…ketika
kita jujur pada Allah atas target-target kita, Dia akan menggenapkannya untuk
kita. Pasti (Salim A.Fillah)
Kata bijak diatas aku
jadikan status di akun Facebookku, dan tak berapa lama muncul notif dari sebut
saja namanya Danu *emang namanya Danu
-_-* Danu ini memanggilku ‘cil’ sedangkan aku memanggil dia ‘tem’
sejarah panggilan cil dan tem itu bolehlah nanti kita adakan press conf nya yah bila ingin mengetahui
keterangan lebih lanjut *kayaknya gak penting banget deh :D*
Balik lagi ke pembahasan :D,
nah ada yang mau tahu dimana aku dapatkan kalimat bijak di atas? Yah apalagi
kalau bukan dari buku yang sedang aku baca, tulisan Ustadz Salim A.Fillah.
Awalnya sama kayak Si Tem,
aku gak ngeh dengan kalimat tersebut,
tapi mari sini aku sederhanakan kalimat bijak di atas yah dengan sebuah
pertanyaan paling popular sejak zaman dahulu kala, cita-cita kamu apa?
Semua orang sudah tidak
asing lagi dengan pertanyaan itu kan?, apalagi sejak kecil sudah disuntikkan
pertanyaan itu setiap kali jumpa dengan sanak saudara atau paling gak saat
perkenalan di sekolah. Nah, kira-kira jawaban kamu apa? Beragam ya kan? Dokter,
Polisi, Pengacara pokoknya gak jauh-jauh dari profesi, yah walaupun sebenarnya
makna cita-cita gak sesempit itu setelah aku mengenal namanya hidup dan
kehidupan *tsaahhh :D mendadak jadi sufi begini? Alias suka film – apaan sih?*
Cita-cita erat kaitannya
dengan impian, keinginan, dan satu hal manusia adalah makhluk yang paling tidak
pernah puas, betul? Untuk itu kita punya tombol untuk terus menyalakan “ingin”,
what next ? what next? Dan what next dalam hidup. Kalau gak ada impian mah gak
beda sama robot, hidup tapi gak ada nyawanya, gak ada nafsu, gak ada harapan.
Justru dengan rajin menyalakan sinyal harapan dalam hidup, hidup kita makin
lebih hidup.
Cumaaa, hanya sajaa,
ternyata cita-cita kita tadi, tidak bisa jadi sekadar, sekadar cita-cita,
sekadar ingin. Bila kita sekadar ingin, berarti kita belum benar-benar
menginginkannya dan bisa jadi juga sebab itulah Allah menunda untuk menjadikan
itu terwujud untuk kita. Nah Loh? :O
Dan, udah mau dekat ini kita
dengan inti pembahasan, jadi sebenarnya impian, cita-cita, harapan dan
kawan-kawannya itu harus kita detailkan, kita rincikan, kita buat proposalnya,
kita buat kalender kerjanya, bah udah kayak organisasi aja. Emang, kita ini
adalah organisasi, bener gak? Tersusun dari berbagai organ tubuh kan? :D ada
hal yang sebelum kita bisa mengurus orang lain, memimpin sebuah kelompok, tentu
kita harus bisa dan telah mengurus diri sendiri, mengorganisasi diri sendiri,
kenal dengan diri sendiri, dengan begitu jadi lebih mudah deh menghadapi diri
sendiri dan mengontrol diri sendiri. Masih ingatkan kata bijak yang ini, musuh
paling nyata sebenarnya itu adalah diri sendiri. Kalau bukan kita yang
menaklukkannya siapa lagi?
Termasuk urusan cita-cita,
mau jadi Penulis, cukupkah dilisan saja, aku mau jadi penulis! Lalu? *krik
krik*
Nah, rancang deh, mau jadi
penulis itu … kalau perlu buat mind map, semacam peta dia. Bila susah
mengawalinya, bisa diawali dengan pertanyaan 5W+1H dan pertanyaan tersebut
ditanyakan ke diri sendiri yah, teori itu sungguh sangat membantu. Apa itu
Penulis? Kenapa ingin jadi Penulis? Kapan kita bisa disebut jadi Penulis, buat
rincian waktunya, kalender kerja yang aku bilang tadi di awal? Dimana nanti
ruang kita bekerja? Bagaimana atau langkah apa yang membuat kita jadi penulis?
Hati-hati dalam menjawab
pertanyaan untuk diri sendiri itu, sekilas gampang, tapi agak sulit, karena
memang harus JUJUR, JUJUR pada ALLAH, artinya keinginan tersebutlah yang begitu
amat sangat kita inginkan dan yang kita tulis dan yang kita bawa dalam tiap doa
dalam sholat kita. Kalau sudah begini, apatah lagi, tunggu saja Allah akan
menggenapkan cita-cita kita untuk jadi Penulis.
Penjelasan aku tersebut
hanya contoh sederhana saja, masih banyak contoh yang lain, dan sudah aku
praktekkan, hasilnya WOW, walau gak persis sedetil yang kita tuliskan tapi
Allah mewujudkannya jauh lebih baik daripada apa yang kita detilkan. Gak
percaya?
Contoh nyatanya saja, aku
adalah orang yang hobi travelling ala
ransel gitu deh, maklum masih ya oma ya oma :D, tapi aku gak peduli, sebaik aku
punya keinginan untuk jalan-jalan, maka keinginan itu langsung aku tulis di
kertas HVS bekas dengan menggunakan krayon, keinginan itu aku tulis sekitar
awal tahun 2011, bunyinya kurang lebih seperti ini:
Aku
ingin jalan-jalan ke Barus, Padang, Sumedang, Bangka Belitung
Udah empat destinasi itu
saja di tahun 2011, eh siapa sangka di akhir 2011, ada rejeki bisa ke Barus dan
tahun 2012 ada rejeki lagi ke Padang.
Sayangnya impianku itu gak
aku detilkan, harusnya aku detilkan, misal: mau ke Barus, nah pake resep
wawancara diri lagi pake rumus 5W+1H tadi, begitu seterusnya.
Aturan mainnya versi diriku
adalah IMPIAN >
TULISKAN >>> DETILKAN >>> TEMPEL DI TEMPAT YANG GAMPANG DILIHAT >>> USAHA>>> DOA
>>> lalu perhatikan apa yang terjadi.
SEMANGAT! Karena hidup
adalah misteri, SUBHANALLAH! Kalau gak hidup itu misteri, mungkin aku gak akan
segila ini berlelah lelah demi surga di kehidupan yang lebih abadi. Akhirat!
Semoga bermanfaat, teman =)
mind map yang bagus cil..
ReplyDeletetapi untuk ku pribadi, cita citaku muncul saat aku terjun didalamnya. saat dibangku kuliah, cita cita tersebut masih ku gantung dalam lemari. nah, setelah wisuda, terjun ke dunia tersebut dan aku tertarik. sejak saat itu aku keluarkan cita citaku dari dalam lemari dan kugantung setinggi tingginya dan berlaku JUJuR akan cita citaku kepada Allah. Dan alhamdulilah, sampai saat ini aku diberi kesempatan oleh Yang Maha Tinggi untuk mengikuti tahapan ujian sertifikasi guru... terima kasih ya Allah..
mantap tem :D
ReplyDeletekalau mau lebih greget lagi masalah merancang cita2 ini ada buku2 keren:
Proposal Hidup ditulis Jamil Azzaini
Gue Never Die ditulis Salim A Fillah
Sukses terus kita ya kawan :)
Reuni nanti datangkan? tgl 11 Agsts?