, gelas dan cangkir, ookee?’
Khalil hanya jawab ‘Oke’ sambil nen nya makin kenceng >.< . Begitu terus kalimatnya aku ulang-ulang, sampai akhirnya kata 4 bulan berubah jadi 3 bulan, 2 bulan, sebulan dan semakin lama semakin dekat masa penyapihan.
Mendekati masa penyapihan, Kalimat sugesti ditambah, ‘nen nya untuk dek bayi yaa?’ trus anaknya jawab, ‘dek bayinya mana Bun?’ wkwkwk Bunda gelagapan jawabnya, ‘dek bayi masih sama Allah Nak, masih disimpen Allah’
Nah, tepat di hari lahirnya yang ke 2 tahun, Khalil demam selama 5 hari naik turun. Selama demam aku konsisten untuk tidak memberikan nen sepanjang pagi sampai magrib padahal ya Allah dalam hati gak tega hiks. Namun pas malam, dia nen tiada henti. Setelah berobat ke dsa dan alhamdulillah sembuh, Khalil kembali ceria.
Pada malam Minggu, tanggal 23 September 2017, Khalil terbangun dan seperti biasa cari nen, tapi kali ini aku malah ngasi nen dari PD sebelah kiri yang sudah lama sejak usia Khalil 7 bulan gak diisep-isep akhirnya kering. Khalil nangis sebab gak keluar airnya. Aku pun jadi punya ide untuk memberikan PD kiri, dan masyaAllah sakitnya minta ampun, kebayangkan sudahlah kering eh diisep pula, bahkan saking keselnya sampai digigit sama Khalil, aku pun tanpa perlu akting ya memang kesakitan ya. Jadi menjelaskan sakitnya itu gak pake bohong ke Khalil.
“Khalil nen bunda sakit, jadi nen nya ditutup ya’, saat aku bilang begitu nangisnya makin menjadi dan lama-lama berubah irama menjadi nangis menghiba. Ya Allah aku jadi ikutan nangis T_T beginilah rasanya berpisah dengan nen yang sudah 2 tahun menemani.
Keesokan malamnya, nen sama sekali ditutup. Khalil baru bisa tidur jam 10 malam dalam kondisi yang benar-benar lelah, sambil menangis, aku elus-elus punggungnya sambil terus sugesti.
‘Khalil sudah besar, nen untuk dek bayi’
‘Bunda paham Khalil sedih tapi Khalil bisa kok tanpa nenen’
‘Meski sudah gak nen lagi, kita tetap bisa main bersama, saat Khalil tidur Bunda elus-elus punggung dan kepala Khalil, ya nak ya’
Sugesti seperti ini bermakna agar anak merasa tetap nyaman dan yakin bahwa gak ada yang berubah meski tanpa nen. Bunda tetap sayang, tetap peluk dan cium Khalil.
Pas nulis ini aku dilanda baper yang dahsyat Mak, ternyata kek gini rasanya menyapih. Ya Allah dah gede aja anakku T_T.
Selain dengan cara sugesti, selama masa penyapihan terasa banget kalo Khalil makin sering tantrum dan manjanya ampun deh. Meskipun begitu aku mencoba menyikapinya dengan tenang walau terkadang emosi gak dipungkiri pun pernah singgah tapi cepat-cepat minta maaf kepada Khalil.
Saat manjanya kambuh, seperti lebih sering minta gendong dengan jarik, minta es krim, minta bobok ayun, terkadang menemani dia melek dari jam setengah dua sampai setengah empat pagi, aku lebih memilih mengabulkannya. Emang sih jam tidurku jadi berkurang, lelah juga bertambah, tapi gak ada yang lebih bahagia saat melihat Khalil ceria, karena berpisah dengan nen aja bagi dia dah kayak berpisah dengan kuota internet wkwkw *ini mah emaknya ya kan.
Pada malam Senin, 25 September 2017, Khalil tidur tanpa nen, meski tidurnya di ayunan, setelah pules baru diangkat ke tempat tidur. Sekarang tepat hari ketiga Khalil gak nen. Bahagianya lagi dia tertidur saat lelah bermain gelut-gelutan denganku di tempat tidur.
Momen ini spesial banget buat aku, Khalil itu tipe anak yang susah tidur kalau gak pakai ayunan dan nenen, mana pernah dia tertidur karena kelelahan, seringnya tertidur karena nen atau dipaksa tidur pakai ayunan. Kali ini dia tertidur karena kelelahan dan tanpa nen.
Aku menyaksikan sambil ngintip-ngintip karena sebelumnya aku bermain dengan dia dalam kondisi ngantuk juga haha, kebayangkan dia manggil aku saat sedang kreyep-kreyepnya nih mata, aku sampai dipuk puk sama dia untuk menyadarkanku bahwa dia berhasil menyusun botol obat si ayah, botol sabunnya, botol vitaminnya di kusen tempat tidur.
Dan tadi proses dia tertidur, golek sana sini dideketku, terus garuk-garuk kepala, lalu perlahan matanya menutup dan pules. MasyaAllah, damai ngelihatnya :-*
Oya, ada satu lagi tips nih, aku baru sadar bisa jadi kerelaan Khalil gak nen lagi didukung oleh proses silaturahim. Dalam seminggu ini kami mengunjungi dua bayi dari temen si ayah di kampus. Nah kesempatan ini aku gunakan untuk menjelaskan bahwa ini loh adek bayi yang sering Khalil tanyakan.
‘Lihat tuh adek bayinya yang hanya bisa tidur, nangis dan pupup. Kalau Khalil kan dah bisa makan dan minum sendiri, lari-lari, jalan-jalan, dek bayi gak bisa. Trus hanya dek bayi yang nen, abang-abang gak nen lagi. Khalil abang-abang kan?’
Terus dengan nyengir Khalil jawab, ‘Dek bayiiii’
Emak langsung gubrak, haha!
Semoga bermanfaat! Semangat Menyapih Mak!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
klo saya sewaktu nyapih Asraf menggunakan JADAM, rasanya pahit dan bau sekali.
ReplyDeleteTobaaat mak, tobat daku pakai cara seperti itu huhu T_T
Delete